Innalillah, Dunia Perfilman dan Teater Indonesia Berduka, Aktor Ray Sahetapy Wafat

NU CILACAP ONLINE – Innalillahi wainna ilaihi raji’un, dunia perfilman dan Teater Indonesia berduka, terutama para seniman dan budayawan Muslim yang tergabung dalam Lesbumi Nahdlatul Ulama (NU) pemeran tokoh lakon Laksamana Cheng Ho, Ray Sahetapy, Wafat. Rabu, (02/4/2025) pada pukul 21.04 WIB.
Aktor Ray Sahetapy (68), memiliki nama lengkap Farence Raymond Sahetapy Bin Pieter Sahetapy, lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada 01 Januari 1957 merupakan salah satu Anggota Lesbumi PBNU pada era kepemimpinan Dr. Ngatawi Al Zastrow periode 2004-2015.
Aktor Cheng Ho
“Almarhum Ray Sahetapy pernah menjadi pemeran utama dalam Pementasan teater yang dimotori oleh Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU di Teater Kecil, kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, Sabtu-Minggu, (29-30/1/2011) lalu.” Kenang Zastrow
”Adegan tokoh Cheng Ho diperankan almarhum Ray Sahetapy, dalam ekspedisi ke Nusantara dalam pementasan teater dengan lakon “Laksamana Cheng Ho” yang menceritakan kisah kehidupan Laksamana Cheng Ho dari masa kanak-kanak hingga kedatangannya ke Nusantara,” lanjutnya.
“Adapun pementasan itu merupakan pentas teater pertama setelah Lesbumi diaktifkan oleh Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), maka momen tersebut sebagai penanda kebangkitan dan kelahiran kembali Lesbumi NU karena sejak 1970 mengalami kevakuman,” ujarnya.
“Laksamana Cheng Ho adalah perintis gerakan Islam kultural di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7. Namun, Ma Huan mencatat dalam Ying-Yai Sheng-Lan pada 1405 Islam baru dipeluk komunitas China dan Arab. Cheng Ho menempatkan ulama di berbagai tempat, dan itulah cikal-bakal gerakan Islam kultural yang lantas melahirkan Wali Songo,” kata Ketua Lesbumi PBNU Dr. Ngatawi Al Zastrow saat itu.
“Maka atasnama pribadi maupun Lesbumi NU, kami haturkan turut belasungkawa yang dalam atas wafatnya beliau, semoga khusnul hatimah dan amal baiknya diterima di sisi-Nya. Dan keluarga yang ditinggalkan tabah, dan tawakal dalam kesabaran dan ketakwaan,” terang Dr. Ngatawi Al Zastrow suami dari Hj. Arifah Fauzi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI. Kamis, (03/4/2025).
Sebelumnya, kabar wafatnya aktor senior dunia perfilman Tanah Air itu pertama kali diungkap oleh anaknya, Surya Sahetapy.
“Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun. Telah berpulang Ayah, Kakek, kami Farenc Raymond Sahetapy (Ray Sahetapy) bin Pieter Sahatapy pada pukul 21.04, kami mohon doanya, mohon dimaafkan segala kesalahan,” ujar Surya Sahetapy dalam keterangan tertulisnya lewat Story Instagram @suryasahetapy dikutip, Rabu (02/4/2025).
Diceritakan awalnya, keluarga tidak menjelaskan secara rinci penyakit yang diderita Ray, sehingga menimbulkan spekulasi bagi kalangan masyarakat. Namun, akhirnya, Rama mengungkapkan bahwa sang ayah tengah berjuang melawan stroke.
Kesehatannya mulai menjadi perhatian publik ketika putranya, Rama Sahetapy, mengunggah foto bersama sang ayah, meminta doa agar kondisinya membaik.
Profil Ray Sahetapy
Aktor Legendaris Indonesia, Ferenc Raymond Sahetapy atau yang dikenal dengan nama Ray Sahetapy merupakan aktor berkebangsaan Indonesia yang lahir di Donggala, Sulawesi Tengah pada 1 Januari 1957.
Mengejar Impian
Sedari kecil, pria berdarah asal Palu ini memang bercita-cita menjadi aktor. Oleh karena itu, ia mengejar impiannya dengan mengenyam pendidikan Institut Kesenian Jakarta pada 1977 dan lulus pada 1988. Ray menempuh pendidikan di IKJ, seangkatan Deddy Mizwar dan Didik Nini Thowok.
Film Gadis dan Dewi Yull
Film perdananya berjudul Gadis yang di sutradarai oleh Nya’ Abbas Akup. Dalam film itu, Ray bertemu Dewi Yull. Ketika industri film Indonesia mengalami mati suri, hal itu tidak membuat kegigihan Ray dalam dunia akting ikut hilang.
Cerita Dewi Yull hidup bersama di rumah bambu oleh karena tak direstui menikah dengan Ray Sahetapy oleh sebab beda agama, Dewi Yull seorang muslim dan Ray Kristen.
Pasangan itu pun tetap membangun rumah tangga hingga 23 tahun dan dikaruniai 4 anak yakni Giscka Putri Agustina Sahetapy (1982—2010), Rama Putra Sahetapy (1991), Surya Sahetapy (1993), dan Muhammad Raya Sahetapy (2001).
Ray Mantap Mualaf
Dewi Yull mengatakan, Ray sebenarnya mantap mualaf sejak awal pernikahan dengannya. Aktor senior itu akhirnya memeluk agama Islam dan resmi berstatus sebagai seorang mualaf pada 1982.
Akan tetapi, keduanya masih menyembunyikan kabar Ray Sahetapy mualaf lantaran disebabkan dengan alasan tertentu.
Saat ingin membentuk keluarga harmonis, nahasnya, ujian berat yang dialami Ray berakhir rumit dan sia-sia meskipun sudah mualaf. Ia harus bercerai dengan Dewi Yull dan resmi berpisah pada 24 Agustus 2004.
Setelah berpisah dengan Dewi Yull, Ray Sahetapy menikah dengan sosok Sri Respatini Kusumastuti pada 2004. Sementara, mantan istrinya menikah dengan sosok Srikaton pada 2008.
Karya dan Prestasi
Jika berbicara kariernya sebagai aktor film dan teater, Ray Sahetapy telah menyabet banyak prestasi.
Aktor berusia 63 tahun itu telah banyak membintangi berbagai film, seperti Gadis, Kabut Ungu di Bibir Pantai, Dukun Ilmu Hitam, Sejuta Serat Sutra, Darah dan Mahkota. Bahkan “Dunia Mereka” bersama aktris Ira Wibowo yang disutradarai Lasja Fauzia.
Ia bahkan menjadi aktor terbaik yang masuk dalam nominasi Festival Film Indonesia pada 1989 melalui film Noesa Penida.
Tak hanya itu, ia juga melalui film Ponirah Terpidana sukses menyabet prestasi pada ajang Festival Film Indonesia 1984, Film Secangkir Kopi Pahit menang dalam ajang yang sama pada 1985.
Ada juga Kerikil-Kerikil Tajam menang atas Festival Film Indonesia 1985, Opera Jakarta pada 1986, Tatkala Mimpi Berakhir pada 1988, dan Jangan Bilang Siapa-Siapa pada 1990.
Namanya semakin populer semenjak berperan sebagai karakter Tama di film ‘The Raid’ pada 2012. Film ini memiliki peminat tertinggi dan sudah mendunia.
Pemakaman Ray Sahetapy
Raya Sahetapy, putra dari almarhum Ray mengungkapkan Jenazah ayahnya sementara ini disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Dan rencananya akan dikebumikan pada hari Jumat, 4 Maret 2025, di TPU Tanah Kusir, Jakarta.
“Dan sebelum dimakamkan nanti, jenazah Ray akan dishalatkan di Masjid Istiqlal, Jakarta,” katanya.
Menunggu Kepulangan
Sementara itu, adik Ray Sahetapy, Charlie Sahetapy, memberikan penjelasan perihal rencana proses pemakaman. Keluarga menunggu kedatangan Surya Sahetapy yang tinggal di Amerika Serikat.
“Oleh karena menunggu kepulangan anaknya yang dari Amerika. Surya, hari Kamis mungkin jam 10 malam dia baru tiba, jadi hari Jumat akan dimakamkan di Tanah Kusir, mohon maklum.” Pungkasnya. (IHA)