Mbah Benu, Sudahi Kontroversi, Komitmen Jaga Ajaran Islam Dan NKRI
Yogyakarta, NU CILACAP ONLINE – KH Ibnu Hajar Pranolo atau Mbah Benu pimpinan Jamaah Aolia Gunungkidul menyatakan sudahi kontroversi, berkomitmen kembali pada ajaran Islam yang benar yakni Al-Qur’an dan Hadits, juga komitmen untuk menjaga persatuan dan keutuhan NKRI tanpa membuat ucapan, maupun tindakan meresahkan, kontroversial.
Demikian hasil pertemuan dirinya dengan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Daerah Istimewa Yogyakarta (PWNU DIY) yang berlangsung di rumahnya, di Padukuhan Panggang III, Kelurahan Giriharjo, Panggang, Kabupaten Gunungkidul, Ahad (07/4/2024).
Dalam acara itu hadir dari PWNU DIY antara lain KH Fajar Abdul Bashir (Wakil Katib Syuriah), Dr Hifdzil Alim (Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum) dan Dr Anis Masduki (Ketua Lembaga Bahtsul Masail), Ketua PCNU Gunungkidul KH Sa’ban Nuroni.
Pertemuan berlangsung sehubungan dengan testimoni vidio tentang penetapan awal Ramadan dan awal Idul Fitri 1445 H oleh KH Ibnu Hajar Sholeh Pranolo atau Mbah Benu yang viral, kontroversial, dan meresahkan masyarakat.
Maka kehadiran PWNU DIY dikandung maksud guna mengajak kepada Mbah Benu untuk kembali kepada ajaran yang dibenarkan dalam Islam yakni al-Haq (al-Ruju’ ilal Haq), khususnya terkait dengan: pertama, dialog “kontak” (telepon) dengan Gusti Allah, dan kedua, penetapan awal ramadhan serta awal syawwal yang tidak sesuai dengan akidah dan syari’ah.
Juga meminta kepada Mbah Benu untuk tidak mengajarkan paham yang bertentangan dengan akidah Islam, khususnya aqidah ahlussunnah wal jamaah An-nahdliyah. (Aswaja NU).
Upaya dialog PWNU DIY dengan Mbah Benu di Gunungkidul, melahirkan komitmen dan disepakati bahwa keyakinan agama yang beliau ikuti hanya akan dipakai beliau sendiri tanpa mengajak jamaah serta masyarakat.
Dan Mbah Benu berpesan pada masyarakat untuk mengikuti Keputusan Pemerintah dalam hal Keputusan awal dan akhir Ramadhan.
Oleh karenanya PWNU DIY resmi bersurat kepada Mbah Benu sebagai nota kesepakatan, guna jaga komitmen tersebut.
Surat yang ditandatangani KH Mas’ud Masduki (Rais Syuriah), KH Muhtar Salim (Katib), Dr KH A Zuhdi Muhdlor MHum (Ketua Tanfidziyah) dan Dr KH Muhajir (Sekretaris Tanfidziyah). (IHA)
Baca juga Mbah Benu, Catatan Klarifikasi Dan Mitigasi PWNU DIY