Khutbah Idul Fitri: Perubahan Diri Dengan Ibadah Puasa
NU CILACAP ONLINE – Naskah materi Khutbah Idul Fitri: Perubahan Diri Dengan Ibadah Puasa, Setelah Menjalani Ibadah Puasa Ramadhan, kita berharap ada perubahan diri pada jiwa kita masing-asing menjadi hamba yang muttaqin, menjadi insan yang bertaqa, sesuai dengan tujuan akhir menjalani ibadah puasa; la’allakum tattaquun, agar engkau menjadi orang-orang yang bertaqwa.
Khutbah Idul Fitri, Perubahan Diri Dengan Ibadah Puasa
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ, اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ, اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ ,اَللهُ اَكْبَرُ وَ للهِ الْحَمْدُ, اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَّاَصِيْلاً. لاَاِلهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ, صَدَقَ وَعْدَهُ, وَنَصَرَ عَبْدَهُ, وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي حَرَّمَ جَسَدًا عَلَى النِّيْرَانِ , عَلَى مَنْ فَرِحَ بِدُخُوْلِ رَمَضَانَ , وَفَضَّلَهُ بَيْنَ الشُّهُوْرِ وَاْلأَيَّامِ ,لِاَنَّهُ شَهْرٌ أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْان , اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَعَدَ مَنْ صَامَ رَمَضَانَ اِيْمَاْنًا وَاحْتِسَابًا بِالْغُفْرَانِ , وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ نَالَ ثَوَابَ لَيْلَةِ الْقَدَرِ فِى كُلِّ حَالٍ وَّزَمَان , اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ أَفْضَلِ الْأُسْوَةِ وَاْلاِمَامِ , وَعَلَى الِهِ وَصَحْبِه يَتْبَعُوْنَهُ اِلَى دَارِ السَّلاَمِ. أَمَّابَعْدُ: فَيَااَيُّهَااْلإِخْوَانْ, اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاْتِه وَلَاتَمُوْتُنَّ اِلَّاوَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الَّرجِيْمِ: يَااَيُّهَاالَّذِيْنَ امَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَ
Pertama – tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat, sempat serta kekuatan kesehatan kepada kita semua, sehingga kita dapat berkumpul di hari yang penuh bahagia ini dalam rangka bersama-sama merayakan idul fitri. Shalawat salam jua kita haturkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW.
Dalam hal ini saya khatib, akan menyampaikan Khutbah Indul Fitri yang berjudul “Perubahan Diri Dengan Ibadah Puasa”. Namun sebelumnya ijinkan saya mengucapkan Taqabbalallahu Minna Wa Minkum Minal ‘Aaidin wal Faaizin mohon maaf lahir batin..
Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu…
Tenggelamnya matahari kamarin menjadi penanda berpisahnya kita dengan bulan suci Ramadhan tahun ini, disertai berkumandangnya takbir, shalat tarawih pun berakhir, maka datanglah hari raya ‘Idul Fitri ini. Sedih pun bahagia terasalah diri kita. Bahagia sebab telah purnakan ibadah puasa, sedih karena sudah setahun lebih silaturrahmi masih terhalang oleh Virus Corona.
Hadirin jamaah Shalat ‘Idul Fitri Rahimakumullah
Imam Al-Ghozali, membagi derajat shaum itu pada 3 tingkatan : 1. Shaum awam 2. Shaum khowas 3. Shaum khowasil khowas. Sedangkan Syaikh Abdul Qodir al Jaelani: Shaum syare’at, Shaum tarekat dan Shaum hakekat.
- Shaum awam atau puasa syareat. Puasanya orang yang hanya menahan lapar dan dahaga, menahan lapar dari makanan, menahan sahwat dari jima. sedangkan anggota badannya tetap liar pada yang haram.
- Shaum khowas atau puasa tarekat. yaitu Shaumnya orang-orang Soleh yakni Puasanya orang yang menjaga anggota badannya dari yang dilarang Allah SWT. Seperti menyakiti orang lain, yang dapat merusak hubungan persaudaraan, bahkan kadang ada yang membuat status di Medsos hal-hal yang sifatnya hoax atau bohong, tidak menjaga pandangan matanya, lisan asal bicara, bertindak semena-mena. Jadi puasa khowas adalah, semua anggota badannya dan panca indranya terjaga dengan puasa.
- Shaum khowasil khowas atawa Shaum hakekat. yaitu Shaumnya para Nabi, para Wali, para Muqorrobin. Selain menjaga anggota badannya, hatinya penuh dengan rasa mahabbah kepada Alloh, beliau hatinya sudah tidak ada ruang lagi kecuali hanya untuk berdzikir kepada Allah SWT.
Allohu Akbar Allohu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jamaah Shalat ‘Idul Fitri Rahimakumullah
Dari tiga tingkatan puasa yang dijelaskan di atas akan membentuk perubahan yang berbeda-beda. Jika diibaratkan dengan hewan, ibarat puasa ular, puasa ayam, dan puasa ulat. Ketiga hewan tersebut jika ingin ada perubahan maka merekapun harus berpuasa.
Jika ular ingin muda lagi maka dirinya harus puasa dengan tidak makan apapun, hanya saja hasil dari puasa ular hanya membawa perubahan pada kulitnya. Sedangkan namanya tetap ular, makanannya tetap makanan ular, jalannya tetaplah melata dengan cara ular.
Begitu juga dengan Ayam, jika sedang mengerami telurnya supaya bisa menetas maka ayam selalu berhenti makan untuk memanaskan badannya dengan cara puasa dan diam (bertapa), hasil dari puasa ayam hanya merubah telur menjadi ayam, namanya tetap ayam, pakannya tetap pakan ayam, jalannya juga tetap seperti ayam.
Baca juga
- Khutbah Idul Fitri, Lebaran Tanpa Mudik [Dan Hikmahnya] .pdf
- Khutbah Jum’at: Pengenalan Diri, Siapa Diri Kita
Ulat pun begitu, makhluk yang konon menjijikan ini, sangat rakus ketika memakan dedaunan sehingga membuat tumbuhan rusak, tapi untuk meningkatkan dirinya, dia berusaha riyadloh yakni berzikir, memanaskan badannya dengan cara puasa, biarpun badannya menjadi kerangka dan kepompong, yang penting hidupnya bisa menjadi mulia, bernilai dan berharga. Ternyata dari usaha akan puasanya, ulat bisa membawa perubahan yang signifikan, yaitu dia dapat berubah menjadi kupu-kupu. Bentuknya berubah indah dan lucu, makanannya pun bunga madu, cara jalannya pun menjadi terbang lalu lalang. Bahkan, dia juga dapat diolah menjadi sutra yang harganya sangat mahal.
Gambaran perubahan tersebut adalah berasal dari atsar puasanya orang yang beriman, yaitu la’allakum tattaquun yang bisa berubah menjadi muttaqin sejati. Yaitu orang yang bertaqwa, yang selamanya menjauhkan diri dari dosa, mencegah batin dari penyakit hati dan dari bisikan iblis yang selalu terselip di batinnya, menghiasi pemikirannya dengan ilmu pengetahuan, menjaga perasaannya dengan dzikir jahar dan khofi setiap hari.
Maka muttaqin seperti ini, adalah yang dijamin surga sebagai tempatnya nanti, diberi rizqi yang tidak disangka-sangka, diberi solusi atau jalan keluar dari setiap permasalahannya, diberi ilmu dari Allah, bahkan sudah dinyatakan menjadi kekasih Allah.
انَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتّقِيْن
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaqwa.” (at-Taubah : 4)
Sahabat Sayyidina Abu Bakar Sidiq R.A. menyampaikan/bersabda :
حُبُّ الدُّنْيَا ظُلْمَةٌ وَالسِّرَاجُ لَهَا اَلتّقْوَى
“Cinta dunia itu gelap, lampu untuk meneranginya yaitu lampu taqwa.”
Allohu Akbar Allohu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jamaah Shalat ‘Idul Fitri Rahimakumullah
Ketika aktivitas dunia dimotivasi oleh cinta maka akan menjadi gelap, ada istilah “cinta itu buta”, ditentang makin membentang, diusik makin asik, didukung makin menggebu-gebu, sehingga tidak sedikit orang yang mengusahakan untuk dunia dengan menghalalkan segala macam cara, tidak dituntun oleh aturan, tidak dibatasi dengan kebenaran, tidak dihalangi oleh haram, tidak peduli meskipun kehilangan tauhid, kehilangan akidah, dan rela meskipun meninggalkan ibadah, yang terlintas dipikirannya bagaimana caranya supaya jadi uang…uang…dan uang.
Hasil akhir, nikmatnya dunia tidak terlalu terasa, yang tersisa tidak seberapa, badan rusak lalu sakit-sakitan, ingatan kemana-mana, struk, stress, dan sebagainya, ibadah tidak pernah benar dan tuma’ninah. Sebab itulah dunia tidak akan menjadi ketenangan.
Lain cerita jika Cintanya lilahita’ala, banyaknya tidak membuat takabur, ketiadaannya tidak membuat kufur, maka ketakwaan harus selamanya menyertai supaya jalan yang dilalui selalu terang, Hari ini kita ada di akhir masa, jika tidak memiliki lampu taqwa maka akan banyak kerugian nampaklah berapa bodohnya kita.
Allohu Akbar Allohu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jamaah Shalat ‘Idul Fitri Rahimakumullah
Mudah-mudahan dari awal bulan Syawal ini kita bisa membuktikan hasil ibadah kita di bulan Raomadhan yaitu taqwa, kita jaga pohon taqwa supaya mendapat buah barokahnya.
Praktik kecilnya seperti shalat awal waktu, bersegera pergi ke Masjid, selalu memiliki wudhu, dzikir, hormat kepada yang lebih tua-terlebih kiai/guru, shadaqah walaupun sedikit, menjauhi hal yang mungkar/maksiat dan perilaku buruk, mari kita teruskan upaya melambungkan qolbu hingga wusul (sampai) kepada Allah SWT.
Masjid harus tetap di makmurkan, belajar harus tetap dihidupkan, tolabul ilmi dan silaturahmi harus tetap diteruskan, kasab ikhtiar harus tetap berjalan, jangan jadi orang yang penakut, harus berani tanpa rasa takut dengan cara istiqomah dalam keimanan (kuat akidah dan ibadah kepada Allah SWT). Supaya jauh dari peyakit Wahan, yaitu akibat Cinta dunia dan takut mati, yang menjadi penyebab lemahnya ummat Islam, akhirnya wabah corona dimanfaatkan oleh qorin yaitu Setan yang menakut-nakuti dan menyengsarakan manusia, sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Imran : 175 :
اِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَاتَخَافُوْهُمْ وَخَافُوْنِ اِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِيْنَ
Artinya:”Sesungguhnya mereka hanyalah setan yang menakut-nakuti (kamu) dengan teman-teman setianya, karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu orang-orang beriman.” (Ali Imron : 175)
Protokol Covid 19 mari kita jaga dan laksanakan, terlebih protokol keselamatan keimanan akhirat kita yang abadi harus lebih utamakan.
Allohu Akbar Allohu Akbar Walillahilhamdu
Hadirin jamaah Shalat ‘Idul Fitri Rahimakumullah
Demikian Khutbah Idul Fitri kali ini. Mudah-mudahan Allah Swt segera mencabut rasa takut para pemimpin kita, tanpa terkecuali segala bentuk yang hanya menjadi madharat bagi semua warga masyarakat, semoga Allah Swt cepat menyadarkan mereka dan kita berlindung semata dalam rahmat dan ridlonya Allah SWT.
بارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ,وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ اْلحَاكِيْم اِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم, وَتَقَبَّلْ مِنِّى تِلَاوَتَهُ اِنَّه هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم
= KHUTBAH KE II =
اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ , اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ اَللهُ اَكْبَرُ. لاَاِلهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ,اَللهُ اَكْبَرُ وَ للهِ اْلحَمْدُ, اَلْحَمْدُ للهِ الْوَاحِدِ الصَّمَدِ, أَشْهَدُ اَنْ لاَاِلهَ اِلَّااللهُ اْلوَاحِدُ الْمُعْتَمَدُ, وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَشَدُّ الرَّجَاءِ وَاْلخَوْفِ, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍنِّ الْمُصْطَفَى مِنْ جَمِيْعِ الْأَحْبَابِ, وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ الَّذِيْنَ هُمْ اُولُوْا الْأَلْبَابِ. فَيَا أَيُّهَا اْلحَاضِرُوْنْ, اِتَقْواالله فِى السِّرِّ وَالْعَلَانِ, لِيَجْعَلَ اللهُ لَكُمْ مَخْرَجًا مِنْ كُلِّ ضَيْقٍ وَحِرْمَانِ. اَللّهُمَّ اِغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ, وَالْمُؤمِنِينَ وَالْمُؤْمِنْاتِ, اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ, اَللّهُمَّ يَاقَاضِيَ الْحَاجَت, اَللّهُمَّ يَاكَافِيَ الْمُهِمَّات, اَللّهُمَّ يَادَافِعَ اْلبَلِيَات, اَللّهُمَّ يَارَافِعَ الدَّرَجَات, اَللّهُمَّ يَاشَافِيَا اْلأَمْرَاض, اَللّهُمَّ يَامُجِيْبَاالدَّعَوَات, اَللّهُمَّ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن, اَللّهُمَّ اِصْرِفْ عَنَّاالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْبَلَاءَ, وَاْلفَخْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدًا, وَالْمِحَنَ مَاظَهَرَ مِنْهَا وَمَابَطَن, وَمِنْ كُلِّ الْأَمْرَاضِ خُصُوْصًا مِنَ الْمَرَضِ اْلكَوْرَنَا, مِنْ بَلَدِنَا اِنْدَوْنِيْسِيَا هَذَا خَاصَة, وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّة, تَحَصَّنَّا بِااْلعِزَّةِ وَالْجَبَارُوْت, وَاعْتَصَمْنَا بِرَبِّ الْمُلْكِ وَالْمَلَكُوْت, وَتَوَكَلْنَا عَلَى اْلحَيِّ الَّذِيْ لَايَمُوت, وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ, رَبَّنَا اَنْزِلْنَا مُنْزَلًا مُبَاَرَكً وَاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ, رَبَّنَا اَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ اَقْدَاَمَنَا وَاْنصُرْنَا عَلَى اْلقَوْمِ اْلكَافِرِيْنَ. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ, وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِينَ , وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ, وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ, بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ, وَاْلحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ .
Baca juga Khutbah Idul Fitri: Nyaliksik Parobahan Diri Ku Ibadah Puasa
Download Khutbah Idul Fitri Perubahan Diri Dengan Ibadah Puasa versi file .pdf Di SINI
Disusun oleh : KH Dede Khoer Apandi.
Dikeluarkan dalam bahasa sunda oleh Bimas Kemenag Kota Banjar Jaw Barat
Alih Bahasa oleh Imam Hamidi Antasalam