Tarhim Ramadhan Media Dakwah Dan Sosialisasi Program NU

NU CILACAP ONLINE – Kegiatan tarawih dan silaturahim (Tarhim) di bulan suci Ramadhan 1445 H menjadi media dakwah NU dan sosialisasi program-program ke-NU-an.

Ketua Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Salebu KH Achmad Miftahudin mengatakan, kegiatan tarhim tahun ini menyasar 15 masjid mushala di Desa Salebu, Majenang, Cilacap.

“Hal itu berdasarkan musyawarah bersama Pemerintah Desa (Pemdes) maka perwilayah dusun kita ambil satu titik untuk media dakwah ke-NU-an dan sekaligus Ajang sosialisasi program PRNU Salebu,” Ujarnya saat membuka kegiatan tarhim di Masjid Jami Al Istiqom Salebu, Selasa, (26/03/2024) malam.

Kegiatan tarhim dimulai dengan shalat Isya, shalat tarawih, witir berjamaah, lalu dilanjut kegiatan tarhiman mulai sambutan, pengajian, dan ramah tamah.

Dalam kesempatan itu, dirinya melaporakan program-program PRNU, pentingnya kemandirian NU termasuk program pelayanan sosial keagamaan, di antaranya koin NU untuk kemaslahatan umat yang beberapa kali telah disalurkan.

PRNU Salebu dan Muslimat NU Salebu juga bersinergi dalam rangka program sosial santunan kepada kaum dhuafa di setiap tahun baru hijriah yakni di bulan Muharram.

“Mengawali muharram 1445 H, alhamdulillah program sosial santunan mendapat tanggapan positif dari agniya (para donatur) dan kami salurkan kepada yang berhak menerima dengan nilai 50-an juta.” katanya.

Dia menambahkan selain peringatan Nuzulul Qur’an, adapun program istimewa lainnya adalah peringatan Hari Santri Nasional (HSN) pada setiap 22 Oktober.

“Peringatan HSN diselenggarakan guna peringatan kita mengenang jasa para kiai dan santri dalam memperjuangakan kemerdekaan RI dengan resolusi Jihadnya.”

Di samping itu dirinya menyampaikan program lainnya yakni program layanan pendidikan. Terutama pengembangan sarana pendidikan yang terdekat untuk MI Maarif 02 Salebu.

Oleh karenanya melalui kegiatan tarhim selain media dakwah NU juga ajang mempererat silaturahim antara ulama, umara, dan umat.

Bahwa ideologi Islam ahlussunnah wal jamaah (Aswaja) NU, pola bermazhab dalam NU, lanjutnya, berlaku dalam semua aspek ajaran Islam, mulai aqidah, syariah, fiqh, dan akhlak, ajaran tasawwuf.

“Dalam bidang syariah atau fiqh, NU mengikuti mazhab empat, yaitu mazhab Imam Abu Hanifah, mazhab Imam Malik ibn Anas, mazhab Imam Muhammad bin Idris as-Syafii dan mazhab Imam Ahmad bin Hanbal. Di bidang aqidah mengikuti mazhab Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan mazhab Imam Abu Manshur al-Maturidi. Dan bidang akhlaq/tasawuf mengikuti mazhab Imam al-Junaid al-Baghdadi dan mazhab Imam Abu Hamid al-Ghazali,”

“Berpegang teguh melakukan dakwah dan amar makruf nahi mungkar, yaitu dakwah dengan hikmah, kearifan, mau’idhah hasanah, dan mujadalah bil husna.” pungkasnya.

Sebelumnya Imam Masjid Jami’ Al Istiqom Salebu, Kiai Masykur menyambut baik karena syiar Islam harus tetap berjalan.

“Menjadi kebahagiaan kita semua dalam menyambut bulan suci Ramadhan tahun 1445 H, sebagai bulan syiar, bulan dakwah guna peningkatan amaliyah ibadah vertikal kepada Allah SWT (hablun minallah) dan penguatan hubungan mu’amalah insaniyyah secara horizontal dalam kehidupan masyarakat (hablun minan nas),” katanya.

Dirinya menekankan satu pesan kepada kita semua untuk menghormati dan mensyiarkan bulan Ramadhan sebagai bulan yang rahmah (penuh kasih sayang sayang) dan maghfirah (penuh ampunan).

Dalam kesempatan itu hadir sekretaris Desa Salebu Tongidin, beserta perangkat desa Salebu, jajaran pengurus PRNU Salebu, Pengurus BKM Al Istiqom KH Abdul Gholib beserta puluhan jamaah.

Acara diakhiri dengan mauhidhoh Hasanah oleh Syuriyah PRNU Salebu, KH Mahbub Junaidi yang menekankan pada mutu kualitas ibadah di bulan suci ramadhan mulai ibadah puasa, shalat, baca al Quran semua itu mengharap ridha dan fadhalnya gusti Allah SWT.

Maka ibadah-ibadah ramadhan tersebut bagaimana bisa mampu mensyafaati, memberi pertolongan pada hari perhitungan amal kelak.

Dirinya pun berpesan dan mengingatkan hal istikamah mesti perlu dijaga guna mengatasi rayuan dan godaan syaitan baik godaan melalui bisikan jin dan rayuan maujud dari manusia.

Disampaikan bahwa keikhlasan dan keistikamahan menjadi kunci utama hasil maksud ibadah kita, berharap ridha Allah SWT.

“Keikhlasan berarti ketulusan hati seorang hamba dan keistikamahan berarti ketaatan kita tanpa henti dan terus menerus mengarah pada Allah SWT. Oleh karenanya syaitan itu ada dua, yang ghaib dan maujud, maka jangan sampai terjebak godaan dan rayuan (minal jinnati Wa Annas) jadi waspadalah,” tegasnya. (IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button