JQH, Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz | NU Cilacap Online

NU Cilacap Online – JQH atau Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz adalah Badan Otonom NU: merupakan organisasi para qari, qariah, hafidz, hafidzah para penghafal dan pecinta Al-Qur’an, yang bernaung di bawah Nahdaltul Ulama atau NU
Sejarah JQH
Organisasi Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz didirikan oleh KH Wahid Hasyim pada tanggal 12 Rabul Awwal 1371 H. Bertepatan 15 Januari 1951 M. Di rumah H Asmuni, Sawah Besar, Jakarta.
Atas inisiatif KH Abdul Wahid Hasyim, seorang hafidz yang ketika itu beliau adalah Menteri Agama IV RIS, pada tanggal 17 Ramadhan 1370. Atau tepatnya tahun 1950, bertempat di kediaman beliau, Jalan Jawa 12 Jakarta dalam acara buka puasa bersama.
Sambil selamatan haul salah satu orang tua beliau, maka tercetuslah berdirinya sebuah organisasi yang menghimpun para ahli qira’at, qari’ dan huffazhul Qur’an. Dengan nama “Jam’iyyatul Qurra` Wal Hufafzh”.
Tujuan organisasi JQH, Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz ini adalah terpeliharanya kesucian dan keagungan Al-Qur’an. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran Al-Qur’an. Juga, terpeliharanya persatuan qurra wal-huffazh Ahlussunnah wal Jamaah, Aswaja.
Organisasi JQH, Jam’iyyatul Qurra Wal Huffadz ini pernah melakasanakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) antar Pondok Pesantren seluruh Indonesia. Kemudian kegiatan ini diambil-alih Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) nasional sejak tahun 1968 sampai sekarang.
Lalu, pada tahun 1992, saat KH Abdurahman Wahid menjadi ketua umum PBNU, JQH kembali aktif. Pada tahun 1999, JQH mengadakan MTQ antar Pondok Pesantren di Garut, Jawa Barat.
MTQ Pondok Pesantren
Dalam sejarahnya, JQH pernah menggelar MTQ antar Pondok Pesantren. Lalu, melahirkan qari-qariah dan ulama Al-Qur’an bertaraf nasional dan internasional. Sseperti KH Abdul Aziz Muslim (Tegal), KH Ahmad Syahid (Bandung) KH Tb Abas Saleh Ma’mun (Banten) KH M. Yusuf Dawud (Jawa Timur) H Muammar ZA (Pemalang) Hj Maria Ulfa Lamongan, dll.
Mereka kemudian berhasil dan mencetak kader-kader bangsa, ulama yang hapal al-Qur,an dan sanggup menjadi teladan di tengah-tengah masyarakat.
Sebelum berdiri Jam’iyyatul Qurra Wal Huffazh, di setiap daerah di Indonesia telah berdiri organisasi atau perkumpulan Qaari, para ahli qira’at dan penghafal al-Qur’an yang beraneka ragam nama dan sebutannya.
Organisasi-organisasi tersebut sebenarnya mempunyai tujuan yang sama, adalah menghimpun dan mempersatukan para ahli qira’atul Qur’an serta memelihara kesucian al-Qur’an. Selain itu, juga bertujuan untuk mempelajari segi bacaan (tilawah) dan hukum-hukum tajwid maupun qira’at.
Selanjutnya, mempelajari isi yang terkandung di dalamnya guna diamalkan oleh setiap umat Islam di Indonesia. Juga sekaligus untuk menyebar-luaskan (dakwah Islamiyah) seni bacaan al-Qur’an sesuai dengan hukum-hukum tajwid dan qira’at sebagai pedomannya.
Keberadaan Badan Otonom JQHNU merupakan ikhtiar Nahdlatul Ulama untuk menyiapkan generasi Islam yang kuat berpegang teguh pada Al-Qur’an.
Baca Juga >> Situs Berita Kegiatan Lembaga dan Badan Otonom NU