7 Prinsip Aswaja Menurut KH Ahmad Shiddiq

NU CILACAP ONLINE – 7 prinsip Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) menurut KH Ahmad Shiddiq yaitu; akidah, syari’ah, tasawuf akhlak, pergaulan antar golongan, kehidupan bernegara, kebudayaan dan dakwah. Penjabaran ke 7 prinsip aswaja tersebut sebagaimana berikut ini.

1. Akidah

Akidah Aswaja memegang kaidah menjaga keseimbangan dalam penggunaan dalil ‘aqli dan dalil naqli.. Memurnikan akidah dari pengaruh luar Islam dan tidak gampang menilai salah atau menjatuhkan vonis syirik, bid’ah apalagi kafir.

2. Syari’ah

Sendi-sendi Syari’ah Aswaja berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Hadits dengan menggunanakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Kedudukan akal baru dapat digunakan pada masalah yang yang tidak ada nash yang jelas (sharih/qotht’i). Kemudian dapat menerima perbedaan pendapat dalam menilai masalah yang memiliki dalil yang multi-interpretatif (zhanni).

3. Tasawuf / Akhlak

Tidak mencegah, bahkan menganjurkan usaha memperdalam penghayatan ajaran Islam, selama menggunakan cara-cara yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum Islam. Mencegah sikap berlebihan (ghuluw) dalam menilai sesuatu. Berpedoman kepada Akhlak yang luhur. Misalnya sikap syaja’ah atau berani (antara penakut dan ngawur atau sembrono), sikap tawadhu’ (antara sombong dan rendah diri) dan sikap dermawan (antara kikir dan boros).

Baca juga Tasawuf Aswaja (Ahlussunnah Wal Jamaah), Tinjauan Sekilas

4. Pergaulan antar golongan

Mengakui watak manusia yang senang berkumpul dan berkelompok berdasarkan unsur pengikatnya masing-masing. Mengembangkan toleransi kepada kelompok yang berbeda. Pergaulan antar golongan harus atas dasar saling menghormati dan menghargai. Bersikap tegas kepada pihak yang nyata-nyata memusuhi agama Islam.

5. Kehidupan bernegara

NKRI (Negara Kesatuan Republik Indanesia) harus tetap dipertahankan karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa. Selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah. Dan kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik.

Baca juga Saat Mbah Abdul Hamid Kajoran Tafsirkan Pancasila

6. Kebudayaan

Kebudayaan harus ditempatkan pada kedudukan yang wajar. Dinilai dan diukur dengan norma dan hukum agama. Kebudayaan yang baik dan ridak bertentangan dengan agama dapat diterima, dari manapun datangnya. Sedangkan yang tidak baik harus ditinggal. Dapat menerima budaya baru yang baik dan melestarikan budaya lama yang masih relevan (al-muhafazhatu ‘alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah).

7. Dakwah

Berdakwah bukan untuk menghukum atau memberikan vonis bersalah, tetapi mengajak masyarakat menuju jalan yang diridhai Allah SWT. Berdakwah dilakukan dengan tujuan dan sasaran yang jelas. Dakwah dilakukan dengan petunjuk yang baik dan keterangan yang jelas, disesuaikan dengan kondisi dan keadaan sasaran dakwah.

Demikian uraian tentang 7 Prinsip Aswaja Menurut KH Ahmad Shiddiq. Semoga bermanfaat.

Baca juga Agama dan Pancasila dalam pandangan KH Ahmad Shiddiq

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button