Innalillahi, Ulama Abuya KH Ahmad Syafi’i Mustawa Wafat

NU CILACAP ONLINEInnalillahi wa inna ilaihi raji’un, Mubaligh handal dan ulama Jakarta Barat yang memiliki belasan majelis taklim Abuya KH Ahmad Syafi’i Mustawa, wafat pada Sabtu, 22 Juni 2024 malam.

“Baru saja Guru Kita Meninggal Dunia Abuya KH Ahmad Syafi’i Mustawa, Sabtu, 22 Juni 2024. Semoga Allah SWT menempatkan Almarhum di tempat yang paling mulia. Lahu Alfatehah..”

Kabar duka tersiar melalui grup whatsaap yang telah diteruskan berkali-kali tersebut memberikan rasa belasungkawa semua umat Islam atas wafatnya seorang ulama.

Apalagi beliau dikenal sebagai Mubaligh dengan memiliki belasan majelis taklim. Dikabarkan jenazah disemayamkan di rumah duka di Srengseng, Kebun Jeruk, Jakarta Barat.

Lalu Siapakah KH Ahmad Syafi’i Mustawa, berikut sekilas profilnya.

KH Ahmad Syafi’i Mustawa dilahirkan pada tanggal 12 Oktober 1967 oleh ibunya yang bernama ‘Aisyah binti Katik dan ayahnya yang bernama Mustawa bin Buang.

KH Ahmad Syafi’i tergolong anak yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Beliau bukanlah anak pertama dan bukan pula anak yang terakhir, namun beliau terlahir dengan istilah betawinya diimpit bangkai, yang terlahir di antara dua kematian karena kakak dan adiknya telah terlebih dahulu dipanggil oleh Allah SWT, maka dari itu beliau tergolong sebagai anak yang sangat disayangi oleh kedua orang tuanya.

Perjalanan yang cukup panjang beliau lalui untuk menjadi seorang yang berilmu pengetahuan agama.

Sehingga akhirnya beliua sampai terkenal sebagai seorang muballigh, yang memiliki jam terbang yang sangat membanggakan umat Islam, khususnya masyarakat wilayah Jakarta Barat.

Pendidikan dimulai dari Madrasah Ibtidaiyah Al Islamiyah di Srengseng Jakarta Barat selama 6 tahundari tahun 1974 – 1980.

Lalu Madrasah Tsanawiyah di Pondok Pesantren Al Jawami Cilenyi Bandung. Pimpinan almarhum KH Ahmad Suja’i selama 3 tahun dari tahun 1981- 1984.

Ilmu Qiroat di Pondok Pesantren Tahsinul Qur’an Cisereh Lembang. Pimpinan KH. Sahid selama 2 bulan tahun 1985 lalu dalami Kitab kuning di Pondong Pesantren Assalafiyah-Klasik, Bogor. Pimpinan KH. Adang selama 3 bulan tahun 1985.

terakhir memperdalam ilmu alat dan bahasa Arab di Pondok Pesantren Assaqofah Islamiyah, Bukit Duri Tanjakan Tebet Jakarta Selatan.

Di pesantren Pimpinan Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qodir Assegaf tersebutlah terhitung sudah 12 tahun lebih dan bahkan sampai wafatnya masih memperdalam ilmu fiqih yang diajarkan oleh putranya Habib Abdurrahman bin Ahmad Assegaf yang bernama Habib Umar bin Abdurrahman Assegaf.

Disela sebagai satri Assaqofah, beliau telah memulai dunianya sebagai seorang muballigh. Kepandaian ilmu retorika yang handal, tegas, dan humoris yang sehingga membuat beliau disenangi oleh banyak jamaah.

Sebagai seorang muballigh, KH Ahmad Syafi’i terbilang sukses dalam dakwahnya terbukti begitu banyak mad’u atau jama’ah dari berbagai macam kalangan dan status sosial masyarakat.

Majelis taklim yang diasuhnya berjumlah 15 :
Majelis Taklim Assa’adah di Kampung Melayu, Annajah Suka Bumi Utara, Al Huda Srengseng, Al Anwar Kebon Nanas, Majelis Taklim Rawa Buaya dan Celeduk, Darul Hikmah, Al Anwar I Kebon Jeruk, Al Anwar II Pos Pengumben, Daarl Faroh Sukabumi Utara, Majelis Taklim PLN Gambir, Taman Cahaya Kedoya, Daarul Hikmah Srengseng, Arridho Meruya, majelis taklim tempat KH Ahmad Syafi’i Mustawa mengajar sampai wafatnya.

Beliaupun sering sekali mengisi ceramah dan mengajar di wilayah Kedoya Selatan Jakarta Barat. Bahkan jamaah sebanyak 15 Majelis taklim yang dari jumlahnya hampir setara dengan guru besar.

Berikut guru almagfurlah
1. Habib Umar bin Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qodir Assegaf di Tebet Jakarta Selatan.
2. KH Bunyamin bin KH Abdul Karim di Kelapa Dua Kebon Jeruk Jakarta Barat.
3. KH. Muhammad Zein di Meruya Kebon Jeruk jakarta Barat.

Lahu Alfatihah..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button