PAC Pagar Nusa Gandrungmangu Gelar Konferensi Yang Pertama

NU Cilacap Online – Keluarga Besar Pimpinan Anak Cabang (PAC) Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Gandrungmangu baru saja menyelenggarakan perhelatan yang cukup bersejarah yaitu Konferensi PAC Pagar Nusa yang pertama.

Konferensi yang dilaksanakan pada Ahad 14 Februari 2021 bertempat di Madin Al Huda Desa Kertajaya, Gandrungmangu, telah menetapkan dibentuknya PAC PSNU Pagar Nusa Gandrungmangu Masa Khidmad 2021-2026 dengan Adil Prabowo sebagai Ketua PAC.

Hadir pada kesempatan tersebut Perwakilan Pengurus Cabang PSNU Pagar Nusa Cilacap, Suyadi dan Julianto, Koordinator Latihan (Korlat) PSNU yang ada di Gandrungmangu dan Jajaran Pengurus Ranting NU Kertajaya.

Jajaran Kepegurusan PAC Pagar Nusa Gandrungmangu periode 2021-2026

Menurut Adil Prabowo, keberadaan PSNU Pagar Nusa di Gandrungmangu, khususnya di Desa Kertajaya sudah ada sejak tahun 2014. Dalam  kurun waktu 2014 hingga sekarang, PSNU Pagar Nusa telah banyak terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama, baik di tingkatan ranting, MWC, maupun tingkat Cabang serta kegiatan lain yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

Sekilas Tentang PSNU Pagar Nusa

Dikutip dari situs nusadaily.com, Pagar Nusa dibentuk pada 3 Januari 1986 di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. NU mengesahkan pendirian dan kepengurusannya melalui Surat Keputusan tertanggal 9 Dzulhijjah 1406/16 Juli 1986. Lahirnya Pagar Nusa berawal dari perhatian dan keprihatinan para kiai NU terhadap surutnya ilmu bela diri pencak silat di kalangan pesantren.

Pencak Silat Pagar Nusa Gandrungmangu
Suasana Latihan Pendekar Muda Pagar Nusa Gandrungmangu

Padahal, pada awalnya pencak silat merupakan kebanggaan yang menyatu dengan kehidupan dan kegiatan pesantren. Surutnya pencak silat antara lain ditandai dengan hilangnya peran pondok pesantren sebagai padepokan pencak silat. Padahal, sebelumnya pondok pesantren merupakan pusat kegiatan ilmu bela diri tersebut. Kiai atau ulama pengasuh pondok pesantren selalu merangkap sebagai ahli pencak silat, khususnya aspek tenaga dalam atau hikmah yang dipadu dengan bela diri.

Pada saat itu seorang kiai sekaligus juga pendekar pencak silat. Di sisi Iain tumbuh berbagai perguruan pencak silat dengan segala keanekaragamannya berdasarkan segi agama, aqidah, maupun kepercayaannya. Perguruan-perguruan itu kadang bersifat tertutup dan saling mengklaim sebagai yang terbaik serta terkuat. Para ulama-pendekar merasa gelisah melihat kenyataan tersebut.

KH Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya, menceritakan masalah itu kepada KH Mustofa Bisri di Rembang. Mereka lalu menemui KH Agus Maksum Jauhari (Lirboyo) atau Gus Maksum, yang memang dikenal sebagai tokoh ilmu bela diri. Pada 27 September 1985 mereka berkumpul di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang. Tujuannya untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan NU yang khusus mengembangkan seni bela diri pencak silat.

Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, Cirebon, dan Kalimantan. Kemudian terbitlah Surat Keputusan Resmi Pembentukan Tim Persiapan Pendirian Perguruan Pencak Silat Milik NU yang disahkan pada 27 Rabi’ul Awwal 1406/ 10 Desember 1985 dan berlaku hingga 15 Januari 1986.

Musyawarah berikutnya diadakan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, pada 3 Januari 1986. Musyawarah ini menyepakati susunan Pengurus Harian Jawa Timur yang merupakan embrio Pengurus Pusat. Gus Maksum dipilih sebagai ketua umumnya. Nama organisasi yang disepakati dalam musyawarah itu adalah lkatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama yang disingkat IPS-NU yang kemudian sekarang menjadi PSNU.

Rencana Kerja

Terkait dengan Program Kerja Pengurus PAC Pagar Nusa Gandrungmangu yang baru terbentuk, Adil Prabowo menyatakan bahwa mungkin proker (program kerja) yang akan kami jalani dalam waktu dekat ini (adalah) silaturahmi ke (jajaran) MWCNU Gandrungmangu dan juga Banom NU yang lain. Kami di Kertajaya juga sedang fokus untuk pembangunan gedung Sektretariat Bersama MWCNU Gandrungmangu yang mana Pagar Nusa di Kertajaya juga (akan) mengambil bagian untuk wakaf, mungkin akan saya usahakan di korlat-korlat Gandrungmangu yang lain.

Penulis: Shofyan Khasani, S.S
Foto: PAC Pagar Nusa Gandrungmangu, Adil Prabowo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button