Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid Bahagia Bukber di Majenang

NU Cilacap Online – Istri Presiden Ke-4 Republik Indonesia KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ibu Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid kali ini mendapat kebahagiaan dapat berbuka puasa bersama (bukber) warga masyarakat dari lintas kelompok, ragam elemen, dan juga lintas agama di Majenang.

Kegiatan berlangsung di hall Gereja Paroki St Theresia Majenang, pada Jum’at, (21/3/2025.

Sebelum bukber Ibu Nyai Sinta, sapaan akrabnya, terlebih dulu menyampaikan dengan memberi wawasan terkait apa dalil, maksud, tujuan dan hakekatnya orang puasa, bahwa sesungguhnya puasa meningkatkan iman dan takwa.

Iman dan Takwa

Dijelaskan bahwasannya seseorang yang ber-iman itu telah meyakini sepenuh hati agama yang dianutnya.

Beragama memberikan kejujuran pada keselamatan bagi hidupnya. Baik dalam urusan dunia maupun akheratnya.

Sementara orang yang bertakwa adalah orang yang mengetahui akan hak dan kewajibannya dengan mengerjakan perintah-perintah dan meninggalkan segala hal yang dilarang. Maka, Taat menjadi kunci dan jalan keselamatannya.

Lebih lanjut beliau menegaskan bahwa semua agama itu mengajak kepada kebaikan. Untuk Kebaikan. Dan demi Kebaikan.

Absen Kehadiran

Di tengah-tengah tausiyahnya beliau mengajak dialog dan hal yang tak luput adalah mengabsen kehadiran apa saja agama yang dianut dari ribuan pengunjung yang hadir, dan memenuhi halaman Gereja Paroki Theresia Majenang tersebut.

Selain agama, ras, suku, budaya, beliau pun pada akhirnya mengetahui setelah mengabsen satu persatu kelompok masyarakat yang hadir pada kesempatan itu.

Untuk diketahui bahwasanya audien yang hadir dalam kesempatan itu terdiri dari beragam kelompok masyarakat seperti petani, pedagang kalilima, kuli panggul/angkut, kuli pasir, tukang sapu jalanan, tukang becak, difabel, anak jalanan, pengamen, hingga pemulung , bahkan waria atau transgender.

Setelah beliau mengetahui bahwa ternyata yang hadir bukan hanya lintas agama saja, tapi bahkan dari berbagai kelompok masyarakat, beliau pun mengajak sekaligus meminta untuk bersama-sama menjaga kerukunan, keberagaman, dan saling menguatkan dengan persatuan dan kesatuan.

“Sesungguhnya bangsa Indonesia tidak membeda-bedakan kelompok. Baik dari apa kelompoknya, ras, agama, suku, dan budaya,” ujarnya.

Masyarakat juga diajak untuk gotong royong, rukun, damai, dan saling menghargai tanpa melihat latar belakang kelompok, agama, suku maupun budaya.

Bahagia dan Masuk Sorga

Bahkan beliau bilang orang yang punya pangkat atau jabatan hal itu tidak bisa menjadi jaminan bahwa dia akan hidup bahagia dan masuk sorga.

“Pangkat dan Jabatan Belum Tentu Membuatmu Bahagia, Namun Iman dan Taqwa Akan Mengantarkanmu Ke Surga,” terangnya.

Ada Agama Baha’i

Selanjutnya disampaikan bahwa ada agama yang perlu diketahui dan agama ini sudah diakui negara oleh sebab turut serta berperan dalam perjuangan kemerdekaan RI yakni agama Baha’i

Dijelaskan bahwa agama Bahai adalah lahir di Persia Iran Yerussalem pada abad 19. Pendirinya bernama Bahaullah.

Agama Baha’i ini independen dan bersifat universal, bukan sekte dari agama lain.

Agama Baha’i masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878 M, dibawa oleh dua orang pedagang dari Persia dan Turki, yaitu Jamal Effendi dan Mustafa Rumi.

Pada awal abad 21, jumlah penganut Baha’i sekitar enam juta orang yang tersebar di seluruh dunia.

“Di Indonesia banyak penganutnya, namun apakah di Majenang, Cilacap ada?, jika ada tolong lindungi,” pesannya.

Adzan Magrib di Gereja

Hingga tibalah waktu magrib, beliaupun mengajak untuk berbuka bersamanya, dan bersama mendengarkan suara adzan magrib yang dikumandangkan di lokasi acara hall Gereja Paroki St Theresia Majenang, dan selanjutnya, Ibu Nyai Sinta, Mustasyar PBNU pun memimpin doa buka puasa.

Usai suara adzan magrib berkumandang, beliau melanjutkan tausiyahnya dan membuka tanya tawab.

Ada tiga penanya dalam kesempatan itu mewakili kelompok pedagang, disabilitas, dan pengamen jalanan. Ibu Nyai Sinta pun dibuat haru, oleh sebab itu masing-masing mendapat apresiasi darinya sebuah tanda cinta yang tersirat. Dan menegaskan bahwa beliau seorang ibu negara yang dermawan.

Ucapan Terima Kasih

Sebelumnya atas nama mewakili panitia buka bersama, Romo Pastur Paroki RD. Bonifasius Abbas dalam kesempatan memberikan penyambutan disampaikan bahwa kegiatan buka bersama kali ini diprakarsai oleh panitia bersama.

“Adapun penempatan di Gereja Paroki Theresia Majenang ini adalah sebuah keberkahan untuk kami dan ini merupakan permintaan Ibu Nyai Sinta Nuriyah Wahid langsung,” terangnya.

Diapun menyampaikan rasa terima kasih kepada Ibu Nyai Sinta atas kedatangan pertama kalinya di Majenang.

“Saya bangga dan senang sekali, hari ini Ibu Gus Dur hadir menyambangi kita, sudah sewindu, 8 tahunan kami menantinya, kini telah menghadiri kita, menyemangati kita. Semoga semangat ini membawa kesempurnaan bagi hidup kita,” katanya.

Meneladani Gus Dur

Dikemukakan bahwasannya semua yang hadir dalam kesempatan buka bersama ini dengan berharap dapat meneladani Gus Dur.

“Bahkan setelah wafatnya, Gus Dur masih memberikan manfaat kepada masyarakat atas sikap toleransi dalam berbangsa dan bernegara”,

“Maka mari, sikap ini yang harus kita tiru,” terang Romo Bonie.

Majenang Bersatu

Selain khidmat, kegiatan buka bersama Ibu Nyai Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid tersebut berlangsung meriah dengan penampilan Paduan Suara Majenang Bersatu yang merupakan unsur panitia dari gabungan berbagai kelompok dan lintas agama.

Selain dari Gereja Paroki Theresia Majenang, juga dari Gusdurian, Fatayat NU, JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia), GKJ, GBT, Gereja Pantekosta,⁠ GKI dan Lesbumi NU.

Suasana Gereja makin menggema dengan menyayikan lagu “Ya Lal Wathon”, Karya salah satu pendiri NU KH Abdul Wahab Hasbullah yang berisi ajakan untuk cinta pada Tanah Air

Suasana pun meriah dengan panampilan pementasan teater kolosal yang menggambarkan keberagaman dan kenusantaraan dibawakan oleh Siswa-siswi dari KTN Wanareja, Sekolah Seni Majenang, dan tari sufi Lesbumi Majenang.

Adapun kesuksesan jalannya acara ini atas peran dari pada PAC GP Ansor yang menerjunkan anggota Banser dalam mengatur ketertiban lalu lintas, parkir, dan pembagian tajil serta nasi kotak untuk buka puasa bersama.

Perlu diketahui bahwa sistem pengaturan pengawalan dan keamanan serta ketertiban selain Paspamres, Polri juga peran Banser. Maka Selaku panitia bersama bukber Romo RD Boniefasius menghaturkan apresiasi dan rasa terimakasih.

“Jadi tanpa kerjasama yang baik antara panitia dalam dan luar maka tidak akan berjalan lancar kegiatan ini. Maka saya ucapkan terima kasih atas peran serta dan partisipasi Banser dalam kegiatan ini,”  tuturnya saat upacara penutupan kegiatan. (IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button