Membangun Kedaulatan Sepak Bola Indonesia

NU CILACAP ONLINE – Di tengah isu politik membangun ketahanan pangan, sebagai insan sepak bola, hendaknya pun kita memikirkan pentingnya kedaulatan sepak bola Indonesia.

Sejak kepemimpinan Erick Thohir di PSSI, terdapat suatu terobosan dalam mencapai cita-cita nasional, yaitu terbentuknya Timnas PSSI yang hebat, dan bisa berbicara di kancah regional maupun international. Langkah terobosan itu adalah:

– Merekrut pelatih asal Korsel, Sin Thai Yong
– Program naturalisasi pemain asing.
– Pemanggilan para pemain diaspora.

Sampai detik ini program itu belum menampakan hasil yang maksimal, walau rekrutan diaspora telah terus ditambah.

Sebab menurut saya, rekrutan itu juga banyak dari pemain di kasta ke-2 atau 3 di liga2 luar negeri, kecuali Jay Ijhes dan Vandonk.

Sehingga secara kualitas, hanya satu dua tingkat di atas pemain asli. Buktinya, Rizki Ridlo hampir tidak tergantikan di lini belakang Timnas.

Baca juga Sepak Bola dan Agama

Program Erick saya pikir, sedikit gagal, jika kita memakai ukuran perbandingan biaya dan hasil yang dicapai.

Di Piala Asia saja kita terseok seok. Lebih banyak seri (Bahrain, Arab Saudi) dan kalah (dengan Australia, misalnya.

Baca juga Ghirah, Gairah, Nasionalisme Dalam Katalisator Sepak Bola

Program PSSI di atas sebenarnya merupakan jalan pintas. Mungkin pemerintah dan rakyat tidak sabar untuk melihat Timnas menjadi hebat.

Kompetisi liga yang selama ini ada, dengan segala problematikanya, tidak bisa menghasilkan Timnas yang hebat.

Baca juga Sepak Bola Liga Santri Warnai Hari Santri Nasional MWCNU Kroya

Di Asia Tenggara saja, kita sering kalah sama Thailand, Malaysia, dan kekuatan baru, Vietnam dan Myanmar.

Program PSSI dalam hal naturalisasi dan diaspora, adalah langkah instan serta bukan langkah fundamental untuk membangun sistem kompetisi yang ber out put, lahirnya pemain-pemain hebat berada di Timnas kita.

Serta tidak berefek masa depan dengan biaya yang mahal. Apakah akan terus melakukan seperti itu pada setiap fase dan level?

Bagaimana perasaan para pemain asli yang berkompetisi di liga? Apa pula kemudian manfaatnya liga, jika kita mengambil tunas-tunas pemain dari lahan yang diolah di tanah orang lain?

Di tengah isu politik membangun ketahanan pangan, sebagai insan sepak bola, hendaknya pun kita memikirkan pentingnya kedaulatan sepak bola Indonesia.

Toh program naturalisasi dan diaspora, bukanlah konsep dengan harga mati. Hal itu harus kita sikapi sebagai respon sesaat atas kondisi dan berbagai ekspetasi tentang Timnas Indonesia yang hebat. Setelah itu, harus kita pikirkan prospek jangka panjang ke depan.

Penulis Toufik Imtikhani
Editor: Naeli Rokhmah
Catatan kecil Toufik Imtikhani, aktifis sepak bola di Indonesia Muda Old Start (IMO) Cilacap.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button