Mengenal Lebih Dekat Sosok KH Muhammad Sahal Adzkiya
NU CILACAP ONLINE – KH Muhammad Sahal Adzkiya, sosok pendakwah dan guru yang santun dan penyayang. Hidupnya ia curahkan untuk berjuang membina umat. Dialah sang pendakwah dan pemerhati pendidikan dari Welahan Adipala.
Kelahiran dan Silsilah
Nama lengkapnya KH Muhammad Sahal Adzkiya atau akrab dipanggil Kiai Sahal lahir di Cilacap tepatnya tanggal 21 Juli 1945. Ayah beliau bernama KH Muhammad Minhajul Adzkiya bin KH Abdulloh Asro yang beristrikan ibu Ny Siti Nur Jauharotutauhidiyah binti Mbah Kurdi Petanahan Kebumen.
Jadi, Silsilah Kiai Sahal berasal dari Kebumen. Kiai Sahal merupakan putra ke 9 dari 12 bersaudara yakni: KH M Sa’dudin Taftazani, KH M Zumar Muzammil, KH M Nurrzamhari Attabik, Siti Dzakiroh, KH M Hamam Dzarkasyi, KH M Charits Wajhuddin, M. Tontowi Jauhari, KH M Su’adza Adzkiya, KH M Sahal Adzkiya, Syafii, Ny Hj Mas’adah Adzkiya, Ny Hj Masrochah.
Ayah Kiai Sahal yakni Kiai Minhajul Adzkiya merupakan salah satu tokoh pioneer berdirinya Nahdlatul Ulama di daerah Cilacap.
Kiai Sahal sendiri merupakan Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) daerah Adipala. Kiai Sahal juga adik dari KH Su’ada Adzkiya yang merupakan Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap. Hal ini menunjukan bahwa darah Nahdlatul Ulama telah melekat dalam diri keluarga Kiai Sahal.
Baca juga Gus Mus Rais Aam PBNU Gantikan Kiai Sahal Mahfudz
Riwayat Pendidikan
Kiai Sahal mulai menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) atau setingkat dengan SD. Pada saat
kelas 6 SR Kiai Sahal pindah belajar di daerah Wonosobo sampai SMP kelas 2. Pada saat naik kelas 2 Kiai Sahal pindah ke Jawa Timur tepatnya tahun 1959 untuk meneruskan belajar, Kiai Sahal mondok di daerah Bendo Pare Kediri di bawah asuhan KH Khayatul Makki.
Pada waktu di pondok Bendo kecerdasaan Kiai Sahal sudah terlihat. Terbukti di pondok Bendo beliau langsung masuk ke kelas dua madrasah diniyah, padahal Pondok Bendo tidak sembarangan dalam memasukan santri jika naik ke kelas berikutnya.
Hal ini menunjukkan bahwa Kiai Sahal bukan santri biasa. Beliau dianggap mumpuni untuk langsung loncat kelas di atasnya. Kiai Sahal mondok tidak hanya mondok namun juga meneruskan pendidikan ke perguruan tinggi sampai mendapat gelar B A.
Selain mondok di bendo Kiai Sahal juga menempuh pendidikan di perguruan tinggi tepatnya di IAIIT Tribakti Kediri jurusan Syariah 2.
Pada tahun 1982 Kiai Sahal diangkat oleh masyarakat menjadi Kiai di daerah Welahan Kecamatan Adipala, karena keistiqomahan beliau dalam beribadah dan kedalaman ilmu pengetahuan yang beliau miliki dan juga atas restu dari Romo KH Mustolih Badawi Kesugihan dan KH Hisyam Zuhdi Leler.
Ketika awal menjadi Kiai ada sebagian orang yang tidak menyukai Kiai Sahal mereka tidak segan meneror Kiai Sahal baik secara terang terangan maupun sembunyi sembunyi.
Namun hal ini disikapi Kiai Sahal dengan cara santun, Kiai Sahal tidak memperdulikannya dan beliau tetap menjadi pribadi yang istiqomah dalam membina masyarakat tidak terpengaruh dengan hal tersebut, sehingga perlahan orang orang tersebut pun hilang karena Kiai Sahal lebih memilih
berdakwah dengan memberikan uswatun hasanah daripada membalasnya.
Keseharian
KH Sahal Adzkiya seperti lazimnya Kiai Pesantren kesehariannya adalah mengajar santri sejak shubuh mengajar mengaji para santri. Siang hari untuk mengajar di sekolah dan aktif menjadi imam sholat, serta mengisi pengajian di berbagai daerah.
Kiai Sahal Adzkiya juga merupakan Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Adipala, Cilacap Beliau aktif dalam mengikuti keorganisasian NU.
Kiai Sahal juga aktif mengikuti kegiatan kemasyarakatan meskipun kadang dianggap tabu diikuti oleh Kiai seperti sedekah laut, sedekah bumi. Juga mampu merangkul semua golongan dan tidak membeda-bedakan.
Pemikiran dan prinsip
Kiai Sahal adalah sosok Kiai yang berfikiran maju beliau termasuk sosok yang sangat berperan bagi kemajuan umat. Terutama di desa welahan. Kiai sahal adalah sosok Kiai yang mampu mensinergikan antara ilmu agama dan ilmu umum.
Hal ini dibuktikan dengan peran beliau dalam perkembangan sekolah formal dan peran di pondok pesantren. Perjuangan Kiai Sahal dalam membina masyarakat terhitung sudah sekitar 50 tahun hingga saat ini sudah mulai terlihat hasil yang membanggakan. Baik di bidang formal maupun di bidang keagamaan yang semakin aktif dan maju.
Kiai Sahal juga berpesan bahwa seorang Kiai harus bisa membersamai masyarakat, bisa mengayomi masyarakat, bisa saling percaya dengan masyarakat, agar tercipta kemaslahatan bersama.
Kiai Sahal mencontohkan ketika beliau membangun MI atau bangunan untuk kemaslahatan lain dibangun tanpa menggunakan proposal, dananya murni dari gotong royong masyarakat. Karena antara Kiai dan masyarakatnya bisa berjalan beriringan sehingga akan memudahkan segala sesuatu.
Pandangan lain dari beliau khususnya bagi para santri adalah jika ingin sukses dalam belajar maka istiqomahlah dalam berjamaah dan mengaji hal demikian merupakan kunci kesuksesan para santri.
Hubungan dengan masyarakat
Kiai Sahal di mata masyarakat merupakan sosok yang disegani dan dihormati, karena kepribadian beliau yang mulia. Kiai Sahal adalah sosok yang mengayomi masyarakat tidak memandang status sosial baik itu dari masyarakat miskin maupun orang kaya.
Ketika beliau diundang acara dimasyarakat jika tidak ada udzur syar’I beliau pasti hadir, di masyarakat beliau juga mempunyai pengajian rutinan yang istiqomah seperti; Jumat Pon untuk pengajian ibu muslimat, Selasa Pahing di lingkungan masyarakat umum bergilir, tiap tanggal 15 atau setengah bulan mengadakan kegiatan lailatul ijtima yang diisi dengan mujahadah shalawat Nariyyah 4444x.
Salah satu yang mengaggumkan dari Kiai Sahal adalah waktu mengadakan rutinan di masyarakat beliau sangat semangat dan istiqomah walaupun terkadang yang hadir sedikit, namun tidak menyurutkan semangat Kiai Sahal dalam membimbing masyarakat.
Hal ini patut kita contoh betapa Kiai Sahal sangat istiqomah dan semangat dalam mengajarkan ilmu Allah di masyarakat.
Baca juga Mengenang Nyai Hj Nafisah Sahal Mahfudz, Mustasyar PBNU
Hubungan dengan keluarga
Kiai Sahal dimata keluarga adalah sosok yang sangat istiqomah, beliau adalah sosok pemimpin keluarga yang bertanggung jawab. Juga sosok pekerja keras, tidak pernah mengeluh dihadapan keluarga, dan bisa menjadi suri tauladan bagi keluarga.
Kiai Sahal bukanlah tipe Kiai yang duduk manis menerima amplop dari tamu, KH Sahal Adzkiya adalah sosok pekerja keras, beliau pernah berjualan telor dari warung ke warung untuk menafkaih keluarga.
Meskipun terkenal berwibawa, namun Kiai Sahal terhadap keluarga sangat akrab dan penyayang. Kiai Sahal mukim dari pondok pesantren pada tahun1972 dan langsung menikah dengan wanita shalihah bernama Nyai Khozanah dan dikaruniai 7 anak; 3 laki-laki dan 4 perempuan sebagai berikut:
a. Uswatun Hasanah
b. Umi Sa’adah
c. Ahmad Ubaidillah
d. Ahmad Usamatuddin Makky
e. Siti Nur Jauharotut Tauhidiyah
f. Sitta Umdatul Millati
g. M Ulul Azmi
Hubungan dengan Guru
Kiai Sahal adalah orang yang sangat patuh pada gurunya, sejak masih di pondok Bendo Pare Kediri Kiai Sahal sudah menjadi orang kepercayaan Kiainya yakni Syekh Hayatul Makki. Kiai Sahal dipercaya oleh Syekh Hayat untuk menjadi pengurus sekaligus mengajar di pesantren dan di sekolah.
Selain di Pondok Bendo Guru Kiai Sahal juga ada di kesugihan maka ketika Kiai Sahal mendirikan lembaga pendidikan atas arahan dari Kiai Kesugihan dan mengikuti sistem dan menginduk di yayasan Ya bakii, sebuah yayasan yang didirikan oleh masyayikh Kesugihan. ini menjadi bukti betapa Kiai Sahal sangat patuh dan mengikuti guru-gurunya.
Dari sini, Kiai Sahal meriintis berdirinya Pondok Pesantren Putra Putri Raudlatul Huda Welahan Wetan.
Selain pesantren, beliau juga mendirikan lembaga pendidikan formal yaiti TK Masyitoh, MI Ya BAKII, MTs Raudlatul Huda, dan MA Raudlatul Huda.
Hubungan dengan santri
Hubungan KH. Muhammad Sahal Adzkiya dengan santri sangat dekat, Kiai Sahal merupakan sosok yang mengayomi para santri, Kiai Sahal meskipun sosok ulama yang kharismatik.
Baca juga Inilah Isi Khutbah Iftitah Rais Syuriyah NU Cilacap
Beliau tidak sungkan mengajar Alif, Ba, Ta pada santri junior, sungguh suatu hal yang tidak semua orang mau melakukan. Kiai Sahal adalah sosok Kiai yang menghormati para santri.
Beliau memanggil santrinya dengan sebutan kang, tidak memanggil langsung namanya, bukti betapa beliau menghormati santrinya, dan ketika bicara halus tidak kasar. Kiai Sahal juga sosok yang bijaksana pada para santrinya.
Ketika santrinya berbuat salah Kiai Sahal akan mengingatkanya dengan bijak, dinasihati tidak dipermalukan di depan umum.
Kiai Sahal juga sosok yang sepenuh hati mendidik para santri, Kiai Sahal selalu mengingatkan para santri agar giat jamaah. Bahkan tak jarang Kiai Sahal terjun sendiri membangunkan para santri.
Kiai Sahal ketika mengajar santri lebih menyukai mengajar dengan kitab-kitab kecil yang menjadi dasar seperti Safinah Najah, Sulam Munajat, Sulam Taufiq. Meski kitab kecil namun Kiai Sahal menjelaskan dengan detail dan gamblang sehingga para santri mudah memahaminya.
Selain mengajarkan ilmu pengetahuan Kiai Sahal juga mengajarkan bagaimana berakhlakul karimah yang baik. Beliau sering mencontohkan dengan kepribadian beliau yang bisa menjadi cerminan oleh para santri dan juga suri tauladan.
Penulis: Miftahul Khoiri
Editor: Naeli Rokhmah
Narasumber: Gus Ubaidillah. KH Zaenuri, Bapak Mu’awan, Kiai Syaerozi, Ust. Burhanudin, KH Maftuh. Artikel ini adalah pemenang juara harapan 1 sayembara menulis feature alim ulama yang diselenggarakan PCNU Cilacap dalam rangka Hari Santri Nasional tahun 2024.