9 Amalan Sunah Di Hari Raya Idul Fitri

NU CILACAP ONLINE – Ada sekurang-kurangnya 9 Amalan Sunah di Hari Raya Idul Fitri, yang baik dijalankan oleh umat Islam yaitu; menghidupkan malam Idul Fitri dengan ibadah, memperbanyak bacaan takbir, mandi dan behias, makan sebelum shalat Id, melaksanakan shalat Id, mengambil jalan pulang yang berbeda dengan saat jalan berangkat Shalat Id, mengucapkan selamat dan bershadaqah untuk keluarga, mengucapkan selamat dan Silaturrahmi.

Hari Raya Idul Fitri menjadi momen paling bahagia bagi umat Islam, akan tetapi bukan berarti momen tersebut kita harus larut dalam kegembiraan sehingga lalai untuk melakukan ibadah kepada Allah swt. Silakan bersuka cita saat Idul Fitri, akan tetapi jangan sampai membuat diri lupa untuk beribadah pada hari tersebut.

Berikut adalah 9 amalan Sunah yang bisa diamalkan pada hari raya Idul Fitri dan penjelasannya.

1. Menghidupkan Malam Idul Fitri

Orang yang menghidupkan malam Idul Fitri hatinya tidak akan mati saat banyak orang yang telah mati hatinya. Ada tiga pendapat terkait cara menghidupkannya. Pertama, kegiatan ibadah malam Idul Fitri lebih dominan. Kedua, cukup dengan beribadah sesaat. Ketiga, dengan shalat isya berjamaah dan bertekad shalat subuh berjamaah pula.

Bagaimana cara menghidupkan malam Idulfitri? Rasulullah menganjurkan umat Islam  untuk menghidupkan malam Hari Raya Idulfitri dengan memperbanyak shalat, salawat, membaca Al-Qur’an dan ibadah lain. “Barangsiapa menghidupi dua malam hari raya, hatinya tidak mati di hari matinya beberapa hati”

2. Memperbanyak Bacaan Takbir

Sunah untuk memperbanyak membaca takbir saat Idul Fitri. Waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari 1 Syawal sampai takbiratul ihramnya Imam shalat Id bagi yang berjamaah, atau takbiratul ihramnya mushalli (orang yang shalat) sendiri, bagi yang shalat sendirian.

Pendapat lain menyatakan waktunya habis saat masuk waktu shalat Id yang dianjurkan, yaitu ketika matahari naik kira-kira satu tombak (+ 3,36 M), baik Imam sudah melaksanakan takbiratul ihram atau tidak.

Sebagian masyarakat Muslim melaksanakan tradisi Takbir Keliling dengan berbagai macam cara; menggemakan takbir di Masjid dan Mushalla; berkeliling di jalan-jalan dan gang-gang kampung. Sehingga gema takbir malam Hari Raya Idul Fitri terasa di mana-mana. Ini juga bagian dari cara menghidupkan malam Idul Fitri. Dan Mengumandangkan takbir hingga menjelang shalat Idul Fitri.

3. Mandi dan Berhias

9 Amalan Sunah Di Hari Raya Idul Fitri yang ketiga yaitu Mandi. Sunah untuk mandi baik bagi laki-laki atau perempuan saat Idul Fitri, termasuk perempuan yang sedang haid atau nifas. Waktunya dimulai sejak tengah malam hari raya sampai tenggelam matahari esok harinya.

Berikut adalah niat mandi di hari Raya Idul Fitri :

نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Nawaitu ghusla ‘îdil fithri sunnatan lillâhi ta’âlâ  Artinya, “Aku niat mandi Idul fitri, Sunah karena Allah”.

Umat Muslim dianjurkan untuk berhias sebagai bentuk ekspresi bahagia pada hari Idul Fitri. Cara berhiasnya seperti dengan memotong kuku, mandi, mengenakan parfum, dan mengenakan pakaian terbaik, dianjurkan pakaian berwarna putih.

4. Makan sebelum Shalat Idul Fitri

Sebelum berangkat untuk melaksanakan shalat id, seseorang dianjurkan untuk makan terlebih dahulu. Orang yang meninggalkan anjuran ini hukumnya makruh. Sebelum berangkat ke tempat shalat Idul Fitri, ada Sunah yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yaitu makan terlebih dahulu.

Hikmah dari Sunah makan sebelum shalat Idul Fitri adalah untuk menunjukkan bahwa kita telah berhenti dari puasa dan telah memasuki hari raya.

Selain itu, makan sebelum shalat juga merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Makan sebelum shalat juga dapat memberi kekuatan dan kesehatan bagi tubuh kita untuk melaksanakan shalat dengan khusyuk dan khidmat.

Dalil dari Sunah makan sebelum shalat Idul Fitri adalah hadits dari Anas bin Malik RA yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan beberapa butir kurma. Beliau biasa makan kurma dengan jumlah ganjil

5. Berjalan Kaki Menuju Tempat Shalat Idul Fitri

Berjalan kaki menuju tempat shalat Idul Fitri merupakan Sunah, juga merupakan bentuk ketaatan dan kebersamaan dalam menjalankan ibadah shalat Idul Fitri. Berangkat dan pulang dengan jalan yang berbeda. Sunah ini merupakan bentuk syiar Islam dan mengharapkan barokah dari Allah SWT.

6. Melaksanakan Shalat Idul Fitri

Muslim (baik laki-laki maupun perempuan) sangat dianjurkan melaksanakan shalat id saat hari raya Idul Fitri. Hukum shalat ini adalah Sunah muakkadah (sangat diSunahkan) sejak tahun kedua hijriah. Rasulullah saw sendiri selalu melaksanakannya sampai beliau wafat.

Perlu disampaikan di sini sebagai pengingat; jumlah takbir pada rakaat pertama shalat Idul Fitri dilakukan sebanyak 7 (tujuh) kali setelah takbiratul ihram dan doa iftitah, sebelum membaca Al-Fatihah.

Kemudian jumlah takbir pada rakaat kedua shalat Idul Fitri cukup dilakukan sebanyak 5 (lima) kali setelah takbir saat berdiri (takbir qiyam), sebelum membaca Al-Fatihah.

7. Bedakan Jalan Pergi dan Pulang dari Shalat Idul Fitri

Dianjurkan rute pulang shalat id untuk dibedakan dengan rute yang dilalui ketika pulang. Rute keberangkatan juga dianjurkan agar lebih panjang dari rute pulang. Di antara faedahnya adalah supaya lebih memperoleh banyak pahala dalam perjalanan ibadah.

8. Shadaqah kepada Keluarga

Biasanya saat Idul Fitri lebaran yang pasti datang bertamu itu umumnya lebih banyak keluarga dekat.  Bukan dalam artian non keluarga tidak di berikan sedekah, namun esensi pahala lebih kepada kelurag dekat.

Bersedekah dalam pandangan Islam kepada keluarga dekat lebih baik di bandingkan yang lain. Hal ini sebagaimana perkataaan Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab; ulama telah sepakat bahwa bersedekah kepada sanak famili lebih utama dibandingkan yang lain berdasarkan referensi beberapa hadits:

. أَجْمَعَتْ الْأُمَّةُ عَلَى أَنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى الْأَقَارِبِ أَفْضَلُ مِنْ الْأَجَانِبِ وَالْأَحَادِيثُ فِي الْمَسْأَلَةِ كَثِيرَةٌ مَشْهُورَةٌ

Artinya: “Ulama sepakat bahwa sedekah kepada sanak kerabat lebih utama daripada sedekah kepada orang lain. Hadits-hadits yang menyebutkan hal tersebut sangat banyak dan terkenal.” ( Imam An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzab,  juz 6, ha 238)

9. Mengucapkan Selamat dan Silaturrahmi

Mengucapkan selamat Idul Fitri atau tahniah dianjurkan pada momen ini. Contohnya dengan ucapan “selamat Idul Fitri 1443 H”, “taqabbalallahu minna wa minkum”, “mohon maaf lahi dan batin”, dan sebagainya.

Apa hukum menyampaikan ucapan “Selamat Hari Raya Idul Fitri” dan bagaimana dalilnya? Perlu diketahui, dalam bahasa Arab yang kemudian digunakan dalam kitab-kitab fiqih, ucapan selamat ini dibahasakan dengan “tahni’ah”.

Mengutip artikel NU Online Ini Dalil Mengucapkan ‘Selamat Hari Raya Idul Fitri’ dijelaskan bahwa para ulama sendiri berbeda pendapat terkait status hukumnya. Hanya, Syekh Jalaluddin as-Suyuthi berpendapat hukumnya boleh (mubah).

Sunah Idul Fitri yang lazim dijalani umat Islam adalah Silaturrahmi, dengan berkunjung ke sanak famili. Dan biasanya tidak lupa mengucapkan selamat. Seorang muslim yang menjalin kembali tali silaturahmi maka akan dijauhkan dari neraka.

Sebagaimana dalam salah satu hadis berikut ini, yang artinya: “Engkau menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan menyambung tali silaturahmi.” (HR Bukhari dan Muslim)

Demikian 9 Amalan Sunah Di Hari Raya Idul Fitri yang dirangkum oleh Redaksi NU Cilacap Online dari beberapa sumber.

Baca juga Doa Rasulullah saat Idul Fitri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button