Gus Ubed Ingatkan Maklumat KH Muhammad Hasyim Asy’ari

NU CILACAP ONLINE – KH Ubaidulloh Shodaqoh (Gus Ubed) menyatakan, Maklumat KH Mohammad Hasyim Asy’ari sudah disampaikan jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia diproklamirkan 17 Agustus 1945, oleh Rais Akbar Jamiyyah Nahdlatul Ulama KH Mohammad Hasyim Asy’ari yang terbit pada tahun 1335 H.

Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Ulama Jawa Tengah menyatakan hal tersebut di hadapan enam puluhan Ulama dan Kiai Pengasuh Pondok Pesantren se Kabupaten Cilacap di Aula Pondok Pesantren Putri Al Hidayah Kroya, Cilacap, Sabtu (15/8/2020).

“Maklumat ini terbit pada tahun 1335 H. Naskah Maklumat Kami peroleh dari KH Mustofa Bisri (Gus Mus). Dan Kami diberi amanat oleh beliau untuk menyampaikannya kepada para Alim Ulama dalam Jamiyyah Nahdlatul Ulama dan kepada warga NU,” ungkap KH Ubaidullah Shodaqoh.

Dia menyampaikan Maklumat Mbah Hasyim Asy’ari dalam rangka mengingatkan. Sebab dokumen maklumat tersebut masih belum banyak yang mengetahui, termasuk para Ulama di lingkungan organisasi NU.

Menurut KH Ubaidulloh Shodaqah, ada tiga butir (nuqthah) maklumat yang posisinya sangat penting sebagai pedoman pengurus NU dalam menjalankan dan mengelola organisasi.

Maklumat KH Mohammad Hasyim Asy’ari ini adanya bersifat tetap sejak disampaikan oleh Mbah Hasyim. Juga berlaku secara terus menerus dan tidak terputus. Pengurus NU di tingkatan yang ada, boleh melaksanakan tajdid, tapi tidak boleh memutus aktifitasnya dengan tiga isi dari maklumat yang merupakan Garis Muassis ini,” katanya.

Pertama, tujuan NU adalah mempersatukan barisan Ulama dan mengikatnya dengan satu ikatan. Sungguh tidak diragukan lagi bahwa persatuan dan kesepakatan adalah senjata ampuh yang dimiliki oleh manusia untuk menggapai tujuan-tujuannya.

Pada point pertama ini, Gus Ubed –panggilan akrab KH Ubaidulloh Shodaqoh—menekankan bahwa ikatan dalam Jamiyyah NU bersifat membariskan. “Melalui Nahdloh, barisan Ulama Jamiyyah NU bergerak. Gerakannya ini bersifat terus menerus dan tidak keluar dari bingkai atau ikatan yang sudah ditetapkan,” katanya

Gus Ubed juga mengingatkan, jika Ulama-Ulama berhimpun dengan kokoh dalam Jamiyyah Nahdlatul Ulama, maka akan banyak sekali bahaya yang bisa dihindari.

“Utamanya adalah bahaya yang mengancam persatuan dan kesatuan. Apalagi dalam konteks Negara Kesatuan republik Indonesia saat ini, di mana banyak sekali pihak yang terus mengusik barisan Ulama di dalam organisasi NU dan mengancam persatuan dan kesatuan internal NU” katanya.

Point kedua maklumat Mbah Hasyim antara lain berbunyi; Sesungguhnya jamiyyah kita sangat membutuhkan sumbangan tenaga para pegiat organisasi yang tangguh. Allah SWT telah berfirman yang artinya; “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah dan rasul-Nya, maka Allah akan menolongmu untuk mengalahkan musuhmu dan Allah akan mengukuhkan kedudukanmu dalam pertempuran (QS. Muhammad:7)

Masih menurut bunyi Maklumat, Mbah Hasyim Asy’ari menyatakan “pertolongan pada Allah itu dengan meluhurkan kalimat-Nya, dakwah dengan sempurna dan membela kehormatannya. Demikian itu tidak akan terlaksana kecuali kita betul-betul mematuhi ketentuan yang terdapat dalam muqarrarat yang telah kita sepakati bersama”.

Bagi Gus Ubed, pesan Maklumat butir ke dua ini berhubungan dengan ketahanan organisasi NU, ketahanan para Ulama yang berkhidmah di dalamnya dan ketahanan aturan dalam berorganisasi.

“Kemandirian organisasi NU menjadi tolak ukur ketangguhan. Ketaatan pada aturan organisasi juga merupakan pilar ketangguhan. Organisasi NU di tangan para Alim Ulama harus mampu mempengaruhi, bukan melulu dipengaruhi. Harus mampu mendorong kebijakan-kebijakan, terutama kebijakan pemerintah untuk kemaslahatan umum,’ ungkapnya.

Pada Maklumat butir ketiga, Mbah Hasyim Asy’ari menyatakan; “sesungguhnya organisasi kita yang diberkahi telah memperoleh simpati orang umum. Demikian tiada lain karena organisasi ini bergerak untuk kemaslahatan dan kebaikan dunia akhirat mereka…”.

Bagi Gus Ubed, Maklumat ini memberikan amanah sekaligus tantangan bagi Jamiyyah NU. Banyak harapan yang disampaikan oleh masyarakat agar NU mengambil peran yang lebih baik dan lebih strategis. Tidak hanya masalah diniyah, keagamaan, melainkan juga masalah ijtimaiyyah, sosial kemasyarakatan, bahkan siyasah, atau politik dan kebijakan.

“Saat ini, tauhidushufuf al Ulama, kesatuan barisan Ulama semakin dibutuhkan. Keberadaannya di dalam jamiyyah NU harus dikuatkan agar semakin tangguh dan kepercayaan masyarakat terhadap organisasi NU semakin meningkat,” kata Gus Ubed.

Gus Ubed berharap kepada para Alim Ulama yang hadir untuk menangkap kembali amanah dari Maklumat KH Mohammad Hasyim Asyari dan menjadikannya ruh baru dalam berorganisasi.

Baca juga  Mengukur NU dari 3 Butir Maklumat Hadlratussyekh Hasyim Asy’ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button