7 Film Indonesia Cocok Ditonton Menjelang Lebaran
NU CILACAP ONLINE – Lebaran sebentar lagi, idulfitri tinggal menunggu hari, maka untuk menemani hari-harimu menuju hari kemenangan nan istimewa, NU Cilacap Online merekomendasikan ada 7 Film Indonesia yang sangat cocok ditonton menjelang lebaran, apalagi bersama keluarga!
1. Mencari Hilal
Film ini berdurasi 94 menit yang dirilis tahun 2015 mengisahkan seorang aktivis liberal (Oka Antara), dan terpaksa harus menemani ayahnya yang konservatif (Deddy Sutomo) melakukan perjalanan napak tilas untuk melihat hilal di akhir bulan ramadhan. Sebuah perjalanan panjang dan rumit, namun ternyata menyatukan kembali hubungan harmoni ayah-anak.
Film disutradarai oleh Ismail Basbeth mengangkat isu penting terkait intoleransi umat beragama hingga politisasi agama, film ini penting ditonton untuk menjadi perenungan kembali tentang makna perbedaan antar umat.
Film dengan platform streaming Vidio, Netflix yang diproduksi oleh MVP Pictures, Studio Denny JA, dan Dapur Film ini meraih 7 nominasi pada berbagai kategori termasuk aktor utama terbaik, sutradara terbaik, hingga film terbaik pada ajang Festival Film Indonesia tahun 2015.
2. Mudik
Film yang berdurasi 93 menit dan dirilis tahun 2019 ini menceritakan tentang perjalanan pulang kampung tak biasa sepasang suami istri (Putri Ayudya, Ibnu Jamil). Di tengah perjalanan, sang istri yang menyetir tidak sengaja menabrak seseorang hingga meninggal.
Dari situ, permasalahan tak umum mereka dimulai. Sebut saja oknum tetangga korban yang melakukan pemerasan, hubungan rumah tangga korban kecelakaan yang juga bermasalah, hingga keretakan rumah tangga suami istri yang sejak awal sedang tidak baik-baik saja.
Di akhir cerita Film dengan platform streaming Netflix yang disutradarai oleh Adriyanto Dewo diperlihatkan sebuah fenomena yang indah dan magis, yaitu ratusan orang melakukan salat idulfitri di tengah gumuk pasir yang luas. Film ini patut menjadi perenungan kembali sebuah pertanyaan; sebenarnya kita semua hendak pulang ke mana?
Film dibintangi oleh Putri Ayudya, Ibnu Jamil, Asmara Abigail inipun mendapat penghargaan pada kategori Penulis Skenario Asli Terbaik di ajang Festival Film Indonesia tahun 2020.
3. Mekah I’m Coming
film yang berdurasi 93 menit merupakan sebuah film komedi ‘absurd’ yang segar dan berani. Film dirilis tahun 2020 dengan sutradara Jeihan Angga mengangkat realita kelam problematika haji di Indonesia.
Menceritakan tentang seorang laki-laki (Rizky Nazar) yang nekat mendaftar haji demi membuktikan cinta pada kekasihnya (Michelle Ziudith).
Karena tak mau menunggu hingga 10 tahun, ia pun mendaftar pada agen travel dan nahasnya malah ditipu. Ia pun terdampar di ibu kota yang juga banyak korban penipuan yang senasib dengannya.
Karena malu pada masyarakat kampung, ia tak berani pulang dan membohongi kekasihnya agar tidak ketahuan ditipu. Namun, permasalahan semakin runyam ketika kekasihnya hendak dikawinkan dengan saudagar kaya. Akankah ia berani pulang? Akankah kebohongannya akan terungkap?
Film ini menjadi penting untuk ditonton, karena berani menertawakan isu komersialisasi agama, serta pengultusan gelar haji di masyarakat.
4. Kantata Takwa
Eros Djarot, dan Gotot Prakosa sang sutradara kawakan Indonesia ini mengetengahkan film Kantata Takwa. Sebuah film yang merekam konser akbar “Kantata Takwa” sebuah grup musik paling melegenda di Indonesia, beranggotakan Iwan Fals, Sawung Jabo, Jockie Surjoprajogo dan Setiawan Djodi.
Film berdurasi 72 menit memadukan dokumenter, musik dan teatrikal. Menggambarkan perlawanan terhadap berbagai ketidakadilan di masa kelam, zaman orde baru. Film Kantata Takwa ini mulai dibuat ketika konser akbar digelar pada 1990, dan baru dirilis 18 tahun kemudian, pada tahun 2008.
Pada konser tersebut, menggema lagu-lagu dari suara Iwan Fals yang menggebu sekaligus syahdu. Juga puisi WS Rendra yang berisikan kritik-kritik tajam terhadap penguasa saat itu. Sebut saja lagu berjudul Kesaksian, Paman Doblang, Bento, hingga Bongkar.
Jika ditonton di masa sekarang, isu-isu dalam film ini masih begitu relevan dengan kondisi negeri saat ini.
Mengawali alur film sang penyair “burung merak” WS Rendra membuka kesadaran kita dengan sajaknya yang berbunyi “…Orang-orang harus dibangunkan/Kesaksian harus diberikan/Agar kehidupan bisa terjaga//Kesadaran adalah matahari/Kesabaran adalah bumi/keberanian menjadi cakrawala/Dan perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata,”
Film Kantata Takwa adalah sebuah mahakarya yang tidak boleh dilewatkan!
Film yang diproduksi Ekapraya Tata Cipta Film, SEDCO Indonesia ini pun banyak mendapat pujian dan penghargaan, salah satunya dari Jogja-NETPAC Asian Film Festival tahun 2008 sebagai film terbaik.
5. Rayya, Cahaya di Atas Cahaya
Viva Westi sutradara film sengaja menyajikan road movie, sebuah film perjalanan yang membawa dua tokohnya Rayya (Titi Rajo Bintang) dan Aryo (Tio Pakusadewo).
Rayya adalah bintang terkenal yang sedang di puncak karir, namun hatinya sedang hancur oleh cinta.
Suatu hari, manajemennya hendak melakukan pemotretan untuk sebuah buku tentang Rayya. Awalnya ia ditemani oleh seorang fotografer muda, namun Rayya menolak dan meminta pengganti karena suatu masalah.
Lalu datanglah Aryo sang fotografer senior, yang ternyata sangat cocok menjadi teman perjalanan Rayya karena sama-sama sedang punya masalah dalam kisah percintaan mereka.
Perjalanan dari Jakarta menuju Bali mereka tempuh dengan mobil, dan diperjalanan mereka banyak melakukan obrolan seputar pertanyaan filosofis dalam hidup. Dari mulai ketuhanan, kemanusiaan, hingga tentang cinta. Di perjalanan pun, Rayya banyak menjumpai cerita dari manusia-manusia baru yang menggugah hati nuraninya.
Film produksi Mam Production, Pic[k]lock dirilis tahun 2012 dibintangi oleh Titi Rajo Bintang, Tio Pakusadewo, Alex Abbad, Verdi Solaiman, sementara naskah film ditulis oleh sastrawan dan penyair Emha Ainun Nadjib, maka tak heran dialog-dialog puitis dan filosofis bertebaran sepanjang film. Film Rayya Cahaya di Atas Cahaya berdurasi 100 menit ini adalah sebuah perjalanan spiritual yang indah.
6. Haji Backpacker
Danial Rifky sutradara film mengetengahkan kisah Mada (Abimana Aryasatya) seorang pria yang sedang berada dalam krisis kepercayaan terhadap Tuhan akibat masa lalunya soal cinta.
Maka ia harus melakukan perjalanan tak terduga setelah mendapat kabar kematian ayahnya. Mada yang mulanya berada di Thailand dengan kehidupan yang keras, mendapat sebuah mimpi untuk mengunjungi makam ayahnya di Mekah.
Dirinya pun menempuh perjalanan dari Thailand, Vietnam, China, India hingga Mekah tanpa bermodalkan uang dan visa. Dari perjalanan tersebut, ia malah mendapat banyak pengalaman spiritual yang tidak terduga. Akankah ia berhasil mencapai Mekah dengan selamat? Akankah ia dapat menemukan makam ayahnya?
Sepanjang 107 menit film ini banyak menyuguhkan pemandangan indah dan potret keberagaman islam dari berbagai negara yang dilalui. Film diproduksi tahun 2014 oleh Falcon Pictures dengan bintang Abimana Aryasatya, Ray Sahetapi, Dewi Sandra, Laura Basuki, Laudya Cynthia Bella.
7. Nussa
Nussa adalah karakter animasi yang sudah banyak dikenal masyarakat Indonesia. Nussa pertama kali muncul di kanal YouTube dan kemudian menjadi serial di televisi. ditahun 2021 lalu, Nussa hadir dalam film panjang berdurasi 1 jam 47 menit di layar bioskop.
Menceritakan tentang Nussa (Muzakki Ramdhan) dan sahabat barunya (Ali Fikry) yang harus berkompetisi pada sebuah perlombaan sains antar sekolah.
Nussa yang selama ini menjadi murid paling cemerlang di sekolahnya, kedatangan teman sekaligus saingannya yang juga pandai dalam hal sains. Apakah Nussa akan memenangi perlombaan tersebut?
Film yang diproduksi The Little Giantz, Visinema Pictures dengan sutradara Bonny Wirasomoro mengajarkan arti penting persahabatan, belajar mengalah dan berkorban, kegigihan meraih mimpi, hingga tentang pentingnya perhatian orang tua terhadap seorang anak. (M. Asrof Khaerudin/IHA)
Baca juga Website Berita Nahdlatul Ulama dan Ke-NU-an NU Cilacap Online