Pelatihan Mushaf Alqur’an Isyarat Untuk Penyandang Tunawicara

NU CILACAP ONLINE – Dalam momentum bulan suci Ramadhan, Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Cilacap bekerja sama dengan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Cilacap mengadakan program pembelajaran Al-Qur’an Isyarat bagi penyandang tunawicara.
Pembelajaran Al-Qur’an Isyarat digelar bersamaan dengan pelatihan fasohati bagi imam masjid dan mushala. Ini berlangsung di Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap 2 hari ini, Sabtu (15/03/2025).
Hadir di tengah-tengah acara, Kepala Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Cilacap H Aziz Muslim mengapresiasi kegiatan ini.
H Aziz Muslim mengungkap pembelajaran Al qur’an isyarat adalah upaya strategis agar Alqur’an bisa diakses oleh para penyandang disabilitas.
“Yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa akses belajar Al-Qur’an terbuka untuk semua, termasuk bagi sahabat-sahabat kita yang memiliki kebutuhan khusus seperti penyandang tunadaksa dan tunarungu. Meskipun mereka memiliki keterbatasan, namun banyak di antara mereka yang dikaruniai daya ingat yang luar biasa. Dengan metode dan fasilitas yang tepat, mereka juga bisa belajar, bahkan menularkan ilmunya kepada orang lain,” paparnya di hadapan peserta. Baca juga 10 Program Ramadhan 2021 NU Care LAZISNU Cilacap, Apa Saja?
Metode Pembelajaran yang Menyenangkan
Untuk narasumber pelatihan Alqur’an isyarat menghadirkan Tenaga ahli ari Lajnah Pentshihan Alqur’an Badan Litbang da Diklat Kementrian Agama Bidang Penelitian Tuti Nur Hayati M . A
Selain itu juga hadir motivator berbahasa isyarat dari Rumah Qur’an isyarat Al Islamabad. Ali demikian ia dipanggil adalah penyandang tunawicara. Ia bersama dengan timnya menyampaikan paparannya dengan gaya yang asyik dan gampang dipahami. Baca juga Ranting NU Tritih Wetan Peringati Hari Disabilitas Internasional
Dalam pembelaran tersebut Ali mengenalkan peserta pada isyarat huruf hijaiyah dan tanda baca. Peserta yang kebanyakan adalah guru dan pendaming sekolah luar biasa ini mengikuti kegiatan dengan antusias.
Mala, salah satu peserta mengungkap rasa senang bisa mengikuti kegiatan ini. Perempuan yang berprofesi sebagaiguru di SD Luar Biasa mengaku bahwa pelatihan ini sangat membantunya dalam membimbing anak didiknya.
“Saya guru kelas dan memegang kelas 5 dengan spesifikasi siswa murid tuna rungu. Selama ini mengajar anak anak ngaji melalui praktik Gerakan bibir, tetapi itu kurang maksimal. Alhamdulillah hari ini biasa belajar Alqur’aan Bahasa isyarat, tentunya ini akan lebih mudah dan mengena,” kata Mala. (Naeli R)