Nguri-uri Budaya Tumpeng Rajab Warga Glempangpasir Adipala

NU CILACAP ONLINE – Salah satu cara untuk menjaga kerukunan masyarakat plural adalah dengan menggunakan tradisi yang ada di masyarakat. Karena tradisi merupakan warisan sosial yang dipandang sebagai sebuah ide, norma, dan nilai-nilai tertentu.  Upacara atau ritual tradisi dalam masyarakat Jawa telah menjadi budaya sekaligus tradisi.

Tradisi merupakan suatu bentuk kebudayaan. Kebudayaan adalah perkembangan kata budidaya yang berupa cipta, rasa, karsa, dan pengetahuan yang diterima dan diterapkan sebagai pedoman tindakan di dalam interaksi sosial. Tujuannya yaitu untuk merencanakan, melaksanakan,  dan menghasilkan karya dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup sebagai makhluk sosial.

Secara umum, tradisi adalah adat istiadat, kebiasaan kepercayaan, dan ajaran-ajaran manusia yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Tradisilah yang memberi kesadaran akan identitas serta keterkaitan akan sesuatu yang dianggap lebih awal.

Selain itu, tradisi sendiri yang memberi sifat, corak, warna, makna, norma, dan adat istiadat. Sehingga manusia dapat bertahan dalam komunitas dengan estetika dan etika yang mereka dimiliki.

Kenduri Tumpeng Rajaban

Dalam hal ini, tradisi yang akan dikupas adalah tradisi kepungan (Kenduri) dan tumpengan. Tradisi Masyarakat Adipala bagian timur setiap bulan Rajab hampir tiap rumah mengadakan ritual tumpengan, dengan tujuan peringati rajaban.

Salah satu nguri-nguri budaya lokal yang masih dilaksanakan hingga kini yaitu seperti yang ada di desa Glempangpasir, Adipala Cilacap. Di Desa ini terdapat tradisi yang biasa dilaksanakan oleh masyarakat setempat dalam memperingati perayaan hari besar Islam yaitu melalui tradisi Rajaban (Peringati Isra Miraj).

Kenduri Tumpeng Rajaban

Sebelumnya mengadakan kenduri, mereka resik candi (Ziarah Kubur) ke makam keluarga masing-masing guna untuk membersihkan makam dan mendoakan ahli kuburnya.

Seusai Ziarah Kubur setiap kepala keluarga mengadakan kenduri di rumahnya dengan mengundang tetangga, pemuka agama (Ustadz, Kiai). Sebagian lainnya mengadakan kepungan (Kenduri) masal tumpengan nasi beserta lauknya kemudian kumpul di rumah sesepuh lingkungan guna melakukan do’a dan makan bersama.

Setiap satu keluarga membawa makanan yang tumpeng beserta lauknya, kemudian setelah tahlil dan doa. Mereka makan bersama saling bertukar makanan baik itu nasi dan lauk yang dibawanya.

Tradisi Rajaban di desa Glempangpasir kecamatan Adipala ini digelar setiap tahunnya saat mulai masuk bulan rajab sampai satu bulan.

Tradisi kenduri merupakan kegiatan keagamaan yang baik, mengingat terdapat pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin oleh seorang Kiai atau Ustadz di lingkungan setempat.

Penuturan salah satu sesepuh dusun Srandil Desa Glempangpasir Mbah Rusmin saat dihubungi NU Cilacap Online, Kamis (25/1/2024) mengatakan. Kegiatan kenduri rajaban sudah berjalan turun temurun dan masih lestari hingga saat ini.

“Pagi hari resik candi (Ziarah Kubur) ke makam orang tua atau keluarga, siang atau sore hari baru kepungan rajaban. Semoga tradisi baik ini akan terus berjalan diteruskan oleh anak cucu.” Tutur Mbah Rusmin. (Rhmn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button