Khutbah Jumat; Membangun Kejayaan Maritim Indonesia

Tanggung Jawab Bersama Untuk Kemakmuran Bangsa

NU CILACAP ONLINE – Di dalam perairan negara kita, tersimpan sumber daya alam yang begitu melimpah, laut kita kaya akan ikan, terumbu karang, minyak, gas, dan mineral lainnya. Sebagai negara yang terletak di antara dua samudera, Indonesia berperan sebagai poros maritim dunia dan jalur perdagangan internasional. Dalam khutbah kali ini mengetengahkan judul ‘Membangun Kejayaan Maritim Indonesia, Tanggung Jawab Bersama Untuk Kemakmuran Bangsa’

Khutbah I

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الْمُرْسَلِيْنَ، سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
 فَيَا عِبَادَ اللهِ  أُصِيْكُمْ وَ إِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ ، فَقَدْ قَالَ اللهُ فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ:
 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وَفِي آيَةٍ أُخْرَى، قَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى: وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.
فَإِنَّ اللهَ تَعَالَى قَدْ مَنَحَ إِنْدُوْنِيْسِيَا نِعْمَةً عَظِيْمَةً بِمَوَارِدِهَا الْبَحْرِيَّةِ الْوَاسِعَةِ، وَهُوَ أَمْرٌ يَجِبُ أَنْ نَسْتَخْدِمَهُ بِحِكْمَةٍ لِتَحْقِيْقِ الْمَصْلَحَةِ الْعَامَّةِ.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Indonesia yang dua pertiga wilayahnya adalah perairan memiliki lebih dari 17.000 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 KM membuat negara kita memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia.

Di dalam perairan negara kita, tersimpan sumber daya alam yang begitu melimpah, laut kita kaya akan ikan, terumbu karang, minyak, gas, dan mineral lainnya. Sebagai negara yang terletak di antara dua samudera, Indonesia berperan sebagai poros maritim dunia dan jalur perdagangan internasional.

Ini adalah peluang besar untuk meningkatkan perekonomian. Pesona alam bawah laut kita menjadi magnet bagi para wisatawan global, seperti yang dapat ditemukan di Raja Ampat Papua dan Bunaken Sulawesi.

Selain itu, Jawa Tengah juga memiliki tempat-tempat menawan seperti Teluk Penyu, Karang Bolong, dan Pantai Suwuk, yang menawarkan pesona luar biasa bagi para wisatawan. Baca juga Khutbah Jumat; Memaknai Jihad Yang Lebih Membumi

Allah swt berfirman dalam Qs. An Nahl ayat 14:

وَهُوَ الَّذِيْ سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوْا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَّتَسْتَخْرِجُوْا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُوْنَهَاۚ وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيْهِ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: “Dialah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging yang segar (ikan) darinya dan (dari lautan itu) kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu (juga) melihat perahu berlayar padanya, dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.” (Qs. An nahl:14)

Sumber daya alam yang melimpah dari laut, anugerah yang diberikan oleh Allah, telah menjadikan nenek moyang kita dikenal sebagai bangsa maritim yang ulung dan pelaut yang handal. Baca Juga Jalmi Anu Husnul Khatimah

Sejak abad ke-9 Masehi, nenek moyang kita telah berlayar jauh menguasai lautan Nusantara. Ke arah utara, mereka menjelajahi Laut Tiongkok; ke barat, mereka melintasi Samudra Hindia hingga sampai ke Madagaskar; dan ke timur, perjalanan mereka mencapai Pulau Paskah. Baca juga Khutbah Jumat;  Keutamaan Puasa Sunat Dina Syawal

Semakin meningkatnya aktivitas pengangkutan komoditas perdagangan melalui laut mendorong lahirnya berbagai kerajaan di Nusantara yang bercorak maritim, dilengkapi dengan armada laut yang besar dan tangguh.

Bercermin pada sejarah, Indonesia perlu mengembangkan jati diri bangsa sebagai Negara Maritim bukan hanya sebagai negara agraris.

Beranjak dengan visi yang strategis, cerdas dan kreatif untuk keluar dari paradigma agraris tradisional ke arah paradigma maritim yang rasional dan berwawasan global.

Tanpa tindakan nyata, kesuksesan masa lalu hanya akan menjadi cerita kosong jika kepemimpinan Indonesia tidak segera menerapkan Visi Negara Maritim.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Dengan luas wilayah laut yang lebih memenuhi daripada daratan, Indonesia justru kurang memberikan perhatian pada potensi kelautan.

Ini merupakan salah satu simpulan yang dapat ditarik dari tinjauan singkat terkait arah dan kebijakan pemerintah dalam mengelola negara ini.

Oleh karena itu, munculnya ungkapan “negara kelautan namun berorientasi daratan” menjadi suatu kenyataan yang tidak dapat disangkal.

Indonesia memiliki potensi perikanan terbesar di dunia, dengan kekayaan ikan yang melimpah. Namun, yang terjadi justru nelayan kita hidup dalam kemiskinan.

Mereka kesulitan mengakses teknologi modern, tidak memiliki kapal yang layak dan kurang menikmati harga pasar ikan yang baik. Padahal, Rasulullah SAW mengingatkan kita dalam sabdanya:

Sementara itu, kapal-kapal asing dengan leluasa mengeksploitasi sumber daya ikan kita, bahkan sering kali melakukan illegal fishing.

Jika dikelola dengan baik, sektor perikanan memiliki potensi luar biasa untuk menjadi pilar penopang ekonomi nasional..

Keindahan alam bawah laut Indonesia sudah diakui dunia. Surga bawah laut yang kita miliki sangat banyak.

Namun sayangnya, pengelolaan wisata bahari kita masih jauh dari optimal. Sayangnya, masih banyak destinasi wisata yang belum tereksplorasi atau bahkan rusak akibat eksploitasi berlebihan dan rendahnya kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Data dari World Economic Forum memperkuat hal ini, dengan menempatkan Indonesia pada peringkat ke-40 dari 140 negara dalam hal infrastruktur pariwisata.

Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menunjukkan bahwa 36% terumbu karang di Indonesia berada dalam kondisi rusak akibat dari eksploitasi yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal, serta pencemaran..

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Betapa besar potensi maritim Indonesia dan tantangan yang dihadapi, kini saatnya kita bergerak bersama untuk mencari solusi dan mengambil langkah konkret.

Allah SWT telah memberikan kita nikmat yang luar biasa melalui laut, dan kini tugas kita adalah mengelolanya dengan bijak untuk kemaslahatan umat dan kemajuan bangsa. Diantara hal yang bisa dilakukan adalah:

Pertama, kita perlu memperkuat infrastruktur maritim. Pembangunan pelabuhan, kapal, dan jaringan logistik seharusnya mengikuti standar yang berlaku secara internasional.

Kedua, meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dan pelatihan di bidang maritim harus menjadi prioritas.

Pemerintah dan swasta harus bekerja sama membuka pendidikan maritim dan memberikan beasiswa bagi generasi muda yang ingin mendalami ilmu kelautan.

Di samping itu, penting untuk meningkatkan pelatihan bagi para nelayan agar mereka dapat memanfaatkan teknologi modern dan meningkatkan produktivitas hasil laut.

Ketiga, kita harus melindungi ekosistem laut dari kerusakan. Eksploitasi berlebihan, penangkapan ikan dengan bahan peledak, dan pencemaran laut harus dihentikan.

Pemerintah perlu menegakkan regulasi yang ketat dan memberikan sanksi tegas bagi pelaku perusakan lingkungan.

Program rehabilitasi terumbu karang dan penanaman mangrove juga harus diperkuat guna menjaga kelestarian laut kita.

Keempat, wisata bahari harus dikelola dengan prinsip berkelanjutan. Destinasi wisata seperti Raja Ampat di Papua dan beberapa lokasi di Jawa Tengah, misalnya Teluk Penyu, Pantai Tanjung Gelam, dan Pantai Karang Bolong, harus dijaga dari kerusakan.

Pemerintah dan masyarakat setempat harus bekerja sama membangun infrastruktur yang ramah lingkungan, seperti penginapan berbasis eco-tourism dan fasilitas wisata yang tidak merusak alam.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Kekuatan maritim Indonesia merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3) disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.

Senada dengan pengelolaan hal tersebut, Rasululullah SAW bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ الْإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ…

Artinya: bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Imam adalah pemimpin yang akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya…. (Muttafaqunalaih. Sahih Buhari No. 844 & Sahih Muslim No. 3408)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Membangun maritim Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua.

Sebagai umat Islam, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga amanah Allah dan memanfaatkan nikmat-Nya dengan penuh kebijaksanaan.

Mari kita bersinergi, dimulai dari hal-hal kecil seperti memperhatikan kesejahteraan nelayan, meningkatkan kualitas sumber daya masyarakat pesisir, tidak membuang sampah ke laut, hingga mendorong kebijakan yang mendukung sektor maritim.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
فَاسْتَخْدِمُوْا نِعْمَةَ الْبَحْرِ بِحِكْمَةٍ وَعَدْلٍ لِتَحْقِيْقِ الْمَصْلَحَةِ لِلْأُمَّةِ،
 وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ سَائِلُكُمْ عَنْ هٰذِهِ النِّعْمَةِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah II

 اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى،
 وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

 اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،
اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ،َعنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، ربّنا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا با الحقّ وَاَنْتَ خيرُالفا تِحين. ربّنا اتنا فى الدّنيا حسنه وفى الاخرة حسنه وقنا عذابالنّار.
 عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ  وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Kontributor: Saeful, Sekretaris LDNU Cilacap

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button