Peringatan Harlah NU Berdasarkan Hitungan Kalender Hijriyah

NU Cilacap Online – Peringatan Harlah NU menggunakan Hitungan Kalender Hijriyah. Jika NU lahir pada 16 Rajab 1344 bertepatan dengan tanggal 31 Januari 1926, maka peringatan Harlah NU di tahun 2013 ini masuk ke-90 tahun.
“Kadang-kadang banyak yang keliru memeringati harlah NU setengah hijriyah dan miladiyah seperti 16 Rajab 1926. Warga NU harus mengerti, NU menggunakan hitungan tahun hijriyah,” hal itu disampaikan Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi pada acara peringatan Isra’ Mi’raj dan peringatan harlah ke-90 NU di halaman gedung MWCNU Kaliwungu Kudus, Ahad siang (9/6).
KH Sya’roni menjelaskan tahun kelahiran NU tercatat dalam kalimat bahasa Arab yang hingga kini masih dipasang pada Masjidil Aqsho Menara Kudus. Sebagai penulisnya, seorang keturunan ke-12 Sunan Kudus yakni pengusaha Ubin Damaran Kudus mendiang KH Ahmad Kamal.
Baca juga
- Tanggal & Hari Lahir NU, Badan Otonom NU & Lembaga NU
- Biografi KH Sya’roni Ahmadi Al Hafidz Kudus [Mustasyar PBNU]
“Bunyinya ma tatil bid’ah biqiyami hujjah liahlissunniyah. Bila huruf-huruf tulisan Arab itu dihitung berjumlah 1344. Kalau dengan tahun sekarang (1434) berarti tepat usia NU-90 tahun,” terangnya seraya menceritakan KH Ahmad Kamal bersama KHR Asnawi Kudus menjadi mustasyar PBNU pada masa Rais Akbar KH Hasyim Asy’ari.
Hari Lahir, Maulid dan Milad
Mengenai Istilah harlah, menurut KH Sya’roni, tidak perlu dirubah dengan istilah lainnya. Hari lahir, jelasnya, berasal dari kata maulid atau milad, kalau hari ulang tahun sama halnya dengan haul (peringatan satu tahun orang mati).
“Kalau kelahiran NU diperingati dengan istilah hari ulang tahun berarti NU sudah mati. Makanya warga NU harus teliti, peringatannya sudah sesuai memakai hari lahir (harlah),” tegasnya.
Istilah Harlah bagi organisasi NU memang sudah mendarah daging. Sudah menjadi ciri khas tersendiri. Nampaknya, Harlah juga semakin terbiasa di ranah Badan Otonom NU; seperti Harah Muslimat NU, Harlah IPNU, Harlah GP Ansor NU atau Harlah Fatayat NU dan seterusnya.
Di organisasi NU, kurang terbiasa penggunaan istilah Milad yang juga berarti hari lahir, atau peringatan hari lahir. Alih-alih menggunakan Milad, dalam tradisi NU justeru lebih popular penggunaan kata Maulid dalam peringatan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW.
Maulid disandingkan kepada lahirnya sosok Nabi pilihan; Nabi yang agung penutup para Nabi, yang diperingati setiap bulan Rabiul Awwal. Sementara penggunaan kata Harlah dalam konteks organisasi NU, lebih identik dengan bulan Rajab.