Dr H Imam Tobroni: NU Jamiyah Khidmat, Organisasinya Jelas

NU CILACAP ONLINE – Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap Dr H Imam Tobroni menyatakan bahwa NU merupakan jamiyah khidmat, pengkhidmatan dan organisasinya jelas.

“Ibarat gerbong kereta api yang dijalankan oleh masinis dan kondektur yang jelas Ulama Kiai, relnya sudah jelas Ahlusunnah Wal Jamaah Annahdliyah, penumpangnya jelas, stasiun yang disinggahinya jelas, kapan dan di mana berhenti maupun kapan berjalan pun jelas,” tegas H Imam Tobroni.

Dr H Imam Tobroni menyampaikan hal itu pada pidato pembukaan kegiatan Mujahadah Majlis Khidmat Al Asmaul Husna (MKAH) yang berlangsung di Halaman Zawiyah Syifaul Qulub Majenang. Ahad Pon, (26/05/2024)

“Kita semua adalah penumpang dalam gerbong kereta api NU, di mana pemberangkatan dari stasiun bersama dan sampai pada stasiun tujuan juga bersama. Inilah syarat khidmat kita pada jamiyah NU,” terang H Imam Tobroni

Menurut Doktor lulusan Universitas Islam Negeri Saefudin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto itu, khidmat merupakan sikap kerelaan, mengerti, memahami, mendalami dengan mengabdikan diri kepada dawuh kiai.

Khidmat juga dengan dan dalam rangka meneguhkan ketaatan dan kepatuhan melaksanakan tugas yang telah diberikan. Oleh karenanya selaku pimpinan jamiyah, ketua NU, H Imam Tobroni merasa terpanggil dan berkewajiban menyampaikannya kepada warganya.

Dr H Imam Tobroni mengutip dawuh wasiat Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari; ‘Barangsiapa yang mau mengurus NU akan aku anggap sebagai santriku. Siapa yang menjadi santriku akan kudoakan khusnul khatimah beserta anak-cucunya”.

“Jika khidmat kita sampai pun ‘pejah’ mati kita doanya husnul Khotimah. Maka syaratnya untuk ikut jadi santrinya Hadratussyekh, jadi warga NU ya mau mengurus, mau berkhidmat dan menghidup-hidupkan jamiyah NU.” tegasnya.

Bukan Kendaraan Pribadi

Lebih lanjut di hadapan ribuan jamaah Mujahadah MKAH Majenang H Imam Tobroni menjelaskan bahwa NU bukan kendaraan pribadi. Atau taksi travel yang bisa disewa secara jam-jaman.

“NU relnya sudah jelas sehingga tujuannya jelas, masinis dan kondekturnnya jelas. Demikian juga semua petugas yang ada dari petugas di restorasi, petugas teknik, petugas kebersihan dan yang lain,” tegasnya.

Para penumpangnya jelas. Siapa yang boleh naik dan siapa yang tidak boleh jadi penumpang karena belum punya tiket. Selain itu, stasiun yang disinggahi juga jelas, kapan berhenti dan kapan berjalan.

“NU merupakan organisasi atau jamiyah khidmat yang besar dan sudah mapan, baik secara struktural ada pengurusnya. Mulai dari Rais, Syuriyah, Tanfidziyah, kemudian ada Musytasyar maupun A’wan. Lembaga dan Banom yang sesuai tujuan. Didirikannya NU adalah untuk mengurus umat,” tuturnya

Menurut H Imam Tobroni, rangkaian gerbongnya mulai dari PBNU beserta banomnya. Kemudian diikuti Pengurus Wilayah, Pengurus Cabang, Pengurus Cabang Istimewa, MWC, Ranting hingga Anak Ranting.

“Dan yang sudah pasti termasuk termasuk di dalamnya adalah warga Nahdliyin atau warga NU,” pungkasnya.

Kegiatan Mujahadah MKAH Majenang selain dihadiri jajaran pengurus MWCNU Majenang, Ranting NU se Majenang juga dihadiri oleh Pj Bupati Cilacap Awaluddin Muuri, Camat Majenang Aji Pramono, berserta Forkompincam TNI, Polri, juga hadir Kepala Desa se-Kecamatan Majenang, (IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button