Khutbah Idul Adha: Tata Cara, Ketentuan Dan Contoh Naskah

Artikel Khutbah Idul Adha ini akan memberikan penjelasan tentang pengertian, hukum, syarat dan rukun, ketentuan, tata cara dan contoh naskah materi Khutbah Idul Adha, berikut Khutbah Idul Adha: Tata Cara, Ketentuan Dan Contoh Naskah, selengkapnya.

Khutbah, secara bahasa mengandung arti ceramah atau pidato, sementara secara istilah, khutbah berarti ceramah yang disampaikan kepada umat Islam baik berupa peringatan, pembelajaran, atau nasihat, dengan syarat dan rukun dan ketentuan yang diberlakukan. Orang yang menyampaikan / membacakan materi atau naskah khutbah disebut Khatib.

Pengertian Khutbah Idul Adha

Khutbah Idul Adha adalah Khutbah yang disampaikan oleh Khatib di hadapan umat Islam peserta / jamaah Shalat Idul Adha, dilaksanakan setelah selesai Shalat Idul Idha, dengan syarat rukun dan ketentuan yang telah ditetapkan sesuai hukum / fikih / syariat Islam.

Materi Khutbah Idul Adha adalah serangkaian kalimat dalam bahasa Arab, Indonesia, Jawa, Sunda atau bahasa lokal lainnya, yang disusun rapi dan dibacakan oleh Khatib. Materi Khutbah Idul Adha biasanya berisi nasihat kebajikan, ajakan amar maruf nahy munkar, peringatan tentang larangan-larangan, ulasan tentang hikmah, uraian tentang kisah, sejarah dan keteladanan yang merupakan penjabaran dari ajaran-ajaran agama Islam.

Baca juga: Pengertian Wakaf, Rukun, Syarat, Harta Dan Pahala Wakaf

Secara khusus, Materi Khutbah Idul Adha biasanya berisi tentang kisah pengorbanan Nabi Ibrahim Alaihissalam dan Anaknya, Nabi Ismail Alaihissalam. Namun, tidak sebatas hal itu. Materi Khutbah Idul Adha bisa dan mungkin untuk disesuaikan dengan tema dan topik kekinian, yang baru, sesuai dengan kondisi persoalan masyarakat dan perkembangan zaman.

Tidak ada ketentuan yang pasti tentang Materi Khutbah Idul Adha. Artinya, kepada Khatib diberikan kewenangan untuk menulis, menyusun dan membacakan naskah materi khutbah Idul Adha. Semakin seorang Khatib memiliki banyak ide, semakin banyak materi Khutbah Idul Adha yang bisa ditulis, disusun, disampaikan atau dibaca.

Baca Artikel Terkait

Apakah materi dan naskah Khutbah Idul Adha harus panjang? Atau sedang-sedang saja? Atau yang pendek saja? Panjang, sedang dan pendeknya materi Khutbah Idul Adha tidak ditentukan oleh fikih / hukum / syariat Islam. Jadi, tidak merupakan keharusan. Boleh menyampaikan Khutbah Idul Adha yang panjang, yang sedang, juga yang pendek saja.

Tata Cara dan Ketentuan

Adapun Tata Cara dan Khutbah Idul Adha adalah sebagai berikut:

  1. Ketentuan Waktu Khutbah Idul Adha. Diterangkan dalam kitab al-Fiqh al-Manhajî ‘ala Madzhabil Imâm asy-Syâfi‘î karya Musthafa al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan ‘Ali asy-Asyarbaji, Khutbah Idul Adha dilaksanakan setelah shalat dua rakaat usai. Hadits riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim juga menjelaskan bahwa Nabi Muhammad, Abu Bakar, dan Umar menunaikan dua salat Idul Adha sebelum Khutbah Idul Adha.
  2. Hukum Khutbah Idul Adha. Hukum khutbah Idul Adha adalah Sunnah dan ketika dikerjakan harus tetap memenuhi rukun khutbah.
  3. Rukun Khutbah Idul Adha terdiri dari; Mengucapkan pujian (memuji) kepada Allah, Membaca Shalawat kepada nabi Muhammad SAW, Berwasiat tentang Takwa dan Ketakwaan, Membaca ayat Al-Qur’an pada salah satu khutbah, menutup Khutbah dengan Mendoakan kaum Muslimin pada khutbah Idul Adha kedua.
  4. Khatib dalam Khutbah Idul Adha. Khatib yang disyaratkan berdiri bila mampu saat berkhutbah, disunnahkan menyela kedua khutbah dengan duduk sebentar, sebagaimana diungkap dalam hadits Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah yang berkata: “Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.” (HR Asy-Syafi’i)
  5. Bacaan Takbir Khutbah Idul Adha. Pada khutbah Idul Adha yang pertama, khatib disunnahkan memulainya dengan membaca takbir 9 (sembilan) kali. Lalu pada khutbah Idul Adha kedua, khatib membukanya dengan membaca takbir sebanyak 7 (tujuh) kali.

Tata Cara dan Ketentuan Khutbah Idul Adha point ke-3 di atas harus dibacakan, atau dinyatakan oleh Khatib dalam menyampaikan Khutbah Idul Adha karena merupakan Rukun.

Perihal penyampaian kalimat oleh Khatib seperti “Jamaah Shalat Id yang Dimuliakan Allah SWT”, atau mengulang kalimat Takbir, Allohu Akbar sebanyak 3 (tiga) kali misalnya di antara kalimat-kalimat dalam naskah Khutbah, tidak merupakan suatu keharusan, dan berada di luar syarat rukun Khutbah.

Contoh Naskah Khutbah Idul Adha

Situs Islam Aswaja NU Cilacap Online pernah menyediakan contoh naskah Khutbah Idul Adha dan masih tersimpan di website Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Cilacap ini. Di antaranya;

Tim Redaksi NU Cilacap Online berkomitmen untuk menyediakan contoh naskah khutbah Idul Adha Nahdlatul Ulama (NU), juga diusahakan untuk disertakan link download untuk file .pdf nya. Demikian artikel tentang Khutbah Idul Adha: Tata Cara, Ketentuan Dan Contoh Naskah nya, semoga bisa menambah wawasan untuk pembaca semuanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button