Indonesia Merayakan Idul Fitri 2024 Bersama Hari Rabu 10 April

NU Cilacap Online – Mengawali Ramadhan 1445 H/2024 di hari yang berbeda bukan berarti harus mengakhirinya di hari yang berbeda  pula, atau tidak sama. Akhir bulan Ramadhan 1445 H akan menjadi tanda mengawali 1 Syawal 1445 H untuk Indonesia merayakan Idul Fitri Bersama di hari Rabu Pahing 10 April 2024.

Betapa ketentuan kapan 1 Syawal 1445 H/2024 dinanti oleh umat Islam seluruh dunia, termasuk umat Islam Indonesia. Lalu akankah umat Islam Indonesia berhari raya Idulfitri di hari yang sama? Inilah penjelasan dari Dosen Ilmu Falak UNUGHA Cilacap, Kiai Dr. Misbahus Surur, SHI, M.SI

Sebagaimana diketahui bahwa di Indonesia terdapat dua kriteria yang mashur dipakai dalam penentuan awal bulan hijriyah, yaitu kriteria wujudul hilal dan imkanur ru’yah.

Kriteria Rukyatul Hilal

Kriteria wujudul hilal berisikan tiga (3) kriteria secara kumulatif, yaitu: 1) Telah terjadi ijtimak/ konjungsi; 2) Ijtimā‘ terjadi sebelum matahari terbenam/qablal gurūb; 3) Saat matahari terbenam bulan telah berada di atas ufuk.

Kriteria wujudul hilal ini di Indonesia digunakan oleh PP. Muhammadiyah. Sedangkan kriteria Imkanur Ru’yah mendasarkan awal bulan baru hijriyah pada tinggi bulan (hilal) minimal 3 derajat dan elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimal 6,4 derajat (biasa disebut juga kriteria 3-6,4).

Jika tinggi hilal dan elongasi belum memenuhi kriteria tersebut, maka dilakukan istikmal. Kriteria ini disebut dengan kriteria MABIMS yang disahkan oleh menteri-menteri agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura. Kriteria Imkanur Ru’yah di Indonesia antara lain digunakan oleh Kementerian Agama RI dan PBNU.

Hasil Hisab Data Hilal Awal Syawal 1445 H

Untuk mengetahui apakah umat Islam Indonesia berhari raya Idul Fitri 2024 di hari yang sama, maka perlu melihat hasil hisab data hilal awal Syawal 1445 H. Diketahui data hisab awal Bulan Syawal 1445 H di tempat Observasi Hilal Cilacap (07º 43′ 38” LS, 109º 01′ 00” BT ) sebagai berikut:

1. Ijtima Akhir Ramadhan 1445 H : Selasa Legi, 9 April 2024 M
2. Waktu Ijtima : 1:23:21 WIB
3. Tinggi Hilal Mar’i : 6º 10’
4. Elongasi Geosentrik: 9,6°

Apabila melihat hasil hisab seluruh wilayah Indonesia sebagaimana INFORMASI HILAL AWAL SYAWAL 1445 H 29 RAMADHAN 1445 H / 9 APRIL 2024 M DI INDONESIA yang dirilis oleh Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Tinggi hilal mar’ie di Indonesia pada 29 Ramadhan 1445 H bervariasi antara +4º 52’ hingga +7º 28’.
2. Elongasi hilal haqiqy di Indonesia pada 29 Ramadhan 1445 H bervariasi antara 8º 30’ hingga 10º 20’.

Data-data hasil hisab tersebut hanyalah menyuguhkan angka yang hanya bisa dibaca dengan kriteria tertentu. Bagaimanakah hasil baca kriteria wujudul hilal dan imkanur ru’yah?

1. Kriteria wujudul hilal
Data hasil hisab di atas menunjukkan bahwa tanggal 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024 M karena kriteria wujudul hilal sudah terpenuhi. Indikatornya, tinggi hilal sudah di atas 0 derajat (hilal sudah wujud).
2. Kriteria imkanur ru’yah

Data hasil hisab di atas menunjukkan bahwa tanggal 1 Syawal 1445 H jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024 M karena kriteria imkanur ru’yah sudah terpenuhi. Indikatornya, tinggi hilal sudah di atas 3 derajat dan elongasi melebihi 6,4 derajat. Sehingga besar kemungkinan hilal akan dapat terlihat/teramati di wilayah Indonesia.

Muhammadiyah dan NU

Dari bacaan hasil hisab tersebut nampak adanya kesamaan dalam mengawali bulan Syawal 1445 H. Namun demikian, mengapa baru PP. Muhammadiyah yang sudah mengumumkan Awal Syawal 1445 H jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024. Sementara Pemerintah, dalam hal ini Kemenag RI dan juga PBNU serta ormas lain belum mengumumkan secara resmi?

Jawaban sederhananya, karena PP. Muhammadiyah mencukupkan diri dengan hasil hisab dengan kriteria wujudul hilal sebagai patokan menentukan awal bulan hijriyah, sehingga tidak perlu menunggu hasil ru’yatul hilal; Sedangkan Kemenag RI, PBNU, serta ormas lain menganggap ru’yatul hilal itu penting untuk menverifikasi hasil hisab kriteria imkanur ru’yah.

Data hisab digunakan sebagai pemandu ru’yah dan ru’yah digunakan untuk menverifikasi kebenaran hasil hisab. Hal ini didasarkan pada hadis Nabi Muhammad Saw:

صُوْمُوْا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوْا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ غُبِّيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوْا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِيْنَ (مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ)

“Berpuasalah karena melihat hilāl dan berbukalah karena melihat hilāl. Jika hilāl tertutup awan maka sempurnakanlah bilangan Sya’bān menjadi 30 hari.” (HR. Al-Bukhāri dan Muslim).

Sehingga wajar manakala itsbat awal Syawal 1445 H dari Kemenag RI, ikhbar dari PBNU, serta informasi dari ormas lain menunggu hasil ru’yatul hilal di seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 29 Ramadhan 1445 H, hari Selasa Legi, 9 April 2024 M; Meskipun secara teori sudah bisa diketahui bahwa Tanggal Syawal 1445 H jatuh pada Rabu Pahing, 10 April 2024 M.

Akhirnya, selamat menyambut hari raya Idul Fitri, 1 Syawal 1445 H pada hari Rabu Pahing, 10 April 2024 M., sambil menunggu itsbat dari Kemenag RI dan ikhbar dari PBNU; Semoga amal ibadah puasa kita diterima oleh Allah Swt, Amiin. (IHA/TIAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button