Khutbah Jumat, Agama adalah Akhlaq yang mulia

NU CILACAP ONLINE -Salah satu definisi akhlaq yang baik dalam hubungan manusia sesama manusia adalah terciptanya masyarakat yang kondusif dan penuh keadamaian yang diwujudkan dengan selamatnya orang lain dari perilaku negatif yang disebabkan karena lisannya atau perilakunya. Inilah poin penting dalam Khutbah Jumat yang berjudul “Agama Adalah Akhlaq yang Mulia.

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الفتَاحِ اْلجَلاَلِ، اَلَّذِى اَنْعَمَنَابِنِعْمَةِاْلاِيْمَانِ وَاْلاِسْتِقْلاَلِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ الْمَحْمُوْدُ بِالْغُدُوِّوَاْلاَصَالِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَامحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ هَادِيْنَ بَيْنَ اْلحَقِّ والضَّلاَلِ. اَمَّابَعْدُ. فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُواالله َفِى كُلِّ شَأْنٍ وَحَالٍ. وَقَالَ اللهُ تَعَالىَ فىِ اْلقُرْاَنِ اْلكَرِيْمِ : اَعُوْذُبِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَصْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

Mengawali khutbah Jumat ini, khatib mengajak kepada jamaah untuk menguatkan rasa syukur dan takwa kepada Allah yang telah menganugerahkan ni’mat iman dan Islam, sehingga di tengah-tengah kesibukan kita dalam beraktifitas kita masih diberikan kemampuan untuk memenuhi panggilanya dalam rangkaian sholat Jum’at yang mulia ini. Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkan kita kepada takwa

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

Allah firman sebagaimana
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar (solusi)
baginya. Dan akan memberi Rizki dari jalan yang tidak disangka”

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

Melihat sejarah bangsa arab sebelum Islam mayoritas mengatakan bahwa periode tersebut dinamakan periode Jahiliyyah atau kebodohan.

Apakah anggapan ini benar secara realita bahwa masyarakat pra islam saat itu penuh dengan keterbelakangan, kebodohan dan kegelapan?

Dalam kitab Muqaddimah karya Ibnu Khaldun diterangkan bahwa sebenarnya masyarakat Arab pra Islam telah memiliki sebuah peradaban bukan bangsa yang terbelakang seperti anggapan semula. Hal ini didasarkan kepada beberapa hal :

1. Pengetahuan tentang astronomi. Hal ini didasarkan kepada perjalanan mereka dari satu tempat ketempat lain tanpa tersesat. Meniti padang pasir yang luas dan penuh misteri tanpa bantuan alat saat itu seperti kompas, peta, apalagi google map.

Namun dengan ilmu pengetahuannya mereka dapat melakukan perjalanan jauh tanpa harus tersesat. Salah satunya adalah menggunakan letak posisi bintang di langit mereka mampu melihat arah utara, selatan, timur dan barat. Ilmu seperti ini sekarang disebut sebagai ilmu astronomi.

Baca juga Khutbah Jumat Sunda, Nikmat Kamerdekaan

2. Mampu menulis dengan baik. Dalam bukunya Ibnu Khaldun dijelaskan bahwa setelah datangnya Islam ditemukan ada setidaknya 17 orang yang sudah mampu menulis dengan baik dan hal ini sangat berkorelasi ketika Rasulullah Sallahu alaihi wa sallam dalam salahsatu perang pernah bertukar tawanan perang sebagai imbalan mereka (tawanan kafir qurays) harus mengajari anak- anak Muslim saat itu belajar menulis dan membaca.

3. Dalam hal seni sastra, masyarakat pra Islam dikenal memiliki nilai sastra yang tinggi. Hal ini dibuktikan bahwa terdapat perlombaan-perlombaat sastra setiap tahunan saat itu dan sastra atau puisi terbaik akan digantung di sekeliling ka’bah atau disebut “Al-Muallaqaat”.

Baca juga Khutbah Jumat: Hukum, Syarat, Rukun, Sunah dan Adab Khatib

Di samping itu salah satu misi alquran diturunkan dengan sastra terbaik dan terindah adalah sebagai pesaing sastra-sastra masyarakat pra Islam yang saat itu sangat viral dan menjadi komoditas kekuasaan, kebanggaan dan lambang supremasi.

4. Daya hafal yang kuat. Hal ini dapat dibuktikan dengan mampu menghafal nama-nama silsilah nasabnya yang jauh, menghafal sastra-sastra terbaik di zamannya.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

Lalu untuk apa Rasulullah diutus jika memang tatanan peradaban manusia tinggi saat itu? Lalu apa tujuan Allah menutus Rasulullah saat iu?

Dalam masyarakat pra Islam sangat menonjol dalam bidang budaya dan intelektual bahkan pola pikirnya sangat rasional, namun dekadensi moralitas saat itu sangat merosot, pun juga spirit kemanusiaan dan nilai-nilai spiritual religius.

Kita bisa lihat dari budaya Jahiliyyah pra Islam dengan legalnya perzinaan, budaya mabuk dan pesta, judi menjadi kebiasaan, segala masalah diselesaikan dengan perang, perjudian adalah budaya, merendahkan derajat wanita bahkan mereka akan malu ketika mereka mendapatkan anak pertama berjenis kelamin perempuan. Tidak sampai dalam tataran malu bahkan membunuh mereka bayi mereka.

ِأَىِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ بِأَىِّ ذَنْبٍ قُتِلَتْ

“Ketika hidup-hidup mereka mengubur bayi perempuan mereka? Atas dasar dosa apa gerangan?”

Itulah salah satu kritik al-Quran terhadap dekadensi moral saat itu.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

ِDalam hadis, Rosululloh SAW bersabda

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ مَکَارِمَ الْأَخْلَاق) 

Artinya: Aku diutus untuk penyempurna akhlak yang mulia

Allah mendidik langsung kepada Rasulullah dan Allah adalah sebaik-baik pendidik. Agama adalah akhlaq terbaik. Dan orang mu’min yang paling sempurna adalah yang paling baik akhlaqnya.

Husnul khulûq merupakan sifat para Rasul dan perbuatan utama para shiddiqin. Husnul khulûq secara hakiki merupakan separuh dari keimanan, hasil dari mujahadah para muttaqin, dan hasil latihan orang yang beribadah.

Baca juga Khutbah Jumat: Teknologi Tanpa Iman Semakin Mengancam

Salah satu definisi akhlaq yang baik dalam hubungan manusia sesama manusia adalah terciptanya masyarakat yang kondusif dan penuh keadamaian yang diwujudkan dengan selamatnya orang lain dari perilaku negatif yang disebabkan karena lisannya atau perilakunya.

Dalam hadits Riwayat Imam Bukhori disebutkan

اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلَمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ

Artinya: Orang muslim yang selamat adalah yang memberikan keamanan dan keselamatan kepada muslim lain dari bahaya yang ditimbulkan oleh lisan dan tangannya”.

Hal negatif yang akan merusak kondusifnya hubungan antara lain cepat marah, menyakiti perasaan dan fisik orang lain, adu domba, memperalat orang lain demi kepentingan sesaat, berdusta, claim sepihak, kata-kata provokatif, menyebar berita hoax tanpa klarifikasi, perilaku kasar dan pemaksaan kepada orang lain dan lain sebagainya.

Maasyirol Muslimin Rahimakumullah

Wujud dari akhlaq mulia ini adalah terbentuknya pribadi yang sholih secara ritual (Ibadah/Hablun min Allah) dan sholih secara sosial (Hablun minannas).

Suatu saat ada seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah: “Ada seseorang yang berpuasa pada siang harinya, malamnya rajin beribadah tapi dia sangat buruk akhlaqnya kepada manusia, mengganggu ketentraman saudara dan mencaci sesama”.

Rasulullah pun menjawab: “Dia tidak berbudi dan termasuk ahli neraka”.

Dari sini tampak bahwa orang yang buruk akhlaknya adalah orang yang dilaknat oleh Rasulullah. Jadilah jelas bahwa Rasulullah diutus bukan untuk memperbaiki mereka yang cerdas dan ber IQ tinggi, kepintaran seseorang, tingginya pendidikan saja tapi untuk membimbing kepada mereka untuk berperilaku dan berakhlak yang mulia.

Kita haruslah sadar bahwa hasil dari kita belajar, memiliki pendidikan tinggi adalah bukan hanya nilai yang tertulis dalam lembaran rapot atau ijazah saja tapi perbaikan perilaku, perbaikan diri, dan tingginya akhlak.

Sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya dan rugi orang yang mengotorinya.

بَارَكَ اللهُ لِى وَلَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اِنَّهُ هُوَالْغَفُوْرُالرَّحِيْمُ

Khutbah kedua

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ اَمَرَنَابِكَثْرَةِ ذِكْرِاللهِ وامْتِثَالِ اَوَامِرِاللهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ, وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ, اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَامُحَمَّدٍنِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصَحَابِهِ. اَمَّابَعْدُ: فَيَاعِبَادَاللهِ, اِتَّقُو ا اللهَ حَقَّ تَقْوَاهُ وَاَحُثُّكُمْ وَاِيَّايَ عَلَى طَعَةِ اللهِ وَطَعَةِ رَسُوْلِهِ فِىْ كُلِّ وَقْتٍ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلْاَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. رَبَّنَاأَنْزِلْنَا مُنْزَلاً مُبَارَكاً وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ. رَبَّنَا ٱفۡتَحۡ بَيۡنَنَا وَبَيۡنَ قَوۡمِنَا بِٱلۡحَقِّ وَأَنتَ خَيۡرُ ٱلۡفَٰتِحِينَ. رَبَّنَاأَفْرِغْ عَلَيْنَاصَبْرًاوَثَبِّتْ أَقْدَامَنَاوَانصُرْنَاعَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنيَا حَسَنَةً وَّفىِ اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَالنَّارِ. بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. وَالْحَمْدِ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Khutbah berjudul Agama adalah Akhlaq yang mulia
Disusun oleh: H. Saiful Amar, Lc., MSI
(Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jawa Tengah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button