146 Orang Lulus Diklatsar Banser X-26 Cilacap di Majenang
NU Cilacap Online – Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serbaguna (Banser) X-26 Majenang, Cilacap yang berlangsung selama dua hari secara resmi meluluskan sebanyak 146 kader. Kegiatan bertempat di komplek SMK Diponegoro Majenang, Cilacap dari Jumat-Minggu (10-12/11/2023).
Ketua panitia Diklatsar Banser X-26 Majenang Ali Taufik Hidayat melaporkan alur kaderisasi Ansor Banser. Bahwa kegiatan dimulai dari rekrutmen, pengumuman, pendaftaran, screening, pelaksanaan, hingga baiat. Hasil akhir pada saat penutupan, sejumlah 146 kader resmi lulus.
“Fix peserta yang lulus Diklatsar Banser Majenang Cilacap sejumlah 146 kader.” terangnya.
Kader Militan Ansor Banser
Sebelumnya pada pembukaan kegiatan bahwa jumlah peserta tercatat sebanyak 172 orang. Akan tetapi berkurang karena sebab ketidak hadiran, karena sakit, ada pula karena suatu hal lain, dan ada pula karena tidak mau potong rambut.
“Panitia Diklatsar telah resmi melantik 146 kader baru Banser. Semoga peserta Diklatsar Banser yang terdiri dari lintas usia tua-muda, yang lulus kita doakan menjadi Kader militan Ansor Banser, kader idaman NU, dan Banser harapan kita semua.” Harapnya.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Cilacap, Ahmad Fajri Nida kembali menegaskan. Bahwa organisasi yang digdaya ini telah membuktikan diri ikut bersinergi membangun bangsa sejak dulu.
“Barisan Ansor Serbaguna (Banser) itu sebuah organisasi yang sudah membuktikan dirinya ikut bersinergi dalam kehidupan berbangsa di atas bumi Nusantara yang kita cintai. Bukan organisasi kemarin sore. Sejarah mencatat organisasi Ansor berdiri sebelum kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.” tandasnya semangat.
“Jadi panjenengan semua, mau menjadi bagian dari Banser atau hanya sekadar ikut-ikutan saja? Kalau jadi bagian Ansor Banser, berarti sahabat-sahabat kali ini harus memulainya dari diri sendiri untuk lebih mantabkan komitmen.” Imbuh Gus Nida sapaan akrabnya.
Komitmen Kader Ansor Banser Sepanjang Hayat
Menurutnya komitmen Kader Ansor Banser adalah sepanjang hayat, sepenuh jiwa, mendedikasikan diri pada NU. Serta menjaga marwah ulama-kiai, menjaga keutuhan negeri, menjaga pancasila, bhineka tunggal ika, NKRI harga mati.
Turut hadir dalam kesempatan itu Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor H Sholahudin Aly, Ia juga menyebut, menjadi Banser itu berkhidmah. Yang artinya meladeni, melayani untuk agama, bangsa, dan negara. Selain mengawal kiai, Banser juga menjadi benteng akidah ahlussunah wal jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah.
“Yang namanya khidmah itu kesel, capek dan tidak berjasa nilai materi yang panjenengan nanti dapat.” ujarnya kepada NU Cilacap Online.
“Mengawal kiai itu bukan diartikan kiai keluar dari rumah, kiai tausyiah lalu jenengan pergi ngopi.” Tambahnya.
“Mengawal kiai itu berarti mengawal ilmunya kiai, diamalkan, dan meneladani laku-lampahnya oleh semua warga Nahdliyin. Bahkan Wajib bagi kader Ansor Banser yang di Cilacap, dan Majenang pada khususnya.” Ujarnya.
Sehingga, lanjut suami dari Tita Suwarto Pamuji mengatakan, titik balik dari Ansor Banser sejak berdiri sampai sekarang adalah perjuangan. Tak hanya itu, berkhidmah dan tidak ada material yang didapatkan nantinya.
“Bahkan di 9 Nawa Prasetya Banser nomor delapan disebutkan, siap mengorbankan seluruh jiwa, raga, dan harta demi mencapai ridha Allah SWT, ridha illahi. Apakah sahabat-sahabat siap!.” Tegasnya.
“Siap!!” jawab peserta Diklatsar serentak.
Dirinyapun menceritakan ihwal ditemukannya jenazah anggota Ansor Banser yang baru-baru ini viral dikabarkan. Bahwasanya jenazahnya masih dalam keadaan utuh meski telah dikubur selama 15 tahun.
“Mungkin ini karamahnya dari para kiai, sehingga saat diangkat jenazahnya masih utuh.” terangnya.
Kisah Banser Klaten Indra Supaat
Adalah almarhum Indra Supaat selama hidupnya merupakan anggota Banser Ranting Brangkal, Klaten. Semasa hidupnya dirinya berjuang di bawah bendera NU dengan seragam bansernya mengawal para ulama.
“Ini sebagai bukti bahwa khidmah di NU yang didasari ikhlas mengabdi kepada para masyayikh akan mendapat kemuliaan di alam kubur. Semoga almarhum Indrat Safaat diterima segala amal baiknya dan diampuni dosa-dosanya oleh Allah Taala.” Pungkasnya
Sementara itu salah satu peserta Diklatsar, Ali Mansur, yang juga selaku Kepala Sekolah SMP Diponegoro Majenang mengaku, dirinya mengikuti Diklatsar Banser demi menjaga marwah. Tak hanya itu, juga jatidiri, harkat dan martabat Nahdlatul Ulama (NU). Serta menjaga ulama kiai, menjaga akidah Ahlusunnah Wal Jamaah (Aswaja) An-Nahdliyah, dan mempertahankan NKRI.
“Karena tugas dari Banser itu menjaga ulama dan keutuhan NKRI. Itulah hebatnya Banser, meski sebagai kesatuan tentara NU. Hal ini tidak hanya di Indonesia namun dunia, tetap cinta terhadap tanah airnya.” Tandasnya.
Kasatkorcab Banser X-26 Cilacap Hadi Mustofa mengapresiasi panitia dan berharap ada kegiatan lanjutan bagi kader Ansor Banser paska lulus Diklatsar.
“Kegiatan lanjutan itu perlu guna jaga silaturahmi kader dalam rangka proses bangun militansi kader. Serta ke depannya bisa ditingkatkan dan dikembangkan lagi.” terang komandan Utama Banser Cilacap yang juga mantan anggota Lesbumi NU Cilacap.
“Buat sahabat-sahabat kader Banser semua pokoknya tetap semangat, kuat, sehat, jangan goyah, jaga marwah untuk kawal ulama, kiai, dan NKRI. Pokoknya NKRI harga mati.” tutupnya. (IHA).
Baca juga Perkuat Kaderisasi GP Ansor Melalui Diklatsar Banser di Majenang