KH Said Aqil Siradj: Ilmu yang Diamalkan Merupakan Amal Jariyah
NU CILACAP ONLINE – Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengingatkan bahwa ilmu yang diamalkan merupakan amal jariyah.
Hal ini disampaikan KH Said Aqil Siradj pada kegiatan Studium General, yang bertema Peran Santri Dalam Perkembangan Teknologi, di kampus Sekolah Tinggi Managemen Informasi dan Komputer (STMIK) Komputama Majenang Cilacap, Rabu, 13/09/2023.
Menurut KH Said Aqil Siradj, dalam khazanah Islam menuntut ilmu itu wajib hukumnya. Maka pintar menjadi keharusan (wajib) bagi setiap muslim dan bodoh adalah dosa. Baginya, ilmu merupakan hal sangat penting yang harus ada pada dalam diri manusia.
Baca juga Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia
Orang berilmu, menurutnya, bisa menjadi ladang pahala yang tidak terputus walaupun seseorang sudah meninggal dunia, selain sedekah jariyah dan anak shaleh.
“Ilmu lebih manfaat daripada harta, dan keturunan,” katanya.
Dengan ilmu, lanjut, Mantan Ketua PBNU dan Pengasuh Pesantren At-Tsaqafah Jakarta ini mampu lebih lama mengalirkan pahala kepada seseorang.
“Karena orang lain akan memanfatkannya, mengamalkannya secara terus-menerus ilmu yang didapatkannya. Dan bahkan akan tumbuh, berkembang.” tegasnya.
Baca juga Lesbumi NU Warnai Peradaban Dunia
Jika sedekah dengan harta, ketika harta itu habis dan hilang, maka terputuslah sedekah itu. Jika memiliki anak yang shaleh, maka ketika anak shaleh itu meninggal dunia dan akan terputuslah doa dari anak itu.
Namun ketika memiliki ilmu yang bermanfaat, dengan mengamalkannya, maka akan terus mengalir menjadi amal jariyah. Bahkan akan tumbuh berkembang sampai hari kiamat.
Nasab dan Ilmu
Dalam penjelasannya, Ilmu itu lebih bermanfaat daripada harta, nasab atau sebagainya. Menurutnya, percuma saja apabila memiliki nasab tetapi tidak memiliki ilmu.
Baca juga Peran Santri Sebagai Motor Penggerak Kemajuan
KH Said Aqil Siradj pun menyebutkan contoh para ulama Islam terdahulu seperti Imam Bukhari, Imam Syafi’i dan ulama lainnya. Katakanlah Ulama nusantara seperti Wali Songo, Syekh Nawawi Albantani, Hadlratussyekh KH Hasyim Asy’ari.
Hingga kini beliau-beliau terus mendapatkan pahala dari pengamalan ilmu terus menerus oleh umat Islam. Ilmu para Ulama juga sudah terbukti turut membangun memajukan peradaban umat manusia.
Sejarah telah membuktikan bahwa ilmu menjadi infrastruktur dalam membangun pemajuan peradaban di berbagai belahan dunia.
“Betapa pentingnya ilmu, itulah faedah, makna perintah Allah SWT dan Sabda Nabi Muhammad SAW mewajibkan,” ujar Buya Said mengingatkan pentingnya manfaat ilmu. (IHA/MaM)
Baca juga UU Pemajuan Kebudayaan: Asas, Tujuan dan Ruang Lingkup