Hoax Penemuan Makam Nabi Zulkifli Di Bawah Tembok Besar China

NU Cilacap Online – Kabar mengenai penemuan makam Nabi Zulkifli AS di bawah tembok besar China memang sempat viral. Dalam beberapa minggu ini dan memicu perbincangan hangat di media sosial. Namun, hingga saat ini tidak ada bukti ilmiah atau arkeologis yang dapat mengonfirmasi klaim tersebut.

Hingga kini, tidak ada pernyataan resmi dari otoritas arkeologi Tiongkok atau lembaga penelitian internasional yang mengonfirmasi penemuan makam Nabi Zulkifli.

Asal-usul informasi dalam Video dan unggahan yang beredar di media sosial sebagian besar berasal dari sumber tidak terverifikasi, dan seringkali tidak menyertakan bukti konkret seperti laporan arkeologi, koordinat lokasi, atau dokumentasi yang kredibel.

Nabi Zulkifli Dalam Al-Qur’an

Nabi Zulkifli AS merupakan keturunan dari nabi Ayyub AS. Ia merupakan seorang raja yang dikenal sabar dan adil.
Nama asli Nabi Zulkifli AS adalah Basyar. Terkait kisahnya dijelaskan dalam sejumlah ayat Al-Qur’an pada surah Al Anbiya ayat 85-86 dan surah Shad ayat 48.

Beberapa pendapat para ulama menyebutkan kemungkinan makam beliau berada di wilayah Mesopotamia (Syam), bukan di wilayah Asia Timur seperti Tiongkok.

Kesimpulannya, klaim bahwa makam Nabi Zulkifli ditemukan di bawah Tembok Besar China sangat diragukan kebenarannya dan lebih baik disikapi dengan skeptisisme serta menunggu klarifikasi dari pihak yang berwenang.

Pentingnya Verifikasi

Cerita tentang penemuan nisan Nabi Zulkifli di bawah tembok besar China jelas punya daya tarik besar unsur sejarah, religi, dan misteri yang dibalut dramatisasi visual. Tapi faktanya, video itu ternyata hasil kreasi AI tanpa dasar arkeologis yang sah.

Selalu bijak untuk memeriksa sumber informasi, terutama bila menyangkut temuan luar biasa. Kalau tidak ada rilis dari badan arkeologi, sebaiknya kita bersikap skeptis dulu.

Daya sebar emosional narasi seperti ini cepat viral karena memicu emosi. Rasa kagum, spiritualitas, atau bahkan harapan. Itulah yang bikin tagar seperti #NabiDiCina bisa mendunia dalam waktu singkat.

AI dan Realitas Baru

Dengan kecanggihan AI, menciptakan bukti visual dari hal-hal yang belum tentu nyata makin mudah. Ini bikin literasi digital makin penting supaya kita nggak gampang terjebak oleh informasi yang beredar.

Video Penemuan Nabi Zulkifli AS video ini dibuat oleh teknologi AI. Kalimat-kalimatnya bombastis dan tidak mencantumkan sumber yang jelas, NU Cilacap Online kali ini turut mengungkap fakta di balik kabar viral tersebut adalah Hoax .

Sempat pula muncul teori perbandingan agama yang mengaitkan Nabi Zulkifli dengan figur Buddha. Namun, pandangan ini masih kontroversial dan tidak diterima sebagai konsensus ilmiah maupun keagamaan dalam studi Islam.

Di sisi lain, jejak sejarah Islam di Tiongkok memang tercatat kuat. Salah satu tokoh yang diyakini membawa Islam ke Tiongkok adalah Sa’ad bin Abi Waqqas, sahabat Rasulullah SAW, yang konon diutus pada masa Dinasti Tang sekitar abad ke-7.

Makamnya di Gunung Luhu, Guangzhou kota yang juga menjadi tempat berdirinya Masjid Huaisheng, salah satu masjid tertua di dunia.

Meski sejarah Islam di Tiongkok dapat terverifikasi, klaim mengenai makam nabi tetap harus diuji dengan metode ilmiah dan akademik yang sahih. Menyebarkan informasi yang belum terbukti kebenarannya justru dapat mencemarkan citra Islam dan membuka ruang bagi fitnah.

Dalam era digital, menjadi selektif terhadap informasi adalah kewajiban moral. Kebenaran tidak ditentukan oleh jumlah views atau likes, melainkan oleh fakta dan bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.

Tidak ada bukti atau laporan resmi terkait penemuan makam Nabi Zulkifli di Tembok Besar Cina. Video yang viral merupakan konten rekayasa AI tanpa sumber yang valid. Kabar ini tergolong hoaks dan harus ditanggapi dengan kehati-hatian. Jangan mudah percaya tabayyun lebih penting daripada sensasi. (Rhmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button