PCINU Jerman Memperingati Dua Tahun Wafatnya BJ Habibie

NU CILACAP ONLINE – Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman memperingati dua tahun wafatnya Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie dengan menggelar Ngaji Kebangsaan.

Ketua Tanfidziyah PCINU Jerman Muhammad Rodlin Billah menjelaskan, ngaji kebangsaan yang diselenggarakan secara virtual tersebut bertema “Memajukan Saintek dan Merawat Cinta”, diikuti para diaspora Indonesia yang bekerja dalam bidang sains dan teknologi (saintek), kedutaan besar Republik Indonesia di Jerman, serta masyarakat di Indonesia.

Acara diawali dengan doa bersama untuk Almarhum BJ Habibe, dilanjutkan dengan pemaparan narasumber dan diskusi.

Sebagai narasumber yaitu Wakil Rais Syuriyah PCINU Jerman Wahyu Wijaya Hadiwikarta PhD, Dr Ing Ilham Akbar Habibie Dipl Ing MBA (putera Alm BJ Habibie), Prof Hendro Wicaksono (diaspora Indonesia yang menjadi Professor of Industrial Engineering di Jacobs University Bremen Jerman), dan dipandu oleh Sri Astuti (Peneliti BRIN/Doctoral Student Tropical Forestry, TU Dresden Jerman).

Menurut Muhammad Rodlin Billah, tema tersebut diangkat atas dasar kondisi kebangsaan di tengah globalisasi di mana almarhum Presiden BJ Habibie adalah figur yang memiliki rekam jejak luar biasa dalam pengembangan sains dan teknologi (saintek).

‘’Nasionalisme dan semangat beliau untuk membangun Indonesia dengan memajukan saintek adalah inspirasi sekaligus cita-cita yang perlu untuk diteladani dan dilanjutkan. Pada saat yang sama, beliau adalah figur yang mampu menciptakan harmoni dan cinta yang mendalam bagi keluarga. Nilai-nilai kemanusiaan, kekeluargaan, dan romantisme atas dasar cinta menjadi kompas bagi generasi muda untuk menggapai cita-cita,’’ katanya.

Literasi Teknologi

Ilham Akbar Habibie mengatakan, Indonesia perlu meningkatkan ‘status literasi teknologi’ sebagai cara untuk mendorong kemajuan ekonomi menjadi negara maju sekaligus menghindar dari ‘middle income trap’. Literasi teknologi adalah kemampuan memahami teknologi dan mengaplikasikannya secara tepat guna. Teknologi harus dicintai bukan ditakuti. Kecintaan terhadap teknologi akan menumbuhkan semangat sekaligus daya juang untuk berinovasi.

Hal ini terrefleksikan dari almarhum BJ Habibie, di mana kecintaan almarhum terhadap teknologi telah membawanya menciptakan berbagai teori-teori dalam bidang aerodinamika yang masih relevan hingga saat ini. Kecintaanya telah menumbuhkan semangat dan daya juang ketika belajar dan berkarir di Jerman meski dengan berbagai tantangan (finansial, kesehatan, cuaca).

‘’Pada saat yang sama kecintaan dan keimanan yang tertinggi terhadap Tuhan Sang Pencipta harus terus dipupuk. Tanpa iman, teknologi akan membawa manusia dalam bahaya. Sedangkan tanpa teknologi, manusia menjadi tidak berdaya. Laksana sayap pesawat keduanya menciptakan keseimbangan,’’ kata putra Presiden BJ Habibie itu.

Prof Hendro Wicaksono Professor of Industrial Engineering, Jacobs University Bremen Jerman menekankan pentingnya meneladani strategi Presiden BJ Habibie dalam mengembangkan teknologi. ‘’Perlu dibangun ekosistem sains dan teknologi yang dilandasi atas kecintaan khususnya cinta terhadap teknologi dan kecintaan terhadap bangsa negara. Ekosistem tersebut didukung oleh konsep C2O yakni: chemistry, complementary, dan organization,’’ katanya.

Baca Juga: Ribuan Umat Melepas Kepergian Habib Tohir Al-Kaff

Chemistry berupa ketertarikan, keterikatan, pembangunan jejaring untuk berkomitmen mengembangkan teknologi. Complementary artinya saling melengkapi. Dengan keahlian dan kecintaan terhadap bidangnya masing-masing, berpotensi untuk saling melengkapi dalam rangka memajukan tekonologi di Indonesia. Disinilah peran organisasi sangat diperlukan.

Guna mengatur database, jejaring, dan pola kerja sama antar orang-orang yang memiliki komitmen dalam kemajuan teknologi. Organisasi tersebut juga semestinya mampu menjembatani diaspora Indonesia yang bekerja dalam bidang teknologi dengan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia.

Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Jerman Wahyu Wijaya Hadiwikarta PhD menggambarkan pondasi pengembangan teknologi dan jejaring yang sudah dilakukan oleh PCINU Jerman sebagai cara untuk meneladani dan melanjutkan perjuangan Presiden BJ Habibie.

Pondasi pengembangan teknologi tersebut di antaranya dilakukan melalui GreenIndonesia sebagai inisiatif yang dibangun untuk mengembangkan green project dan carbon trading lewat platform teknologi IT, berkolaborasi dengan lembaga standarisasi di Eropa serta sebagai layanan consulting di Indonesia (www.green-indonesia.com). Demikian halnya melalui e-commerce (https://nusantara-markt.com/) untuk mendorong ekspor-impor sekaligus meningkatkan kualitas produk UMKM dan pesantren Indonesia sehingga memenuhi kelayakan untuk diperdagangkan di kawasan Eropa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button