Marhaban Ya Ramadhan, Mari Berpuasa Meraih Taqwa

NU Cilacap Online – Marhaban Ya Ramadhan, Mari Berpuasa dan Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Bulan Ramadhan merupakan bulan yang mulia, penuh kemuliaan dan keistimewaan.

Marhaban Ya Ramadhan

Di bulan ini, Allah menurunkan Al-Qur’an bagi umat manusia sebagai petunjuk untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil. Dan sebagai pedoman/pembimbing dalam menjalankan syariat-syariat-Nya.

Allah Subhanahu wa Taala telah berfirman, sebagaimana berikut ini;

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

(Beberapa hari yang ditentukan itu adalah ) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(QS. 2:185)

Kewajiban Berpuasa

Selain kemulian tersebut, pada bulan Ramadhan pula diwajibkan kepada umat manusia untuk melakukan ibadah puasa sebagai sarana menuju umat yang bertaqwa. Ibadah puasa merupakan ibadah yang disyariatkan oleh Allah SWT dengan kaifiyah/cara tertentu, yaitu dengan mengendalikan diri atau mencegah dari segala sesuatu yang membatalkan  seperti, makan, minum serta bersetubuh dan juga menjauhkan diri dari hal-hal yang diikuti nafsu.

Atau dalam arti yang lebih khusus, puasa adalah menjaga perilaku lahir dan perilaku batin. Kesemuanya bermuara pada pencapaian satu tujuan menciptakan manusia-manusia yang taat kepada Tuhan yang ketaatan tersebut tidak hanya pada hal-hal ritual saja, akan tetapi juga pada nilai-nilai ketuhanan itu sendiri yang berbentuk syariat atau nilai-nilai Islam yang berfungsi sebagai penuntun, petunjuk dan pembimbing bagi kehidupan manusia.

Dengan demikian, ada dua aspek yang tidak bisa ditinggalkan dari puasa. Pertama, aspek mengendalikan diri yang bersifat ritual formal. Kedua, aspek spiritualitas yang bersifat rohaniah. Keduanya tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena pada satu sisi, mengendalikan diri akan sulit dilakukan jika tidak ada satu motivasi yang mendorong jiwa untuk melakukannya.

Niat Puasa Ramadhan

Dan, yang mampu mendorong ke arah itu adalah aspek spiritualitas yang bermuara pada aspek-aspek transendental. Kalau sekarang kita mau jujur menjaga puasa sebaik-baiknya, itu adalah pilihan, kita mau tidak puasa tanpa seorang pun tahu, itu juga mudah. Terserah kita untuk menentukannya kecuali kalau kita mampu merasakan kehadiran-Nya di setiap ruang dan waktu yang kita tempati.

Di sini kita tidak punya pilihan lain kecuali harus menjaga atau melakukan amal hanya karena Allah demi keabsahan dari puasa dan amal-amal kita itu. Kullu amali ibn Adam lahu illa as-shiyam, faiinahu Li wa Ana ‘Ajzi Bihi.

Jika aspek-aspek puasa itu sudah dilakukan secara benar dan totalitas -dalam arti tidak sekadar melakukan ritualnya saja tetapi lebih dari itu nilai-nilai syariahnya. Maka bukan tidak mungkin akan terbentuk mental karakteristik yang sangat mendasar dalam rangka membangun bangsa ini.

Cara Menyempurnakan Puasa

Hal ini sangat penting mengingat hampir semua aspek kehidupan bangsa ini baik aspek pendidikan, aspek ekonomi sosial dan politik sedang dilanda krisis multidimensional. Aspek pendidikan sampai hari ini dinilai belum punya karakter. Aspek ekonomi  pun demikian. Tidak hanya utang yang menumpuk, tapi juga harga bahan pokok yang semakin membumbung.

Aspek sosial semakin mengerikan karena sekarang ini bangunan moral dan pondasi norma-norma masyarakat mulai runtuh. Hal semacam pornografi seakan sudah tidak tabu lagi. Masyarakat semakin tidak memperhatikan standar-nilai-nilai sosial dan nilai-nilai sosial itu sendiri semakin mengarah pada kebebasan tanpa batas dan individualis materialistis.

Begitu juga dengan aspek politik, rasanya belum ada yang benar-benar memperjuangkan rakyat; yang ada hanyalah aspirasi untuk kepentingan individu. Atau golongan. Dan perjuangan untuk  mendapatkan posisi-posisi formal dieksekutif maupun legislatif.

Baca juga Jaminan Allah SWT Pada Hambanya yang Penuhi Puasa Ramadhan

Semua itu adalah kenyataan yang tidak dapat diingkari dan kalau kita runut dari kenyataan di atas maka banyak faktor penyebabnya. Antara lain adalah lemahnya kemampuan mengendalikan diri, orang ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkannya secara cepat.

Ia lupa bahwa segala sesuatunya harus melalui proses dan tahapan-tahapan tertentu. Pikirannya menjadi sempit, pandangannya tidak lagi jernih, aspek moral etika kurang diperhatikan. Yang ada dalam pikirannya hanyalah bagaimana secepatnya memenuhi ambisi itu.

Penyebab lain yang paling dominan adalah lemahnya aspek teologis. Meskipun kita mangatakan sebagai bangsa yang religius, tetapi kenyataannya kita sering menganggap diri kita pintar. Menerjang lalu berkelit dan bermain-main dari ketentuan Tuhan. Dengan berbagai cara seolah-olah kita yang berkuasa atas hukum dan Tuhan tidak mampu berbuat apa-apa. Menganggap bahwa hari pembalasan tidak akan pernah ada.

Ceramah Ramadhan

Oleh karena itu, momentum bulan puasa ini semestinya dapat kita jadikan untuk introspeksi diri berbuat sesuai perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

Bulan Ramadhan ini adalah bulan yang kesekian kalinya kita diberi kesempatan oleh Allah untuk memperbaiki perilaku dan sikap serta melebur dosa yang telah kita lakukan.

Baca juga Niat Puasa Ramadhan Versi Daerah Suku di Nusantara

Perlu saya ingatkan juga bahwa semua yang kita lakukan di dunia ini akan di mintai pertanggung jawaban oleh-Nya di akhirat nanti.

Marhaban Ya Ramadhan, Mari Berpuasa dan Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. Semoga Artikel ini bisa menjadi bahan referensi materi Kultum, Ceramah, Pengajian, Kuliah Subuh Ramadhan.

Baca juga Agama dan Pancasila Bukanlah Sesuatu yang Bertentangan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button