Harlah Lesbumi NU Ke-65, Ajakan Menjawab Tantangan Kemanusiaan

Jakarta, NU CILACAP ONLINE – Pada momentum Hari Lahir (Harlah) Ke-65 Ketua Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH M Jadul Maula mengajak kepada seluruh elemen bangsa dari berbagai agama dan etnis untuk turut serta menjawab tantangan kemanusiaan.

“Kami mengajak semua elemen maupun komponen bangsa, apapun agamanya, apapun etnisnya, apapun afiliasi organisasinya, apapun pilihan politiknya untuk bersama-sama menjawab tantangan kemanusiaan itu,” ajaknya.

Ajakan tersebut dia sampaikan ke publik melalui unggahan kanal Youtube resmi Lesbumi PBNU dalam rangka menyambut Hari Lahir (Harlah) Ke-65 Lesbumi NU pada Sabtu, 20 Syawal 1446 H/(19/4/2025) lalu.

Kiai Jadul, sapaan akrabnya, menyebutkan ada tiga tantangan kemanusiaan era serba digital ini, yang harus dijawab oleh aktivis budaya, pegiat, punggawa, maupun pengurus Lesbumi NU.

“Tiga tantangan kemanusiaan yaitu situasi perang, ketidakseimbangan alam di mana-mana, dan perkembangan teknologi digital yang mengarah ke dehumanisasi,” terangnya.

Dalam rangka menjawab itu, lanjutnya, Lesbumi NU tengah merancang sebuah event bernama Muktamar Kebudayaan.

Hal tersebut, beber Pegasuh Pesantren Kaliopak Yogyakarta, guna untuk menghadirkan momentum yang bermakna. Rencananya, momentum itu akan diwujudkan bersamaan dengan peristiwA besar yang terjadi pada bulan September atau Oktober 2025 nanti.

“Pada bulan September ada hari Equinox, hari ketika matahari tepat berada di atas khatulistiwa, ini adalah hari keseimbangan. Kemudian kita mempunyai momentum 22 Oktober Hari Santri Nasional (HSN), atau sebelumnya pada 20 Oktober sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Maupun pada 28 Oktober Hari Sumpah Pemuda. Bagaimana kita jadikan momentum ini jadi momentum istimewa yang bermakna,” ujarnya.

Melalui Muktamar Kebudayaan, Penulis buku ‘Islam Berkebudayaan’ itu berharap dapat membangun bangsa dan kemanusiaan melalui pendekataan kebudayaan yang berakar pada spiritualitas.

“Kita bangun lagi bangsa kita, kemanusiaan kita, tentunya dengan pendekatan kebudayaan. Dan kebudayaan itu akarnya dari spiritualitas manusia, dan inilah jati diri peradaban nusantara,” Tegasnya.

Apabila Lesbumi NU dapat menjawab tantangan ini berarti turut menyumbangkan kepada dunia dalam menghadapi tantangan kemanusiaan yang sama.

“Mudah-mudahan momentum Harlah Lesbumi ke-65 kali ini itu bisa menyumbangkan sesuatu bagi bangsa kita dan bagi kemanusiaan pada umumnya. Terima kasih,” pungkasnya.

Sebagai informasi, sebagaimana mengutip Youtube Lebumi PBNU, dalam 3 tahun terakhir berbagai program telah dilakukan oleh Lesbumi NU untuk memperkuat warisan budaya dan spiritualitas Nusantara.

Program tersebut meliputi, Penanaman Pohon Pusaka di Bali; Revitalisasi Kisah Panji; Pameran Komite Hijaz; serta Sarasehan Tokoh Adat Nusantara yang menguatkan praktik ekologi spiritual. Hal tersebut guna untuk menjaga keseimbangan antara tradisi, kebudayaan, dan tantangan zaman.

Sebagaimana informasi, Lesbumi berdiri pada Syawal 1381 H atau bertepatan dengan akhir Maret 1962 M. Artinya, Pada bulan Syawal 1446 ini, Lesbumi genap berusia 65 tahun. (IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button