Menyambut Lailatul Qadar – Khutbah Jumat
Khutbah Jumat NU Cilacap Online NUCOM
NU Cilacap Online – Khutbah Jumat NU Cilacap Online NUCOM kali ini mengangkat tema tentang Menyambut Lailatul Qadar (Lailat Al-Qadr). Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan kita doa menyambut malam Lailatul Qadar sehingga bisa dipedomani oleh Umat Islam.
Tentang Lailatul Qadar, bisa dibaca artikel ini : Lailatul Qadar: Pengertian, Kapan Turun dan Ketentuannya. Secara umum, cara menyambut Lailatul Qadar dengan menjalankan serangkaian Ibadah juga doa-doa, seperti Beberapa Doa Di Bulan Ramadhan, Apa Saja?
Lailatul Qadar juga dekat dengan amaliah I’tikaf di Masjid, bahkan I’tikaf menjadi salah satu cara umat Islam dalam menyambut Lailatul Qadar. Ada 5 Amalan I’tikaf Yang Utama yang bisa diamalkan menyertai turun dan datangnya Lailatul Qadar.
Berikut ini Khutbah Jumat Menyambut Lailatul Qadar selengkapnya;
= KHUTBAH PERTAMA =
اَلْحَمْدُ للهِ الّذي فَتَحَ أَبْوَابَ الْجَنَّةِ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآن هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَشْهَدُ أَنْ لااِلهَ
اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَة تُنْجِي قَائِلَهَا مِنَ النِّيْرَان. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أمَّا بَعْدُ. فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ . وَقَالَ تَعاَلَى: إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ . وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ . لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ .تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْر
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Telah sampai pada kita bulan yang mulia dan suci. Bulan yang agung, yang Allah istimewakan dengan kemuliaan. Allah utus Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan menurunkan kitab sucinya di bulan ini. Allah wajibkan berpuasa di dalamnya. Waktu-waktunya adalah waktu yang penuh berkah. Detik demi detiknya adalah kesempatan besar untuk melakukan kebaikan. Berbagai bentuk kebaikan dan keberkahan ada di dalamnya.
Bulan Ramadhan adalah musim kebaikan dan sedekah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh ampunan dan penghapusan dosa. Siangnya diwajibkan berpuasa. Malamnya dianjurkan untuk menegakkan shalat dan membaca Al-Qur’an. Jadilah dia bulan yang dipenuhi dengan shalat dan Al-Qur’an.
Pada bulan ini dibuka pintu-pintu surga. Ditutup pintu-pintu neraka, setan dibelenggu. Dan di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Karena itu, siapa yang tidak mendapatkan kebaikan di bulan ini, sungguh dia jauh sekali dari kebaikan.
Sebagaimana hadits Rasulullah Saw:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ يُبَشِّرُ أَصْحَابَهُ، يَقُوْلُ ” قَدْ جَاۤءَكُمْ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ،َ تُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ النَّارِ، فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَها فَقَدْ حُرِمَ ”
Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah s.a.w. memberikan kabar gembira kepada para sahabat beliau. Beliau bersabda: telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkahi, Allah telah memfardhukan (mewajibkan) atas kalian berpuasa di bulan itu, di bulan itu dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan di bulan itu pula ada Lailatul Qadar (Malam Qadar) yang lebih baik dari seribu bulan”, Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam itu maka ia terhalang dari rahmah Tuhan (HR. al-Nasa’i).
Baca juga Kautamaan Lailatul Qodar, Khutbah Bahasa Sunda
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadr merupakan malam yang agung dan mulia. Sebagaimana firman-Nya dalam surat Al-Qadr,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam qadar. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan.” (QS Al-Qadr: 1-3).
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Ayat di atas bisa menjadi sebuah bukti bahwa amal kebaikan umat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan kalah dengan amal kebaikan umat nabi sebelumnya, meski secara umum umur umat Nabi Muhammad antara 60-70 tahun, sedangkan umat nabi sebelumnya ada yang 500-1000 tahun.
Keutamaan dan kemuliaan Lailatul Qadar hanya Allah khususkan untuk umat Nabi Muhammad. Semua itu tidak lepas dari sebuah kejadian yang dialami Rasulullah, yaitu saat dihadapkan kepadanya semua gambaran amal kebaikan umatnya.
Ketika Rasulullah melihat gambaran tersebut, seakan jauh dibanding umat nabi sebelumnya, maka Allah subhanahu wata’ala memberikan Lailatul Qadar yang mempunyai nilai keutamaan sebanding dengan seribu bulan.
Baca juga Lailatul Qadar Rahasia dari Allah SWT
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Mayoritas ulama berpendapat bahwa Lailatul Qadar itu terjadi pada setiap bulan ramadhan. Rasulullah Saw menganjurkan ummatnya untuk mempersiapkan jiwa menyambut malam mulia itu, terlebih lagi pada malam-malam ganjil disepuluh terakhir bulan ramadhan.
Menurut riwayat Abu Sa’id al-Khudri, Lailatul Qadar (Lailat Al-Qadr) terdapat pada malam dua puluh satu. Hadits riwayat Abdullah bin Unais menyebutkan pada malam dua puluh tiga. Sedang menurut Ibnu Abbas pada malam kedua puluh lima, Ubay bin Ka’ab pada malam kedua puluh tujuh dan dari riwayat Ubadah bin ash-Shamit, malam kedua puluh sembilan.
Perbedaan pendapat tersebut diharapkan mendorong kita untuk bersungguh-sungguh menjaga malam yang mulia itu.
Kesungguhan Rasulullah Saw untuk menjemput Lailatul Qadar juga dijelaskan oleh Aisyah Ra, istri beliau dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Rasulullah Saw apabila memasuki sepuluh terakhir bulan ramadhan, menghidupkan malam, membangunkan keluarga dan mengencangkan tali pinggangnya.
Ungkapan di atas merupakan kinayah (kiasan), menghidupkan malam berarti mengisi malam-malam sepuluh terakhir bulan ramadhan itu dengan beribadah kepada Allah, mendirikan shalat sunnat, membaca Al-Quran dan i’tikaf di masjid.
Kegiatan tersebut tidak hanya dilakukan oleh Rasulullah Saw sendirian, tetapi juga mengajak keluarganya. Kesungguhan Rasulullah Saw mengisi malam yang mulia itu juga dilakukan beliau dengan mengencangkan tali pinggang.
Artinya beliau juga (i’tazalaan-nisa), meninggalkan istri-istri untuk beri’tikaf di masjid. Sebuah contoh kesungguhan Rasulullah Saw dalam beribadah dan mengisi sepuluh terakhir bulan ramadhan untuk menggapai malam yang mulia tersebut.
Baca juga Kautamaan Lailatul Qodar, Khutbah Bahasa Sunda
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kedamaian, ketenangan dan ketenteraman di hati itu melahirkan perbuatan yang baik, jika dulu masih ragu, maka muncul keyakinan, kalau dulu masih gelap dan tidak berilmu, sekarang menjadi terang dan berilmu pengetahuan, kalau dulunya sering lalai dalam beribadah, kini ingat akan perintah dan larangan Allah.
Jika dulu beribadah diiringi dengan sifat riya, kini ibadah dilakukan dengan keikhlasan, kalau dulu lemah, kini menjadi teguh, dan jika dulu masih ada sifat sombong, kini ia telah tahu akan dirinya, tidak pantas berbuat sombong dan harus meninggalkan sifat buruk itu.
Jika ia telah mendapatkan ketenangan, ketenteraman dan kedamaian di hatinya, selanjutnya diikuti dengan selalu melakukan kebajikan, sebuah pertanda ia telah mendapatkan Lailat Al-Qadr.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk selalu berdoa pada saat menyambut Lailatul Qadar dengan salah satu doa yang diajarkan Rasulullah yaitu:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai maaf, karenanya berikanlah maaf kepadaku.”
Dalam riwayat lain disebutkan Rasulullah mengajarkan doa saat menyambut Lailatul Qadar, yaitu:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Wahai Tuhan kami, berilah kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Dengan rahmat dan karunia Allah, semoga kita dapat memaksimalkan beribadah di bulan Ramadhan ini dan dapat menyambut Lailatul Qadar, sekaligus meraihnya; sebuah malam yang lebih baik dari seribu bulan amiin Yaa rabbal’alamiin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ
= KHUTBAH KEDUA =
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ أَمَّا بَعْدُ. فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَ مَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالطَّاعُوْنَ وَالْاَمْرَاضَ وَالْفِتَنَ مَا لَا يَدْفَعُهُ غَيْرُكَ عَنْ بَلَدِنَا هٰذَا اِنْدُوْنِيْسِيَّا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرِ بِلَادِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا اٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَ اشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ
Khutbah Jumat NU Cilacap Online NUCOM Menyambut Lailatul Qadar ditulis oleh Saeful Nur Hidayat, Pengurus Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Cabang Cilacap.
Download naskah Khutbah Jumat NU Cilacap Online – Menyambut Lailatul Qadar >> di sini