Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
NU CILACAP ONLINE – 12 Rabiul Awal umat Islam Indonesia bahkan dunia secara masif, dan sudah mentradisi. Adakan perayaan hari kelahiran Nabi Agungnya. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Umat Islam menyadari hal itu merupakan ‘anjuran’ dari sejumlah ayat Al Qur’an dan hadits Nabi yang menjelaskan laku budaya menjalani tradisi peringatan Maulid Nabi ini.
Firman Allah SWT dalam Surat Yunus Ayat 58, menganjurkan untuk gembira, bersukacita atas datangnya bulan maulid, hari kelahiran kanjeng Nabi Muhammad SAW :
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
“Katakanlah (Muhammad SAW), dengan anugerah Allah dan atas segala rahmatNya hendaklah semua menyambut dengan senang dan gembira.” (QS. Yunus: 58).
Wujud Cinta Nabi SAW
Perayaan wujud cinta pada keagungan kanjeng Nabi melalui peringatan maulid Nabi Muhammad SAW pun dengan beragam acara, berbagai kegiatan pun dirayakan.
Masyarakat berkumpul untuk mengaji, membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an, bershalawat, menghidupkan majlis taklim dengan mengisahkan sejarah dan perjuangan Nabi sejak kelahirannya hingga wafatnya.
Adapula dengan perayaan memberi sedekah berupa makanan, sidekah kupat, sedekah gunungan, maupun hidangan lainnya. Demikian merupakan perbuatan yang baik, tergolong bid’ah hasanah.
Bagi umat Islam yang memperingatinya baik yang mengadakan ataupun menghadirinya, akan mendapatkan pahala dan berkahnya.
Mengapa? karena perbuatan amaliyah itu merupakan penanda cerminan wujud cinta, kecintaan umat Islam kepada Nabinya, Rasulullah Muhammad SAW.
Sabda Nabi Muhammad SAW.
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
“Barang siapa yang mencintaiku maka ia akan berkumpul bersamaku, dalam surga”.
مَنْ عَظَّمَ مَوْلِدِىْ كُنْتُ شَفِيْعًا لَهُ يَـوْمَ الْقِيَا مَةِ. وَمَنْ أَنْفَقَ دِرْهَمًا فِى مَوْلِدِى فَكَأَ نَّمَا اَنْفَقَ جَبَلاً مِنْ ذَ هَبٍ فِى سَبِيْلِ اللهِ
“Barangsiapa yang memuliakan (memperingati) hari kelahiranku maka aku akan memberinya syafa’at pada hari kiamat. Dan barang siapa memberikan infak satu dirham untuk memperingati kelahiranku, maka akan mendapat pahala seperti memberikan infak emas sebesar gunung fi sabilillah.
Sahabat Abu Bakar Ash-Shidiq berkata :
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang memberikan infak satu dirham untuk memperingati kelahiran Nabi SAW, akan menjadi temanku masuk surga”.
Sahabat Umar Bin Khatthab berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
“Barang siapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, berarti telah menghidupkan Islam”.
Sahabat Ali Bin Abi Thalib berkata :
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
“Barang siapa yang memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, apabila pergi meninggalkan dunia pergi dengan membawa iman”.
Dengan demikian maka hukum merayakan Maulid Nabi adalah boleh dan tidak termasuk bid’ah dhalalah (mengada-ada yang buruk). Hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bid’ah hasanah (sesuatu yang baik).
Rasulullah SAW sendiri memperingati hari kelahirannya dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa secara rutin pada hari senin yang adalah hari kelahirannya.
Nabi Muhammad SAW berpuasa setiap hari Senin sebagamana hadits riwayat muslim.
عَنْ أَبِيْ قَتَادَةَ الأَنْصَارِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سُئِلَ عَنْ صَوْمِ الْإِثْنَيْنِ فَقَالَ” : فِيْهِ وُلِدْتُ وَفِيْهِ أُنْزِلَ عَلَيَّ .” رواه مسلم
“Dari Abi Qotadah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (HR. Muslim).
Etika Peringatan Maulid Nabi SAW
Adapun etika dan aturan agama dalam perayaan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW sebagai berikut:
1. Banyak membaca Al Quran dan shalawat kepada Rasulullah SAW.
2. Berdzikir meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.
3. Menceritakan lakulampah sejarah kehidupan Nabi dan keutamaan-keutamaannya.
4. Memberi sedekah.
5. Meningkatkan silaturahim.
6. Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah SAW di tengah-tengah kita.
7. Mengadakan pengajian atau majlis taklim yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuritauladani Rasulullah SAW.
Demikian catatan redaksi NU Cilacap Online tentang Tradisi Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW berikut uraian hikmah serta penjelasan hukumnya . Semoga Bermanfaat. (IHA).