Khutbah Jumat: Bakti Anak Kepada Orang Tua
Khutbah Jumat NU Cilacap Online
NU Cilacap Online – Khutbah Jumat kali ini mengetengahkan perihal penghormatan anak kepada kedua orang tuanya dan hubungan antara keduanya. Oleh karenanya Khutbah Jumat ini berjudul Bakti Anak Kepada Orang Tua
Dalam Alquran, ada banyak ayat yang mengandung perintah Allah SWT mengenai hal tersebut. Bahkan, penegasan untuk taat hanya kepada-Nya kerap dikaitkan dengan bakti seorang anak kepada orang tuanya.
Salah satunya dalam surah al-Israa ayat 23, yang artinya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”
Baca juga Katakwaan Mangrupa Pondasi Utama Kasuksesan
Bagi setiap muslim ada satu hal yang wajib diperhatikan terkait ridha dan murka Allah SWT. Itu adalah hubungan antara orang tua—khususnya ibu—dan anak.
Rasulullah bersabda, “Ridha Allah bergantung kepada keridhaan orang tua, dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR Thabrani).
Hadits itu mengisyaratkan keutamaan seorang anak hormat atau berbakti kepada kedua orang tuanya.
Dan apabila seorang anak durhaka kepada orang tua, maka tunggulah datangnya kemurkaan Allah SWT.
Khutbah I
الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِن سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن .أمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ: قَالَ اللهُ تَعَالى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَهُوَ أَصْدَقُ الْقَائِلِيْنَ، أعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ، وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّه وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُه فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..,
Semua manusia mempunyai ibu dan ayah, oleh karena itu tidak ada manusia yang lepas dari kewajiban mengabdi dan patuh kepadanya.
Menghormati orang yang lebih tua merupakan akhlak mulia dan sebagai warisan hidup yang harus dijaga. Kewajiban itu menetap dalam ajaran agama Islam, demikian pun dalam setiap agama dan kebudayaan Indonesia.
Ibu dan Ayah adalah orang yang memiliki jasa besar yang tidak bisa dibayar dengan harta dan bahkan tidak cukup hanya dengan kasih sayang. Pengorbanan dan perjuangan mereka tidak pernah bisa dihitung dengan apapun.
Maka sudah sepantasnyalah kita membalasnya dengan menunjukkan sikap hormat dan cara syukur yang terbaik, sehingga Ibu dan Ayah kita dapat menerima dengan rasa senang yang dalam, bangga serta bahagia. Bangga pada kita yang adalah anaknya.
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah..,
Rasa hormat terhadap orang tua dapat kita wujudkan dari hal yang sederhana hingga yang luar biasa. Kita dapat menunjukkan rasa hormat dan syukur melalui bahasa yang santun dan lemah lembut padanya.
Selain kedua hal tersebut, kita bisa menunjukkan kedekatan dan rasa sayang kita kepada mereka dengan mendampingi mereka saat mereka membutuhkannya.
Memohon ampunan sekaligus berharap keberkahan bagi mereka di dunia dan di akhirat adalah sebuah kewajiban hormat dan bakti kita pada Bunda dan Ayah, Insya Allah kita akan mendapatkan keridhaan Allah SWT, bahkan keberkahan hidup, serta kebahagiaan dunia dan akhirat.
Baca juga Khutbah Jumat: Teknologi dan Pentingnya Nilai-Nilai Islami
Oleh karena ibu adalah sosok yang mempunyai perjuangan lebih besar, dalam hal ini, Agama menetapkan keadaan Ibu tiga kali lebih tinggi derajatnya dari ayah. Oleh karena itu, ketika memberi hadiah, hendaknya diberikan kepada ibu dulu.
Sebagaimana dalam hadits Rasulullah Imam Al-Bukhari dan Muslim, beliau bersabda:
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُولِ اللّٰهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ:يَا رَسُولَ اللّٰهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أُمُّكَ. قَالَ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُمَّ أَبُوكَ
Artinya: “Suatu ketika seorang lelaki yang adalah sahabat nabi bertemu dengan Rasulullah SAW., lalu dia berseru: Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak diperlakukan baik olehku? Dia menjawab: Ibu Dia bertanya lagi: Ibumu lalu berkata: Ibumu berkata lagi: Maka ayahmu (HR Al-Bukhori – Muslim).
Hadits tersebut menunjukkan bahwa orang yang paling berhak dilayani dengan sebaik-baiknya adalah Ibu.
Ibu adalah sosok yang pengabdiannya sangat luar biasa. Mulai dari mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mendidik kita dengan penuh kedekatan dan kasih sayang, maka kita tidak bisa menganggap remeh besarnya perjuangan dan pengorbanan menjadi seorang ibu.
Jamaah Sidang Jumat Dimuliakan Allah..,
Dalam hadits Abdullah bin Amr disebutkan bahwa salah seorang sahabat meminta izin kepada Rasulullah untuk ikut berjihad, namun Rasulullah memintanya untuk kembali berjihad dengan mengabdi. Mengabdi pada orang tua terlebih dahulu.
Hal ini menunjukkan bahwa jihad terbesar dimulai dari rumah tangga kita, yaitu menunaikan kewajiban dan tanggung jawab kita sebagai anak kepada Ibu dan Ayah.
Allah SWT berfirman dalam Surat Luqman ayat 14:
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّه ُوَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهُ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَ
Artinya, “Aku perintahkan manusia (berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan menyapihnya pada umur dua tahun. bersyukurlah kamu kepadaku dan kepada kedua orang tuamu,” (Surat Luqman: 14).
Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab tafsirnya menyebutkan, ayat di atas menjelaskan bahwa perintah Allah kepada seluruh umat manusia adalah berbakti kepada orang tuanya.
Petunjuk tersebut mencerminkan beratnya perjuangan seorang ibu saat mengandung dan melahirkan anaknya. Sejak kecil dalam kandungan hingga besar, ia tak luput dari kesusahan ibunya.
Bisa dibayangkan betapa beratnya penderitaan ibu kita ketika kehamilannya dalam setiap harinya semakin membesar, dan berat. Tentu saja, hal ini dapat menyulitkan dan melemahkannya.
Maka dari itu, Syekh Nawawi al-Bantani berpesan sebagai anak yang ingin diridhai Allah, mari kita tingkatkan hubungan kita dengan ibu dan ayah selagi masih hidup.
Yang sudah pergi meninggal ataupun wafat, ziarahilah ke kuburnya. Jangan berkecil hati, yang utama adalah doa harapan dengan memohon ampunan dan rahmat Allah untuk mereka di alam kuburnya. Baca 7 Amal yang Pahalanya Mengalir Terus Hingga di Alam Kubur
Para ulama telah mengatakan bahwa di antara jawaban-jawaban Allah SWT dari doa-doa yang kita panjatkan dan ijabah di dunia, salah satunya adalah pengampunan atas dosa terhadap orang tua, ibu dan ayah kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمْ وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ انَّهُ هُوَالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ بِهِ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْمَحْشَرِ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلَنَاوَلِوَالِدَيْنَاوَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَاصِغَارًا، اَللًّهُمَّ أَرِنَاالْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَااتِّبَاعَهُ وَأَرِنَاالْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَااجْتِنَابَهُ. رَبَّنَاآتِناَ فِى الدُّنْيَاحَسَنَةًوَفِى اْلآخِرَةِحَسَنَةًوَقِنَاعَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
Disusun dalam bahasa sunda oleh Jamal Shidiq, Alih Bahasa oleh Imam Hamidi Antassalam