Kabar Duka Wakil Ketua Lesbumi PBNU Ki Jumali Darmo Kondo Berpulang

NU CILACAP ONLINEInna lillahi wa inna ilaihi rajiun, Kabar duka datang dari keluarga besar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Ki Jumali Darmo Kondo, salah satu pengurus Lesbumi PBNU, wafat.

Ki Jumali yang berposisi sebagai wakil ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU periode lalu (2015-2021) berpulang ke Rahmatullah pada Ahad (5/5/2024) siang, sekitar pukul 12.50 WIB.

Kabar wafatnya aktivis Seni Budaya NU menyebar luas dengan cepat lewat grup Whatsapp dan media sosial lainnya mengagetkan kalangan nahdliyin terutama Lesbumi Sejagat raya.

Wakil Sekretaris Lesbumi PBNU KH Abdullah Wong menyampaikan, dirinya kaget sekali mengetahui kabar aktivis Lesbumi Senior itu wafat.

“Seakan tak percaya, tadi pagi saya masih sempat membaca story WAnya,” ucapnya kepada NU Cilacap Online, Ahad (05/05/2024).

Ki Ardhi Purboantono, punggawa Lesbumi PBNU, salah satu Sahabat karib almagfurlah, mengenang komunikasi terakhirnya dengan Ki Jumali.

“Tadi pagi saya masih video callan dengan lek Jum (Ki Jumali), kami guyon, dan tidak mengira itu perjumpaan terakhir kami, dan selalu dialog kami diakhiri tepuk tangaaaannn,” kenangnya pilu.

Ki Jumali wafat saat ia sedang dalam perjalanan menuju kegiatan akbar Harlah Lesbumi ke-64 dan Rakornas ke-IV di Ambarbinangun Yogyakarta, dan beberapa jam sebelumnya sempat bersemangat berkomunikasi melalui grup Whatsapp Lesbumi Sejagat.

Ia meninggal dunia di sebuah warung kopi di Kepanjen Malang, tempat yang biasa menjadi lokasi berkumpul dan berdiskusi bersama koleganya.

Ketua Lesbumi PBNU, KH Jadul Maula, menandaskan visi yang diemban oleh almagfurlah Ki Jumali Darmo Kondo dengan menegaskan pentingnya kesenian dalam berdakwah.

“Para waliyullah sudah menciptakan kesenian tanpa teks yang mampu mengkondisikan masyarakat kita berislam dengan santun. Di dunia yang penuh kekacauan ini, kita mengemban tugas dakwah melalui seni budaya,” ucapnya.

Dikatakan bahwa kepergian Almagfurlah Ki Jumali Darmo Kondo, meninggalkan kesan mendalam bagi dunia seni budaya, khususnya bagi NU.

Sosoknya yang selalu bersemangat dalam memperjuangkan kebebasan berekspresi dan kreativitas seni akan selalu dikenang sepanjang masa.

Seniman yang dijuluki “Dalang Wolak Walik” dengan joki jangan lupa: “TEPUK TANGAAAAN” telah menghembuskan napas terakhirnya dikabarkan akibat sakit jantung dan di makamkan di Ngadilangkung, Malang.

Ki Jumali Darmo Kondo termasuk budayawan dan seniman yang produktif.

Kepiawaiannya bermusik dan mendalang ia tampilkan di berbagai acara dan memukau para pendengar, di antaranya Presiden Jokowi, dan Ketua Umum PBNU demisioner KH Said Aqil Siroj, KH Yahya Cholil Syaquf dan tokoh-tokoh lainnya.

Ki Jumali Darmo Kondo

Almagfurlah Ki Jumali Darmo Kondo dikenal luas sebagai aktivis kebudayaan Lesbumi NU, pada saat pro-kontra terkait RUU Permusikan dirinya salah seorang yang paling lantang mengkritisi adanya RUU Permusikan yang jangan sampai Membatasi Kreativitas Seni.

Melansir NU Online diberitakan pada forum pembahasan Focus Grup Discussion Pra-Munas dan Konbes 2019 NU lalu di Gedung PBNU. Senin (11/2/2019) lalu.

Dalam diskusi tersebut Wakil ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PBNU periode 2015-2022 almagfurlah Ki Jumali Darmo Kondo mengatakan bahwa musik merupakan hasil kreativitas yang tanpa batas, sehingga pembatasan merupakan upaya yang ‘merendahkan’ musik.

“Tolak (upaya merendahkan musik). Tidak jelas itu,” tegas Ki Dalang Jumali di gedung PBNU.

Sebab menurutnya, shalawat saja yang dilantunkan dengan lagu koplo tetap terasa nikmat, terlepas adanya kontroversi di kalangan kiai tentang melantunkan shalawat dengan cara tertentu.

“Hal yang unpredictable (tidak terprediksi) itu tidak bisa dibatasi,” terangnya.

Meskipun demikian, almagfurlah Ki Jumali berpandangan bahwa perundang-undangan boleh saja mengatur urusan musik.

“Tapi hanya mengatur buruh musik dan produksi musik,” ujarnya.

Lebih lanjut, almagfurlah juga mempertanyakan perihal sertifikasi bagi pemusik.

Sebab, perlu pendalaman mengingat siapa pengujinya dan sebagainya.

“Kalau dikasih sertifikasi emang mau digaji?” tanyanya.

RUU ini sejak diusulkan oleh para anggota DPR yang berlatar belakang pemusik atau seniman saat itu seperti di antaranya adalah Anang Hermansyah dkk.

Sejak itu RUU tersebut hingga kini menuai polemik mengingat pasal-pasalnya dinilai oleh banyak musisi membatasi proses kreativitas.

Selamat Jalan ki.. Kekasih Telah Kembali.. Kalau malaikat datang… Jangan lupa:
*TEPUK TANGAAAAN* katamu di suatu waktu. Lahu Alfatihah..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button