Haji Riang Gembira 2023 Part 6: Armuzna

NU CILACAP ONLINE – Hari-hari ini jamaah calon haji disibukkan dengan apa yang disebut Armuzna, singkatan dari Arafah, Muzdalifah, Mina. Petugas haji pun demikian juga. Tercatat sudah empat kali rapat membahas persiapan Armuzna.

Rapat seluruh petugas haji tingkat provinsi, rapat di level kloter, rapat internal KBIHUNU, rapat di tingkat rombongan. Itu masih ditambah dengan diskusi-diskusi informal sesama anggota kamar dan tetangga kamar. Secara pribadi, beberapa orang jamaah juga bertanya seputar Armuzna.

Armuzna

Secara resmi, pergerakan menuju Armuzna akan dimulai pada Senin sore, 8 dzulhijjah (26 Juni 2023, terdapat perbedaan awal dzulhijjah dengan  Indonesia) melalui hôtel masing-masing.

Jamaah calon haji berangkat ke Armuzna sudah dengan pakaian ihram sekaligus meninggalkan semua muharramatul ihram. Dimulai dengan mandi, niat ihram, berpakaian ihram, lalu shalat sunah dua rakaat. Usai itu, menunggu bus penjemput.

Armuzna adalah singkatan dari Arafah, Muzdalifah, Mina. Ketiganya menunjukkan suatu lokasi yang secara berurutan harus dilalui dalam rangkaian ibadah haji dengan tanggal yang sudah ditentukan. Mari kita urai satu persatu ketiga tempat yang semua jamaah haji harus berkumpul di tempat itu pada waktu yang sama.

Arafah

Pertama adalah Arafah. Arafah bisa bermakna dua hal, waktu atau saat dan tempat. Arafah sebagai waktu jatuh pada tanggal 9 dzulhijjah. Jadi kalau disebut ‘yauma arafata’ maka yang dimaksud adalah hari ketika tanggal 9 dzulhijjah. Lha, harinya hari apa, bisa hari Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, dan lain-lain tergantung pada hari apa dimulainya tanggal 1 dzulhijjah dan itu jatuh pada tahun berapa.

Sama halnya hari lahir. Saya misalnya, lahir pada hari Jumat tanggal 17 Februari, tetapi ulang tahunnya tidak otomatis jatuh pada hari Jumat, karena yang diperingati bukan harinya, melainkan tanggalnya. Jadi, Arafah dalam pengertian waktu adalah tanggal 9 dzulhijjah.

Masih terkait dengan istilah ‘yauma arafata’ (hari Arafah), maka yang di maksud adalah pada hari ketika tanggal 9 dzulhijjah. Ini yang mendasari gerakan membaca 1000x surat al ikhlas atau yang populer dikenal dengan gerbuhu (Gerakan Seribu Qulhu). Bedanya dengan wukuf, istilah yang digunakan adalah ‘fi arafata’ (di Arafah). Maka yang dimaksud adalah menunjuk pada tempat wukuf, yaitu di Arafah.

Dari sini kita jadi tahu bahwa pembacaan surat qulhu sebanyak 1000x yang diinisiasi oleh PCNU Cilacap bisa dilakukan di mana saja, di Kroya, Gandrungmangu, Patimuan, Jakarta, Surabaya, termasuk di Arafah, yang penting dilakukan pada tanggal 9 dzulhijjah. Eh, tapi membaca qulhu 1000x atau lebih kurang pada selain tanggal 9 dzulhijjah juga boleh kok.

Sementara pelaksanaan wukuf hanya boleh dilakukan di Arafah saja, yang lokasinya di dekat Makkah, Arab Saudi. Wukuf tidak boleh dilakukan di Jakarta, atau Surabaya, apalagi di Cilacap, walaupun pelaksanaannya pada tanggal 9 dzulhijjah. Baca juga Keistimewaan Hari Arafah, Hari Pengampunan Dosa

Sebagai sebuah tempat, Arafah adalah tempat yang paling menentukan seseorang akan disebut sebagai haji atau tidak. Di suatu kesempatan, Nabi Muhammad SAW bersabda, al hajj ‘arafah (haji adalah arafah). Sabda Nabi ini bermakna bahwa Arafah adalah waktu sekaligus tempat.

Jadi seseorang yang berniat haji, harus datang dan wukuf di Arafah pada tanggal 9 dzulhijjah, karena wukuf adalah salah satu rukun haji. Baca juga Seputar Haji dan Umroh

Rukun haji adalah sesuatu yang berada di dalam prosesi haji. Kalau rukun tidak dipenuhi, maka seseorang tidak bisa disebut sudah melaksanakan haji. Itulah sebabnya, seseorang yang dalam kondisi sakit sekalipun, harus tetap melaksanakan wukuf di Arafah pada tanggal 9 dzulhijjah. Biasanya, seseorang yang sedang sakit melaksanakan wukuf dengan cara disafariwukufkan oleh pihak rumah sakit.

Sejarah hari Arafah ini berkaitan dengan kisah Nabi Ibrahim AS saat bermimpi untuk menyembelih putranya Nabi Ismail AS. Awalnya, Nabi Ibrahim tak terlalu menghiraukannya. Tetapi mimpi itu datang lagi, dan berulang beberapa kali.

Ketika terbangun pada keesokan harinya ia meyakini bahwa mimpi tersebut berasal dari Allah SWT sebagai wahyu yang harus dipenuhi. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 9 Dzulhijjah dan dinamakan yaumul arafah atau hari Arafah. Baca juga Keistimewaan Hari Arafah, Hari Pengampunan Dosa

Beberapa sumber mengatakan bahwa Arafah adalah salah satu tempat mulia dan mustajabah, tempat di mana Allah lebih mudah mengabulkan doa-doa. Arafah juga menjadi tempat di mana banyak orang meneteskan air matanya.

Boleh juga ini dimaknai sebagai tempat untuk semacam pengakuan dosa, pengakuan atas kekerdilannya, sekaligus pengakuan kembali atas kebesaran Allah. Meskipun tanpa diakui, Allah tetap akbar.

Muzdalifah

Kedua adalah Muzdalifah. Muzdalifah adalah daerah terbuka di antara Mekah dan Mina di Arab Saudi yang merupakan tempat jamaah haji diperintahkan untuk mabit (bermalam) setelah wukuf di Arafah.

Lokasi Muzdalifah terletak di antara Ma’zamain (dua jalan yang memisahkan dua gunung yang saling berhadapan) Arafah dan Lembah Muhassir. Menurut sebuah sumber, luas kawasan ini sekitar 12,25 km persegi. Di Muzdalifah sudah ada rambu-rambu pembatas yang menentukan batas awal dan akhir Muzdalifah.

Mabit di Muzdalifah itu ya bermalam saja, pada tanggal 10 dzulhijjah, sampai melewati tengah malam. Kapan tengah malam itu terjadi, kira-kira pada pukul 00.00. Kenapa kira-kira, karena pukul 00.00 atau pukul 24.00 itu penanda pergantian hari atau tanggal menurut perhitungan masehi yang berbeda dengan perhitungan qamari atau hijri.

Bermalam itu maknanya mengalami malam di Muzdalifah. Ini berbeda dengan tidur. Kalau tidur kan bisa pagi, siang, atau malam. Jadi mabit di Muzdalifah berarti mengalami tengah malam yang lokasinya di Muzdalifah. Boleh tidur, boleh pula jaga. Nah, di tempat ini jamaah calon haji mencari kerikil (haji tahun 2023, kerikil sudah disediakan) sebagai bekal untuk melontar jumrah sesampainya di Mina.

Mina

Ketiga adalah Mina. Usai mabit di Muzdalifah, jamaah calon haji kemudian bergerak ke Mina, yakni suatu daerah yang terletak di antara Makkah dan Muzdalifah. Dalam prosesi haji, Mina adalah bagian yang tidak terpisahkan sebagai wajib haji. Jamaah calon haji umumnya tinggal di Mina sampai tanggal 13 dzulhijjah.

Menurut sejarah, Mina adalah suatu daerah terpencil dan hampir kosong pada waktu selain musim haji. Mina awalnya didiami oleh orang-orang berketurunan Quraisy. Baca juga Keistimewaan Dzulhijjah, Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah

Ketka zaman Rasulullah SAW, jamaah haji yang datang menaiki unta lebih awal ke Mina, dipersilakan untuk mengikatkan untanya di tempat yang dikehendaki. Sementara bagi jamaah haji yang datang belakangan, tidak mendapatkan tempat sebagaimana yang datang lebih dahulu. Sekarang, Mina adalah kota tenda.

Konon, tempat ini menjadi harapan bagi Nabi Adam as, setelah dibisiki akan segera bertemu dengan Hawa karena perpisahan selama ratusan tahun. Makna Mina adalah harapan. Baca juga Daftar Kumpulan Istilah Di Dalam Ibadah Haji dan Umroh

Ada juga yang mengatakan bahwa Mina berasal dari kata Amna yang berarti mengalirkan darah. Mina menjadi tempat bagi Nabi Ibrahim as melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail as.

Nah, ibadah ini kemudian disyariatkan kepada umat Islam untuk menyembelih hewan kurban pada hari raya Idul Adha hingga hari-hari tasyrik, untuk mengenang peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim itu.

Di tempat ini pula Nabi Ibrahim as tidak saja harus mengorbankan putra tersayangnya, tetapi juga diuji oleh setan. Oleh karenanya, Nabi Ibrahim as kemudian melempari setan itu dengan batu. Kisah ini diabadikan dengan kewajiban setiap jamaah untuk melempar jumrah, yakni jumrah ula, wustha, dan aqabah atau kubra.

Begitulah kira-kira beberapa catata tentang Armuzna, Arafah, Muzdalifah, Mina. (Bersambung ke part 7).

Tentang Penulis

Tentang Penulis

Fahrur Rozi, ketua Lakpesdam PCNU Cilacap, kepala LP2M Universitas Nahdlatul Ulama Al-Ghazali (UNUGHA) Cilacap. (Makkah al Mukarramah, 25 Juni 2023)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button