Budayawan Akhudiat Tinggalkan Panggung yang Fana

NU CILACAP ONLINE – Innalillah… Sastrawan dan dramawan nasional Akhudiat yang lahir di Rogojampi, Banyuwangi 5 Mei 1946 ini meninggal di kediamannya, Gayungan Residence A9, Surabaya, Sabtu pukul 07.30 akibat komplikasi penyakit. kita kehilangan seorang seniman budayawan sekaligus dramawan besar Indonesia,

Akhudiat, Diat, Guru Diat

Akhudiat atau jamak di kenal kang Diat atau guru Diat. “Mohon dimaafkan, papa meninggal dunia barusan di rumah”, kata salah satu putrinya, Yasmin Fitrida. Sabtu pagi, 7/8

Kondisi kesehatan pensiunan staf UIN Sunan Ampel ini memang naik turun, sehingga beberapa kali harus masuk rumah sakit. Terakhir pertengahan Juli lalu Diat dirawat di RS Suwandi Surabaya karena sakit lamanya kambuh, yaitu sesak nafas. Sebelumnya, dia juga pernah kena serangan stroke.

Akhudiat merupakan penasehat Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lembaga Seni Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) yang dikenal sebagai sutradara dan penulis naskah teater modern.

Tahun 90an, secara rutin karya dramanya memenangkan hadiah lomba naskah drama yang diselenggarakan DKJ (Dewan Kesenian Jakarta, antara lain Graffito (1972), Jaka Tarub (1974), Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap dan Langit Dekat dan Langit Sehat (1974), Bui (1975), Re (1977).

Selain naskah drama, ia juga pernah mendapat penghargaan atas cerita pendeknya yang berjudul New York: Sesudah Tengah Malam dan dimuat dalam majalah Horison Vol. XIX (1984).

Hampir semua naskah itu disutradarinya dengan kelompok yang juga membesarkan namanya yaitu Bengkel Muda Surabaya, yang sebaliknya juga dibesarkannya. Sebagai sutradara, terakhir tahun 2011 di Gedung Cak Durasim Taman Budaya Jatim, dia menyutradari lakon yang ditulisnya yaitu ‘Sekolah Skandal’ bersama Teater Sanggar Merah Putih.

Baca Juga:

Pendidikan Akhudiat

Riwayat pendidikan yang ditempuhnya dimulai sejak tahun 1952 di Sekolah Rakyat Negeri (SR), Rogajampi, Banyuwangi. Kemudian ia melanjutkan sekolah ke Pendidikan Guru Agama Pertama Negeri (PGAPN) di Jember pada tahun 1958-1962. Usai tamat dari PGAPN, ia meneruskan ke sekolah Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) Malang. Tahun 1962-1965, ia meneruskan ke Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) Yogyakarta.

Tahun 1965, ia mengikuti Acting Course Teater Muslim, Yogyakarta. Selanjutnya pada tahun 1968 ia mengikuti Pendidikan di Akademi Wartawan Surabaya. Selain itu, ia juga mengikuti International Writing Program di Universitas Lowa, Amerika Serikat pada tahun 1975. Tidak berhenti disitu, pada tahun 1983 ia mengikuti pendidikan Sekolah Pimpinan Administrasi Dasar, Balai Pendidikan Latihan Tenaga Teknis Keagamaan Departement Surabaya. Ia berhasil menyelesaikan Sarjana Administrasi Negara, FISIPOL, di Universitas Terbuka pada tahun 1992.

Prestasi Akhudiat

Akhudiat merupakan sastrawan yang sarat prestasi. Naskah sandiwara yang pernah dimenangkan dari sayembara Dewan Kesenian Jakarta adalah Graffito (1972), Jaka Tarub (1974), Rumah Tak Beratap Rumah Tak Berasap dan Langit Dekat dan Langit Sehat (1974), Bui (1975), Re (1977). Selain naskah drama, ia juga pernah mendapat penghargaan atas cerita pendeknya yang berjudul New York: Sesudah Tengah Malam dan dimuat dalam majalah Horison Vol. XIX (1984).

Cerpen tersebut kemudian diterjemahkan oleh Dede Oetomo dengan judul New York After Midnight, Jakarta: Executive Commite, Festival of Indonesia, USA (1990-1991) dan John H. McGlynn dengan judul yang sama dalam Manhattan Sonnet, Jakarta (2002).

Naskah dramanya yang berjudul Jaka Tarub termasuk kedalam karya yang dimuat dalam kompilasi seratus tahun drama Indonesia pada buku Antologi Drama Indonesia jilid 3 (1946-1968). Kemudian naskah tersebut pernah diterjemahkan kedalam bahasa inggris dan dimuat dalam The Lontar Anthology of Indonesian Drama 3: New Directions (1965-1998). Menurut Cobina Gillit, editor The Lontar Anthology of Indonesian Drama, karya Akhudiat dipilih sebagai bentuk representasi karya drama yang mengadaptasi cerita rakyat.

Pada tahun 1975, Akhudiat mendapat Honorary Fellow in Writing, International Writing Program, University of Lowa, USA. Atas dedikasi yang tinggi dibidang seni, Walikotamadya Surabaya memberikannya penghargaan sebagai Aktivis Teater Modern (1989). Selanjutnya, diberi penghargaan oleh Gubernur Provinsi Jawa Timur sebagai seniman berprestasi (2001). Akhudiat merupakan penerima Anugerah Kebudayaan Kategori Pencipta, Pelopor dan Pembaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (2016).

Kumpulan Karya Akhudiat

Kumpulan naskah drama dan monolog miliknya adalah Graffito (1972), Rumah Tak Beratap Tak Berasap dan Langit Dekat dan Langit Sehat (1974), Jaka Tarub (1974), Bui (1975), Re (1977), Putih dan Hitam (1978), Suminten dan Kang Lajim (1982), Memo Putih (2000), Dewa Mabuk (2008).

Selain menulis naskah drama, ia juga menulis cerpen dan puisi di antaranya: puisi Gerbong-gerbong Tua Pasar Senen (1973), antologi cerpen Mencari Air dalam Air (1983), skenario film Menyambung yang Patah (1984) dan Endang Baru (1984), antologi cerpen Cerita Pendek Dari Surabaya (1991), cerpen New York Sesudah Tengah Malam (1994), Masuk Kampung Keluar Kampung Surabaya Kilas Balik (2008).

Beberapa karya yang berhasil diterjemahkannya adalah: karya Sherwood Anderson dengan judul Fred yang diubah menjadi Kematian di Dalam Hutan, Sumur karya Agusto Cespedes, Model karya Bernard Malamud, Apotek karya Anton Chekov, Kisah Pohon Sisa dari Pembakaran karya Peter Handke, Benang Laba-laba karya Ryonusuke Akutagawa, Raja Ubu karya Alfred Jarry, Jalan Tembakau karya Erskine Caldwell, dan Kattastrof dari New Yorker, drama tidak hadir akal karya Samuel Beckett.

Selamat jalan guru Diat, engkau telah turun dari panggung yang fana, dan naik ke panggung yang baka (diolah dari berbagai sumber)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button