PW Fatayat NU Jateng Siap Sinergi Dengan Pemprov

NU CILACAP ONLINE – Perayaan Halal Bihalal sekaligus Hari Lahir (Harlah) ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) menjadi momentum penting bagi seluruh kader Fatayat NU di Jawa Tengah untuk merefleksikan perjalanan panjang organisasi perempuan muda NU ini.

Harlah Fatayat yang berlangsung di Pendopo Kota Tegal ini berlangsung meriah dan dihadiri oleh 34 Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU se Propinsi Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, Ketua Pimpinan Wilayah (PW) PW Fatayat NU Jawa Tengah, Hj. Tazkiyatun Mutmainah, menyampaikan bahwa usia 75 tahun adalah tonggak penting dalam sejarah organisasi yang telah tumbuh menjadi salah satu kekuatan strategis dalam memberdayakan perempuan muda.

“Fatayat NU kini telah berusia 75 tahun. Kita patut bersyukur dan bahagia mewarisi organisasi sebesar ini. Walaupun kita bukan para pendiri seperti tiga serangkai 75 tahun lalu, namun semangat perjuangan mereka harus terus kita lanjutkan sesuai dengan tantangan zaman sekarang,” ujar Mba Iin sapaan akrabnya. Sejarah Fatayat Nahdlatul Ulama

Struktur Organisasi Ibarat Rumah

Tazkiyatun menggambarkan struktur organisasi Fatayat NU seperti sebuah rumah yang harus dibangun dengan fondasi yang kuat. Saat ini, PW Fatayat NU Jawa Tengah memiliki: 34 Pimpinan Cabang (PC), 574 Anak Cabang (PAC), 5 lembaga yang terdiri dari Forum Daiyah Fatayat (Fordaf), Ikatan Hafidzah Fatayat (IHF) dan Garda Fatayat (Garfa), yang menjadi garda terdepan kader muda. Baca juga Pertemuan Garfa PC Fatayat NU Cilacap Peringati Hari Pahlawan

Wakil Wali Kota Tegal ini mengatakan ada 3.581 anggota Garfa di Jawa Tengah, menjadikannya provinsi dengan jumlah Garfa terbanyak di Indonesia. Apel Garfa direncanakan sebagai wujud penguatan militansi dan kesiapsiagaan kader. Hadiri Harlah Fatayat NU, Ini Pesan Gubernur Jateng

Fokus pada Isu Kekerasan Perempuan dan Anak

Fatayat NU telah dikenal luas karena konsistensinya dalam menyuarakan dan menangani isu kekerasan terhadap perempuan dan anak. Organisasi ini telah melatih banyak paralegal yang aktif memfasilitasi penyelesaian masalah sosial di masyarakat.

“Kader Fatayat menjadi problem solver. Di berbagai daerah, kami mengembangkan program-program inovatif,” tutur mbak Iin.

Di antara program inovatif Fatayat adalah Sambung Simbok Sambang Bocah, satu program yang mempunyai misi menangani kasus stunting. Program ini dibreakdown sebagai program lokal seperti ‘Tilik Simbok’ inisiasi PC Fatayat NU Magelan dengan program Sahabat Asuh, PC Fatayat NU Pati yang melakukan pendampingan ibu hali yang memiliki resiko tinggi.

Kolaborasi Lintas Organisasi Perempuan

PW Fatayat NU Jawa Tengah aktif menjalin kerja sama lintas iman dan komunitas dengan organisasi perempuan lain, seperti Wanita Katolik, Wanita Hindu, komunitas perempuan difabel, dan Aisyiyah. Hal ini menjadi bagian dari pendekatan inklusif dalam membangun solidaritas antarperempuan.

Penguatan Data dan UMKM

Dalam aspek penguatan organisasi, Fatayat NU telah membangun database anggota yang kini mencapai 200.000 orang. Data ini menjadi dasar penting untuk perencanaan program dan pengembangan keanggotaan.

Fatayat NU juga siap bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, termasuk dalam penguatan UMKM. Lewat kerja sama dengan Bank Indonesia, dilakukan sosialisasi penggunaan QRIS untuk mendorong ekonomi berbesis digital bagi kader.

Di hadapan Gubernur Jateng, Ahmad Lutfhi yang hadir hari itu, Tazkiyatun Muthmainah menyatakan bahwa Fatayat siap untuk bersinergi dengan pemerintah dalam segala hal, khususnya pemberdayaan perempuan.

“Kami (Fatayat NU) siap bersinergi dengan pemerintah propinsi. Kami pasukan njenengan, pak gubernur. Kami bocaeh njenengan, kami siap menerima dhawuh apa saja khususnya pemberdayaan perempuan,” tegasnya.

Dengan semangat kebersamaan dan produktivitas, Fatayat NU terus menatap masa depan sebagai organisasi strategis yang mengabdi bagi perempuan, umat, dan bangsa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button