Sayyid Seif Alwi Jelaskan Kemuliaan Habib dan Ulama
CIREBON, NU CILACAP ONLINE – Sebutan ahlul bait, syarif, sayyid atau habib dikenal sebagai gelar penghormatan untuk mereka yang memiliki nasab mulia. Disebut nasab mulia karena garis leluhur mereka bersambung hingga ke Rasulullah SAW. Maka, umat Islam pun diwajibkan untuk memuliakan dan menghormati mereka.
Sedangkan ulama atau orang alim adalah sebutan bagi orang-orang yang ahli dalam ilmu agama Islam.
Ada sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada para Mufti Mekkah dan Madinah mengenai keunggulan derajat para ahlul bait. Pertanyaan ini diabadikan dalam Kitab Qurratul ‘Ain bi Fatawa Ulama al-Haramain Juz 1 halaman 271, karya Syekh Husain bin Ibrahim al-Maghrabi:
مَا قَوْلُكُمْ فِي الشَّرِيْفِ؟ هَلْ يَفْضُلُ الْعَالِمَ أََمِ العَالِمُ أَفْضَلُ؟
Artinya: “Apa pendapat anda mengenai seorang syarif? Apakah dia lebih utama atau unggul daripada orang alim? Ataukah orang alim yang lebih unggul daripada seorang syarif?
اَلشَّرِيْفُ أَفْضَلُ مِنْ حَيْثُ النَسَبِ، وَالْعَالِمُ أَفْضَلُ مِنْ حَيْثُ الْعِلْم وَ فَضِيْلَةُ الْعِلْمِ تَفُوْقُ فَضِيْلَةَ النَّسَبِ
Artinya: “Syarif lebih unggul dari segi nasab, dan ulama lebih unggul dari segi keilmuan. Sedangkan ilmu mengungguli keutamaan nasab.”
Kemudian, Syekh Nawawi al-Bantani dalam Kitab Maraqi al-Ubudiyyah Syarah Bidayah al-Hidayah pada halaman 79 menjelaskan dengan lebih terperinci:
وَأَفَادَ بَعْضُهُمْ أَنْ مَنِِ إنْتَسَبَ إِلَى رَسُوْلِِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مِنْ أَوْلَادِ الْحَسَنَ أَوِِ الْحُسَيْنِ وَهُوَ غَيْرُ عَالِمٍ يَفُوْقُ عَلَى غَيْرِهِ مِمَنْ يُسَاوِيْهِ فِي الرُّتْبَةِ بِسِتِّيْنَ دَرَجَةً
Artinya: “Sebagian ulama menambahkan bahwa siapa pun yang sambung nasab dengan Rasulullah SAW, yakni dari keturunan Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husain tetapi dia tidak alim, derajatnya lebih unggul enam puluh tingkat dibanding orang-orang awam/bodoh.”
وَأَنَّ الْعَالِمَ الَّذِيْ لَمْ يَنْتَسِبْ إِلَيْهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفُوْقُ عَلَى غَيْرِ الْعَالِمِ مِمَنْ إِنْتَسَبَ إِلَيْهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسِتِّيْنَ دَرَجَةً
“Tetapi, orang alim yang tidak sambung nasab dengan Rasulullah SAW, derajatnya lebih unggul enam puluh tingkat dibanding keturunan Nabi yang tidak alim.”
Baca juga Mencintai Keturunan Rasulullah Menurut Syaikhuna Maimun Zubair
Jadi, tingginya kedudukan derajat ahlul bait di sini tidak dibandingkan dengan ulama, tetapi dengan orang awam. Seorang ahlul bait lebih unggul enam puluh derajat daripada orang awam yang bukan ahlul bait. Sedangkan seorang ulama yang bukan ahlul bait, lebih unggul enam puluh derajat dibanding ahlul bait yang awam.
Nasab mulia bukanlah hal yang patut disombongkan. Sebagaimana firman Allah SWT:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Tentu tidaklah sama baik dari segi amalan, ilmu, akhlak dsb. Maka, seseorang yang bernasab mulia tidak sepantasnya mengerdilkan, menghina atau merendahkan para ulama. Apalagi jika nasab mulia tersebut tidak diiringi dengan akhlak yang mulia seperti halnya yang dimiliki leluhur mereka, yakni Rasulullah SAW. Para ulama pun banyak yang nasabnya bersambung hingga Rasulullah SAW, namun tetap tawadhu (rendah hati) dan berakhlak mulia.
Rasulullah SAW pernah menegur keluarga beliau sendiri:
يَا بَنِي هَاشِمِ لاَ يَأْتِيْنِي النَّاس بِأَعْمَالِهِمْ وَتَأْ تُوْنِي بِأَنْسَابِكُمْ من يبطئ به عمله لم يسرع به نسبه
Artinya: “Wahai Bani Hasyim, jangan sampai nanti di hari kiamat orang lain datang kepadaku membawa amal shalih, tetapi kalian hanya datang kepadaku dengan membawa nasab keturunanmu.”
Baca juga Ziarah Ke Makam Habib Thoha Semarang
Kemudian, Rasulullah SAW bersabda:
وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بهِ نَسَبُهُ
Artinya: “Barangsiapa yang amalannya buruk, maka kemuliaan nasabnya tidak bisa mempercepatnya sampai pada Allah.”
Jadi, seseorang tidak akan menjadi mulia hanya karena nasab saja. Tapi, ia akan mulia dengan nasab yang diiringi dengan ketakwaan, ilmu dan akhlak yang baik. Allah SWT berfirman:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
*
Artikel ini ditulis oleh Sayyid Seif Alwi ialah Pimpinan majelis Ahbaburrosul Ilndonesia yang memiliki cabang di berbagai daerah di Tanah Air dan di luar Indonesia. Seperti Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, Polandia, Jepang, Singapura.
Sayyid Seif Alwi juga keturunan Sunan Gunung Jati ke-18, dan merupakan keturunan ke-24 dari Abdul Malik (Adzhmat Khan).
Baca juga Dakwah Damai Kaum Habib