Menjemput Malam Lailatul Qadar; Kenali Tanda-Tandanya

NU CILACAP ONLINE – Menjemput malam lailatul qadar menjadi satu agenda umat muslim di bulan suci Ramadhan. Betapa tidak karena malam tersebut lebih mulia dibandingkan malam seribu bulan. Sejumlah   kalangan pun melakukan qiyamullail untuk mengisi malam tersebut.

Hal ini menjadi tema diangkat pada acara tarawih dan silaturakhim (tarkhim) Pimpinan Ranting (PR) Gerakan Pemuda Ansor Kamulyan di Masjid Al ikhlas Kabogoran (8/4/2023) Kamulyan. Sesuai tema yang diangkat “Menjemput Malama Lallatul Qadar”, acara tersebut menjadi satu kegiatan malam likuran bulan Ramadhan.

Bertemu dengan malam lailatul qadar adalah harapan kaum muslim saat masuk bulan Ramadhan. Hal ini dikarenakan malam tersebut lebih mulia dibandingkan malam seribu bulan. Maka karenanya sejumlah kalangan menggelar qiyamullaili untuk menjemput malam lailatul Qadar yang mulia.

Di sampaikan Ustadz Miftahudin, di antara cara menjemput malam lailatul qadar bisa diisi dengan qiyamullail dan berbagai ibadah lainnya.

“Di antara usaha mendapatkan lailatul qodar dengan ibadah malam, membaca Al-Qur’an, beristighfar juga berdzikir dan berdo’a,” terang ustad Miftahudin.

Malam Lailatul qadar sendiri adalah rahasia Allah. Hanya orang-orang tertentu yang diberi pengetahuan oleh Alloh untuk mengetahuinya tandanya. Lantas bagaimana kita bisa mengenali tanda-tanda malam lailatul qadar.

Baca juga Kautamaan Lailatul Qodar, Khutbah Bahasa Sunda

Salah satu hamba Allah yang mengetahui ciri malam lailatul Qadar adalah jujungan kita Nabi Muhammad SAW. Lantas bagaimana kita mengetahui tanda-tandanya? Untuk ini Ustadz Miftahudin mengatakan bahwa Nabi telah menyampaikan beberapa pertanda kepada para sahabat.

“Tanda-tanda  turunnya Lailatul Qodar ditandai alam yang terang dan bercahaya, udaranya tidak panas dan tidak dingin, tidak ada mendung dan hujan, tidak ada gerak angin dan tidak ada bintang yang dilempar, paginya matahari terbit dengan terang tapi terlalu memancar, “ terangnya.

Acara tarkhim malam itu adalah putaran ke tiga. Menurut Ketua PR GP Ansor Kamulyan Ridwan, ada lima titik keseluruhan jadwal tarkhim, yakni Masjid Ghoiri Jam’i Al-Mu’min Kemantren tgl 28 Maret, Masjid Baitussalam Mulyadadi 1 April, Masjid Roudlotul Banin Cimeneng  08, Masjid Al-Ikhlas Kebogoran 15 April, dan Masjid Cikuya 18 April.

Kepada NU Online ia mengungkap harapan agar kegiatan tarkhim bisa semakin mengeratkan silaturakhim antar anggota dan jamaah masjid. Lebih jauh ia berharap agar kegiatan ini bisa memicu semangat kader Ansor untuk berkhidmat di NU. (Mungalim/Naeli Rokhmah)

Baca Juga: Lailatul Qadar, Inu Arabi; Proses Spiritual

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button