Road To Mecca Final Part; Hal Ikhwal Haji 2024.

NU CILACAP ONLINE – Tersebab cinta dan merindukan Indonesia, maka menulis adalah refleksi memaknai usai lalui peristiwa.  Kali ini saya menulis dalam pesawat Garuda Indonesia yang membawa saya dan jamaah haji lainnya pulang ke tanah air, hingga sampailah di Donohudan, Solo. Lalu berlanjut naik bus ke Cilacap, 28-29 Juni 2024.

Di sepanjang episode ini saya menuliskan simpulan dari perjalanan panjang haji. Mulai awal hingga akhir dari ragam peristiwa, lahir batin, sepanjang yang saya lalui dan alami. Dan inilah Final Hal Ikhwal Haji 2024

Tentu catatan haji 2024 ini sangat subjektif. Tetapi barangkali bisa menjadi masukan yang penting untuk siapa saja yang terlibat dalam penyelenggaraan haji, termasuk para jamaah.

A. Proses administrasi

Kegiatan penyelenggaraan haji dimulai dengan kegiatan administrasi berupa pendaftaran dan kelengkapan berkas-berkas jamaah haji.

Administrasi adalah suatu kegiatan menggabungkan berbagai unsur-unsur administrasi untuk mencapai tujuan.

Artinya, administrasi adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.

Unsur-unsur yang dimaksud di sini adalah manusia, uang, dan catatan-catatan kegiatan lainnya, yang dilakukan oleh administrator dan diselenggarakan dalam sebuah biro, yang disebut birokrasi.

Sebagai alat mencapai tujuan, maka administrasi harus memperlancar tercapainya tujuan.

Administrasi tidak boleh menghambat tercapainya tujuan. Oleh karena itu, administrasi harus efektif dan efesien.

Penyelenggaraan administrasi per-hajian, mulai dari awal sampai akhir, sangat baik.

Termasuk program fast track yang diselenggarakan oleh pemerintah. Termasuk juga ” menghadirkan ” proses keimigrasian Arab Saudi di masing-masing Kantor Embarkasi yang ada.

Ini sangat efektif dan efesien dalam pelayanan administrasi perhajian, khusus terkait masalah keimigrasian. Dan saya belum menemukan faktor kerugian dalam proses ini.

Justru sedikit catatan negatif terjadi di awal proses administrasi perhajian. Proses hilir mudik yang memakan waktu adalah, hubungan administrasi di bidang perhajian Kemenag masing-masing daerah, dan pihak bank.

Akan lebih baik jika ada pelayanan satu atap, satu biro, antara penyelenggaraan haji dan pihak perbankan.

Untuk kegiatan keadministrasian yang lain, berjalan efektif dan efesian, dari item dan atau pihak yang satu kepada yang lain.

B. Masa Tunggu yang Lama

Masa tunggu rata-rata jamaah haji tahun 2024 ini berkisar antara 12-13 tahun. Ini lumayan lama, sehingga beberapa jamaah telah memasuki usia Resti/ resiko tinggi atau lansia.

Bahkan benerapa jamaah telah wafat sebelum bisa berangkat haji. Ini adalah fenomena umum yang meliputi jamaah haji seluruh Indonesia.

Di Mekah, di jalur Sa’i, saya bahkan mendapatkan jamaah yang sudah lanjut, terpisah dari rombongan, tidak mengerti bahasa Indonesia. Jamaah itu berasal dari Aceh.

Akhirnya karena kebingungan, maka jamaah tersebut saya serahkan kepada petugas haji Indonesia, untuk dibantu dibawa kepada rombongannya.

Tahun 2024 ini, jamaah haji Kabupaten Cilacap berkisar 1300 orang, dan 400 di antaranya lansia ( 40 persen) yang mempunyai resiko tinggi. Keadaan seperti ini bisa terjadi karena lamanya masa tunggu, 12 tahun.

Lama masa tunggu ini semakin tahun akan semakin bertambah. Anak saya yang mendaftar haji di tahun 2019, estimasi berangkat sekitar tahun 2040.

Berarti masa tunggu itu akan berlangsung sekitar 20 tahun. Untung anak saya masih berumur 19 tahun pada saat mendaftar.

hal ihwal Haji 2024 dalam catatan

Andai ada calon jamaah mendaftar di tahun yang sama, dan pada saat dia mendaftar berumur 50 tahun, maka dalam 20 tahun dia akan mencapai umur 70 tahun.

Suatu angka yang mempunyai resiko tinggi dalam haji. Dan pada haji tahun 2024 itu, hal itu banyak terjadin.

Pemerintah tidak boleh membiarkan keadaan ini. Perlu terobosan sosial, dan pendidikan keagamaan untuk masyarakat tentang hal-hal yang mewajibkan haji.

Pemerintah juga bisa melakukan pembatasan umur, atau mengurangi subsidi biaya haji. Serta langkah-langkah lainnya yang diperlukan.

C. Paradigma Istitho’ah

Syarat wajib haji adalah mampu. Ini kriteria yang tercantum dalam syariat, dan tidak bisa ditawar.

Mampu di sini saya kira bersifat qoth’i, bukan multi tafsir. Tetapi dalam soal penjabaran kata mampu, itu bisa diperluas secara paradigmatis.

Pendekatan validasi kata mampu, harus menyeluruh. Hal selama inj kita abaikan adalah, masih parsialnya penilaian mampu.

Yang lebih dititikberatkan adalah mampu secara finansial, mampu membayar ongkos naik saja, sementara kemampuan lainnya, seperti fisik dan psikhis, dinomorduakan.

Padahal di lapangan, kedua faktor ini sangat mengganggu kekhusuan ibadah haji. Baik bagi yang bersangkutan, maupun jamaah lain dalam regu maupun rombongan.

Baca juga 1,6 Juta Calon Jamaah Haji Masuk Daftar Tunggu

Kecuali pemerintah memberi tugas khusus kepada orang atau kelompok tertentu. Tetapi pada kenyataannya di lapangan, jamaah lain cukup terbebani.

Jamaah haji, untuk berhaji, telah menunggu waktu yang lama. Mereka saya yakin ingin mencapai kekhusuan dalam hal yang mahdloh.

Tetapi kehadiran jamaah resti dan lainsia mau tidak mau, membuat konsentrasinya terganggu. Hal itulah yang dirasakan dalam beberapa aspek di haji 2024 ini.

Oleh karena itu, jamaah yang secara fisik tidak mampu, hendaknya tidak keluar sertifikat istitho’ahnya.

Sebab akan menjadi beban bagi dirinya sendiri dan jamaah lain. Haji adalah ibadah yang mengutamakan kebugaran fisik.

D. Transportasi dan Akomodasi

Pelayanan transportasi jamaah, baik ketika di Indonesia, atau di Mekah-Madinah, saat pergi maupun pulang, sangat baik.

Alur dan pembagiannya sangat sistemik. Terutama hal yang tersulit adalah bidang transportasi darat. Para petugas juga bekerja keras dan terkodinir.

Rencana jadwal kegiatan nampaknya tersusun secara baik dan benar. Hanya dalam hal penerbangan pulang pihak Garuda harus dikoreksi.

Proses pemulangan jamaah melalui Madinah, sangat melelahkan. Mengapa? Karena itu memakan waktu yang cukup panjang. Ditambah proses transit di hotel di Madinah yang ribet.

Itulah yang saya dan kawan-kawan alami pada haji 2024 ini. Kami juga mengalami penerbangan dari Madinah selama 13 jam. Transit di hotel yang kacau, setelah sebelumnya perjalanan darat Mekah-Madinah selama 6-7 jam.

Baca juga Kaleidoskop 2023, PCNU Cilacap Himpun Donasi Palestina Rp 626 Juta

Kejadian lain yang kami alami adalah ketika baru tiba di Madinah. Pelayanan dan penerimaan pihak hotel yang buruk, atau adanya mis kordinasi dan administrasi, sehingga kami baru memperoleh kamar, itu pun banyak dititipkan ke jamaah lain, setelah jam 01 dinihari.

Padahal waktu itu kami datang sekitar jam 14.30. Sepanjang waktu itu kami keleleran di lobby dan halaman hotel.

Hal yang sama terjadi pada saat kami transisi di Madinah, untuk diterbangkan ke tanah air.

Ke depan hal ini perlu diperbaiki. Kordinasi dan komunikasi pemerintah RI dan Saudi, harus lebih humbel.

Baca juga Calon Haji Cilacap 2014 Sebanyak 832 orang

Pihak sektor, kloter dan maktab harus meningkatkan sinergi supaya pelayanan kepada jamaah di masa datang, akan lebih baik lagi.

Biarlah kejadian-kejadian di atas cukup kami yang mengalami. Semoga kesulitan-kesulitan itu, menambah kemabruran haji saya dan rombongan.

Demikian sekilas catatan saya tentang haji 2024 yang saya dan rombongan (kami) alami. Semoga bermanfaat.

Donohudan – Cilacap, Sabtu Pahing, 22 Dzulhijjah 1445 H / 29 Juni 2024.
Toufik imtikhani

Editor: Iha-naeli

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button