KH Muadibus Sibyan, Sosok Yang Mencintai ilmu dan Perjuangan

NU CILACAP ONLINE – KH Muadibus Sibyan (54) yang akrab disapa Gus Adib adalah buah hati dari KH Muhammad Ruslan dan Ibu Nyai Hj Siti Nangimah. Sejak kecil ia ditempa dalam keluarga yang mencintai ilmu dan perjuangan.

Inilah biodata singkat salah satu sosok yang masuk ke dalam kandidat bursa pencalonan ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap periode 2024-2029 pada ajang Konferensi Cabang (Konfercab) NU Cilacap yang dihelat pada tanggal 20-21 April 2024. Lalu siapakah dia, dan dari manakah dia?

KH Muadibus Sibyan yang akrab dan dikenal khalayak dengan panggilan Gus Adib ini lahir pada 21 Juni 1969, sejak lahir belia dirinya belajar ilmu secara langsung pada ayahnya KH Muhammad Ruslan dan ulama-ulama besar lainnya di Patimuan.

Ayahnya KH Muhammad Ruslan merupakan pendiri pondok pesantren Tarbiyah Islamiyah Cinyawang, Patimuan, Cilacap.

Setelah belajar dari ayahnya, lalu melanjutkan menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al Barokah Kawunganten asuhan Syekh Mas’ud. Di pondok Al Barokah inilah beliau sering ditunjuk oleh Syekh Mas’ud untuk mewakili dalam bahstul masail, mengisi pengajian, dan kagiatan lainnya.

Setelah menuntut ilmu di pesantren Al Barokah, Gus Adib melanjutkan studinya di pondok pesantren Mbalong, Bumiayu, Brebes. Di pesantren tersebut ia menghafalkan Al-Qur’an dalam waktu yang singkat, hanya satu tahun.

Setelah selesai menuntut ilmu di pesantren Mbalong, dan mendapat gelar Al Hafidz, lalu kemudian beliau kembali ke Cinyawang untuk melanjutkan guna memimpin Pondok Pesantren Tarbiyah Islamiyah yang dirintis dan didirikan ayahnya.

Dengan demikian dirinya merupakan salah satu pengasuh pondok pesantren di Indonesia yang terbilang berusia paling muda yakni 23 tahun.

Di Pesantren Tarbiyah Islamiyah, beliau mengembangkan Pesantren ini dengan menambah metode pengajian yang tadinya hanya model bandongan dan sorogan saja, ditambah dengan mendirikan madrasah diniyah dengan nama madrasah diniyah Tarbiyah Islamiyah.

Sosok Inovator Pendidikan

Di Pesantren Tarbiyah Islamiyah, Gus Adib merintis kemandirian ekonomi pesantren, dengan memproduksi marning sekaligus untuk membekali para santri dalam usaha ekonomi.

Berkhidmat Pada NU

Gus Adib secara resmi mulai berkhitmat di NU dengan menjadi Rais Syuriyah MWCNU Patimuan pada periode 2010-2015, 2015-2020, 2020-2025. Selain itu beliau juga menjadi Dewan Syariah Lazisnu Cilacap, Pengurus LBM PCNU Cilacap, wakil katib Syuriyah PCNU Cilacap, dan pembimbing haji pada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah Nahdlatul Ulama (KBIHUNU) Cilacap.

Di MWCNU Patimuan, beliau merintis kemandirian ekonomi dengan mendirikan warung serba ada (Waserba) Barokah yang pengelolaannya diserahkan kepada Muslimat NU dan Fatayat NU Patimuan. Sampai saat ini omset waserba perbulan mencapai 50 juta rupiah.

Di MWCNU Patimuan, beliau menggagas Pengadaan Kantor Bersama MWCNU Patimuan dengan gerakan Wakaf Bersama selama 3 bulan terkumpul dana Rp.330.000.000,- yang telah dibelikan tanah dan bangunan dan sudan di setifikatkan Wakaf dengan nadzir Badan Hukum Perkumpulan Nahdlatul Ulama.

Di Lazisnu Patimuan beliau menggagas mobil layanan umat MWCNU Patimuan. Memlaui gerakan infaq pengadaan mobil siaga MWCNU Patimuan selama 8 Bulan dan terkumpul dana Rp.215.000.000,- (dua ratus lima belas juta rupiah) untuk pembelian mobil baru secara cash.

Kegiatan Taklim

Beliau  Membaca Kitab Tafsir Al Ibriz  setiap ahad pagi di masjid jami’ Al-Hidayah Cinyawang. Beliau juga membaca kitab fathul qorib dan syarah Al Hikam setiap malam sabtu di rutinan PAC GP Ansor Patimuan, mengajar tahsin Al-Quran di JQHNU Patmuan, mengajar At Tahdzib di ranting Fatayat NU Cinyawang.

Tentu masih banyak kitab yang dibaca Gus Adib yang tidak tertulis di sini. Namun, dari kitab yang dibaca tersebut terlihat dinamisme pemikiran Gus Adib dalam konteks hukum Islam. Hukum Islam harus adaptif dan didinamisir supaya mampu merespons problem global yang terus terjadi tanpa henti. (RA/IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button