KH Said Aqil Siradj: ‘Saya Tidak Sehebat Gus Dur’

NU CILACAP ONLINE – Baru-baru ini mantan Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siradj mengaku dirinya tidak sehebat Gus Dur, dan mengingatkan bagi orang, siapa pun dia, yang berani mempermainkan NU ada balasannya.
Hal itu dikemukaan olehnya dalam sebuah wawancara podcast Akbar Faizal Uncensored (AFU) yang diunggah via channel youtube AFU pada momen Idul Fitri 1446 H, Senin, (31/3/2025).
Lebih lanjut Buya Said mengingatkan bahwa siapa pun yang berani mempernainkan NU akan ada balasannya, dan Allah Swt tidak Membiarkan.
Sebelumnya Buya Said pun menepis anggapan bahwa pada masa kepemimpinannya, hubungan NU dengan kekuasaan terlalu erat.
“Enggak juga dong, enggak juga,” ujarnya,
Menanggapi tudingan tersebut. Akbar Faizal, pewawancara, mengajukan pertanyaan lebih tajam,
“Mungkin di periode kedua ya?”
Buya Said tetap bersikukuh. Beliau bahkan menyanggah bahwa periode masa kepemimpinannya, NU tetap bersikap kritis terhadap pemerintah, bahkan ia mengaku mengalami tekanan politik.
“Malah saya kritik,” ungkap Buya Said.
“Di Lampung, ceritanya boleh enggak kita dapat bocoran dikit lagi?” kejar Akbar Faizal lagi.
“Walhasil, Pak Jokowi tidak senang sama saya. Kalau saya ingin terpilih lagi di NU, maka di Lampung semuanya diatur sehingga saya harus kalah,” ujarnya.
Ia kemudian membandingkan situasi tersebut dengan pengalaman Gus Dur saat Muktamar Cipasung 1994.
“Pemerintahan Pak Harto waktu itu berusaha menjegal Gus Dur. Saat pembukaan, Gus Dur dipersilakan naik ke panggung untuk memukul bedug, tapi setelah itu, ia dihalangi untuk bergabung dalam pertemuan tertutup. Bahkan, para pendukungnya tidak diperbolehkan masuk ke Tasikmalaya, termasuk media massa,” kenangnya.
Meski begitu, Gus Dur tetap bertahan dan akhirnya menang. “Saya tidak sehebat Gus Dur, makanya saya kalah. Tapi enggak apa-apa,” tutur ikhlasnya.
Lebih lanjut Buya Said mengingatkan bahwa siapa pun yang berani mempernainkan NU akan ada balasannya dan Allah Swt tidak Membiarkan.
“Itu catatan bagi mereka yang mempermainkan Nahdlatul Ulama. Insyaallah ada balasannya, Saya Yakin itu,” katanya meyakinkan.
“Walau ini bukan perkataan yang gak logis, tapi bahwa orang (siapa pun dia) yang berani mempermainakan NU, Allah Swt tidak akan Membiarkan.” katanya dengan nada tegas.
Menutup perbincangan, Buya Said mengingatkan bahwa Islam bukan sekadar akidah dan syariah semata, tetapi juga agama ilmu dan peradaban, kemajuan, serta kemanusiaan.
“Laisal Islam aqidatan wa syariatan faqat, wa innamal Islam dinul ilmi wa tsaqafah, dinul adab wal hadharah, dinut tamadun wal insaniyah,” pungkasnya. (IHA)