Trending

Kiai Tarekat Berbagai Daerah Minta PBNU Kembalikan Jatman Ke Jalurnya

NU CILACAP ONLINE – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan sejumlah Kiai, Ulama tarekat dan pengurus Jatman dari berbagai daerah. Pada Senin (2/9/2024). Bertempat di Kantor PBNU.

Ketua Umum (Ketum) PBNU KH Yahya Cholil Staquf beserta Wakil Ketum PBNU KH Amin Said Husni menyambut dengan takdim, hangat, dan gembira rombongan Ulama dan Kiai tarekat.

Kiai tarekat dan pengurus Jatman dari berbagai daerah  menemui jajaran pengurus PBNU. Guna mendiskusikan Jatman yang sudah habis masa khidmatnya dan meminta bantuan kembalikan Jatman ke jalurnya.

Majelis Ifta Idaroh Aliyah Jatman KH Chalwani Nawawi, mengatakan ada dua hal penting yang harus di musyawarahkan dengan PBNU . Yakni menanyakan status kepengurusan Idaroh Aliyyah Jatman yang sudah berakhir masa jabatannya. Hal yang kedua adalah kami minta bantuan PBNU untuk kembalikan Jatman ke jalurnya.

“Ada dua hal yang kami sampaikan. Yang pertama menanyakan status kepengurusan Jatman Aliyyah yang berakhir September 2023 lalu.  Tetapi hingga sekarang belum juga terselenggara Muktamar,” kata KH Chalwani Nawawi.

Para kiai Tarekat juga melaporkan realita terkini di tubuh organisasi Jatman kepada PBNU dan meminta PBNU segera mencarikan solusinya.

KH Chalwani bersama bersama para pengurus mursyid tarekat dan pengurus Jatman dari berbagai daerah ini datang ke PBNU. Bertujuan menyampaikan kegelisahan para kiai adanya perubahan sejarah Jatman sejak  Habib Lutfi bin Yahya memimpin.

“Kami ingin meluruskan sejarah Jatman. Awal berdirinya dulu belum bernama Jatman pada tahun 1957 yang mendirikan empat kiai, yakni KH Muslih Mranggen (Demak), KH Nawawi Purworejo, KH Mandhur Temanggung, dan KH Masruhan Iksan Mranggen,”

Meluruskan Sejarah Berdirinya Jatman

Namun setelah dipimpin Habib Lutfi, sejarah Jatman ada perubahan pendirinya menjadi KH Siroj Payaman Magelang, KH Chudhlori Tegalrejo, KH Dalhar Watucongol, dan KH Abdul Chamid Magelang.

“Sedangkan Kiai Dalhar, Kiai Siroj hanya ikut mendoakan kongres pertama Jatman, tetapi tidak ikut mendirikan,” imbuh KH Chalwani.

KH Chudhlori Purworejo pada saat kongres juga menyumbang dana untuk kongres tetapi memang tidak ikut mendirikan.

Waketum PBNU Amin Said Husni dalam kesempatan tersebut menyatakan Idarah Aliyah Jatman memang sempat mengajukan surat permohonan perpanjangan kepengurusan. Namun surat permohonan perpanjangan dikirimkan pada bulan Juli 2024.

Sedangkan kepengurusan Idaroh Aliyah Jatman sudah habis sejak bulan September 2023. Sehingga terdapat masalah secara Keorganisasian Idarah Aliyah Jatman.

“PBNU sudah minta ke Majlis Ifta dan para kiai yang hadir supaya melakukan komunikasi, kordinasi dengan para pengurus Idaroh Akiyah Jatman. Kemudian berkonsultasi kembali dengan PBNU dalam waktu dekat,” ucap KH Amin Said.

Sementara itu, terkait habisnya kepengurusan Jatman, para pengurus sebelumnya juga sudah mengadakan pertemuan di Ponpes Pesantren Daru Ulil Albab, Juwet, Ngronggot, Nganjuk beberapa waktu lalu.

Dalam pertemuan itu, para kiai dan Mursyid tarekat menyerukan beberapa hal. Di antaranya meminta para pengurus Idaroh Aliyah Jatman segera mengangkat Rais Aam dan Mudir Aam yang baru.
Selain itu mereka juga minta Jatman dikembalikan sesuai khitah sebagai Badan Otonom PBNU.

Para kiai dan Mursyid tarekat juga menyerukan bahwa kepengurusan Jatman telah demisioner sehingga tidak lagi memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan organisasi sehingga untuk Muktamar Jatman diserahkan kepada PBNU. (Rhmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button