Syaikhona Kholil

Pada akhir tahun 1924, Syaikhona Kholil yang mengetahui Kiai Hasyim Asy`ari tengah gundah gulana kemudian mengutus murid-nya As`ad Syamsul Arifin untuk mengantarkan tongkat disertai titipan ayat Al-Qur’an, Surat Thaha ayat 17-23.

Bahasa simbolik di balik pemberian ”tongkat Nabi Musa” dan tasbih dari Syaikhona Kholil kepada Hasyim Asy`ari; erat kaitannya dengan pendirian jam`iyyah (organisasi) NU atau Nahdlatul Ulama. Tongkat merupakan simbol kepemimpinan atau komando seseorang dalam mengarahkan orang lain agar tujuan organisasi dapat tercapai.

Sedangkan tasbih bermakna keseimbangan, lahir dan batin, usaha (ikhtiar) dan doa serta pengedepanan religiusitas dalam perjuangan. Tasbih juga dapat diartikan sebagai persatuan kaum nahdliyin layaknya biji tasbih yang banyak namun diikat dalam satu kesatuan.

Back to top button