HIMACITA Gelar Seminar Sejarah dan Kebudayaan Cilacap

NU Cilacap Online – HIMACITA (Himpunan Mahasiswa Cilacap di Yogyakarta) mengadakan Seminar Kedaerahan yang bertemakan “Sejarah dan Kebudayaan Cilacap : Refleksi 165 Tahun Kabupaten Cilacap”. Seminar Kedaerahan ini berlangsung Minggu (10/4) di Aula Gedung PCNU Cilacap.

Seminar Kedaerahan tersebut masih erat hubungannya dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) atau Hari Jadi Kabupaten Cilacap ke-165. HIMACITA sebagai bagian dari masyarakat Kabupaten Cilacap, merefleksikan sejarah dan kebudayaan dalam agenda seminar kedaerahan.

Sebelum berlangsungnya kegiatan Seminar Kedaerahan, parade acara dimulai dengan penampilan Tari khas Kabupaten Cilacap Jalungmas (Jaipong dan Calung Banyumasan) guna mempertahankan budaya.

Pantauan angsung Situs Berita Informasi Cilacap di lokasi kegiatan, pemateri Seminar Kedaerahan adalah Badruddin Emce S.H (Ketua LESBUMI Kabupaten Cilacap), Drs. Sukarno Sugiharto M.M (Kabid Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap), Muniriyanto M.M M.Pd (Anggota DPRD Kabupaten Cilacap).

Seminar ini diselenggarakan di Gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Cilacap dan diikuti oleh berbagai otonom kemahasiswaan berbasis warga Cilacap di setiap kota antaranya BEM PNC, BEM SERULINGMAS, BEM (UNUGHA), BEM STIKES AL-IRSYAD, PC IPNU IPPNU Kab. Cilacap, PD IPM Kab. CIlacap, PAMACITA UNSIL, SEMARAC Jakarta Raya, KUWACI UNTIDAR, DEWARUCI Semarang, HIMACI IAIN Purwokerto, dan KAMAWIJAYA ITB.

Seminar Sejarah dan Kebudayaan Cilacap oleh HIMACITA

Baca juga  Hari Jadi Ke 165 Tahun Kabupaten Cilacap

Drs. Sukarno Sugiharto M.M mengatakan, “Berdirinya Kabupaten Cilacap secara edukatif tidak terlepas dari catatan sejarah, yakni masa Residen Banyumasan ke-9 Van de Moore yang mengajukan usul kepada pemerintahan Hindia-Belanda untuk membuat residen baru dengan nama Kabupaten Cilacap pada 21 Maret 1856 dalam bentuk copy besluit/SK”

Berdasarkan tata wilayah pemerintahan Indonesia khususnya Jawa Tengah, Badruddin Emce S.H menerangkan dalam pemaparan materinya, “Sebenarnya jika menganut UU tentang pembagian wilayah Jawa Tengah, maka bisa dikatakan Kabupaten Cilacap berdiri pada tahun 1950 bersama kabupaten lainya di daerah Jawa Tengah. Akan tetapi yang digunakan secara formal guna menghargai sejarah yaitu 21 maret 1856 yang akhirnya menjadi Hari Lahir Kabupaten Cilacap (pada masa itu masih berbentuk Kadipaten)”.

Berbicara mengenai kebudayaan, maka tidak terlepas dari kajian teoritiknya. “Kebudayaan dihasilakan dari pemikiran masyarakat yang diekspresikan dalam wujud estetik (karya seni), kognitif (pendidikan), dan etik (moral dan adat istiadat”, ujar Munirriyanto M.M M.Pd.

Berbatasan langsung dengan daerah Jawa Barat, Kabupaten Cilacap merupakan daerah terluas di Provinsi Jawa Tengah yang menjadi tempat pertemuan antara Suku Jawa dan Sunda. Dengan demikian, daerah ini kaya akan budaya dan beragam bahasa.

Secara kultur Bahasa, dalam sejarah dikatakan kerajaan Padjajaran melakukan ekspansi wilayah sampai ke Karangpucung (salah satu kecamatan di Kabupaten Cilacap), sehingga mayoritas masyarakat Cilacap Barat berbahasa sunda dalam kesehariannya. Sebaliknya, mayoritas masyarakat di wilayah Cilacap Timur menggunkan Bahasa Jawa (Banyumasan) sebagai akibat ekspansi Kerajaan Mataram. (Kontributor : Tri Daryanto/Achmad Nur Wahidin)

Baca juga Sejarah Cilacap Lautan Api

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button