Doa Mustajab di Bulan Ramadhan, Tausyiah KH Aziz Muslim

NU Cilacap Online – Tausiyah ramadhan maslahat pada hari ke 13 kali ini mengetengahkan doa mustajab bulan ramadhan. Narasumber KH Aziz Muslim, S.Ag. M.Pd.I beliau merupakan Wakil Katib Syuriyah PCNU Cilacap, 2024-2029.
KH Aziz Muslim yang juga Kepala Kemenag Cilacap menjelaskan bahwasannya Ramadhan bulan suci yang penuh keistimewaan, doanya mustajab, dan amal ibadah kita akan dilipatgandakan pahalanya.
“Maka inilah momentum yang tidak boleh disia-siakan oleh karena kita telah diberikan kesempatan untuk menikmati membersamai ramadhan yang penuh dengan keistimewaan dan fadhilah-fadhilah,” terangnya.
Banyak sekali tergelar keistimewaan-keistimewaan, di antaranya adalah lailatul qodar kemudian doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.
Maka saatnya mengoptimalkan waktu demi waktu, detik demi detik, hari demi hari agar ramadhan ini tidak berjalan sia-sia.
Ramadhan juga bulan yang dirindukan, karena setiap tahun kita berdoa agar dipertemukan dengan bulan suci yakni syahrun mubarok, bulan dengan penuh keberkahan.
Sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,
ثَلاثَةٌ لا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ َالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُوالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Ada tiga orang yang doanya tidak tertolak: Pertama; orang yang berpuasa sampai ia berbuka, kedua; pemimpin yang adil, dan ketiga; doa orang yang teraniaya atau terdzalimi,”
Pertama, orang yang berpuasa sampai ia berbuka, doanya mustajab.
“Maka mari kita optimalkan setiap saat untuk berdoa akan hajat-hajat kita, sehingga harapannya barangkali ketika kita berdoa di luar bulan ramadhan belum optimal, maka di bulan ramadhan ini kita curahkan segala keluh kesah kita, segala hajat kita, baik hajat dunia maupun hajat akhirat. Harapannya dikabulkan Allah SW,” jelasnya
Kedua, Allah SWT memberi penghargaan yang luar biasa kepada Imamun ‘Adil.
Karena memang berat sekali mengimplementasikan sebagai pemimpin yang adil. Harus ngayomi, harus bisa mengfasilitasi, tidak boleh ‘emban cinde-emban siladan’,(berperilaku yang tidak berbudi), harus bisa memberi perlakuan yang sama, tidak boleh berperilaku koruptif dan hal buruk lainnya.
“Maka salah satu ganjarannya adalah akan dikabulkan doa-doanya para pemimpin yang berlaku adil terhadap rakyatnya,” terangnya.
Ketiga, doa orang yang teraniaya atau terdzalimi.
“Maka hati-hatilah kita untuk tidak berbuat dzalim. Karena orang terdzalimi itu mustajab doanya,” awasnya.
Dalam tausyiahmya beliau menyampaikan bahwa doa yang tidak tertolak dari ketiga kategori di atas salahsatunya ialah doanya orang puasa sampai dia berbuka.
Berikut ini hikmah bagi yang mengoptimalkan bulan Ramadhan untuk berdoa, bermunajat untuk segala hajat.
Beliau sekalilagi menegaskan bahwasannya waktu mustajab untuk berdoa yang pertama ialah sewaktu dia berpuasa hingga berbuka.
Kedua, waktu saat berbuka. Waktu ini konsentrasi kita semua justru pada makanan, akan tetapi tidak berpikir bahwa sesungguhnya menjelang detik-detik berbuka itulah waktu istimewa bagi doa mustajab.
“Maka sempatkan barang sedetik, dua detik untuk melangitkan doa-doa kita, hajat-hajat kita, kebutuhan kebutuhan kita dunia dan akhirat,” terangnya.
“Jangan sampai makanan berbuka melupakan kebutuhan kita yang hakiki yakni panjatkan doa dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT,” lanjutnya.
Ketiga, doa mustajab pada waktu sahur.
Menurutnya waktu sahur ini yang membedakan amalan puasa dengan umat lain.
“Umat lain juga punya tradisi puasa, seperti yahudi, nasrani, majusi, akan tetapi tidak sahur,” terangnya.
“Waktu sahur ini ada keberkahan, juga adanya momentum yang sangat istimewa yakni dikabulkannya doa-doa kita oleh Allah SWT,” imbuhnya.
Terakhir beliau mengajak untuk mengoptimalkan tiga waktu ramadhan dengan sebaik-baiknya,
“Harapannya mudah-mudahan di samping memperoleh keberkahan, dalam puasa ini terkabul hajat-hajat kita dunia dan akherat,” pungkasnya.
Adapun tausyiah beliau, para pemirsa NU Cilacap Online (NUCOM) dapat secara langsung menyaksikannya melalui channel youtube berikut klik di sini doa mustajab di bulan ramadhan (IHA)