Jaringan GUSDURian Ajak Masyarakat untuk Menjaga Toleransi dan Kerukunan

Jelang Pemilu 14 Februari 2024

JAKARTA, NU Cilacap Online – Masyarakat Indonesia diminta untuk tetap menjaga toleransi dan menjaga kerukunan di saat pemilihan umum (pemilu) yang semakin dekat. Hal itu disampaikan oleh Ibu Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) 2023 Jaringan Gusdurian bertempat di Wisma Hijau, Cimanggis, Depok. 24-26/11/2023.

Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid yang merupakan istri dari Presiden ke-4 RI, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam kesempatan itu, menyampaikan pesan. Agar masyarakat tetap merawat demokrasi yang selama ini telah diperjuangkan dan dirasakan bersama saat ini.

Sinta Nuriyah menuturkan jika sikap demokratis itu telah ditelurkan oleh Gus Dur yang berisikan keadilan, kejujuran, persamaan dan juga kesetaraan serta kemanusiaan.

Demikian pun mengajak masyarakat untuk dapat memilih calon pemimpin bangsa yang dapat mengayomi seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

“Saya juga meminta pada masyarakat dapat memastikan untuk saling mengayomi seluruh golongan tanpa terkecuali,” ujarnya kepada NU Cilacap Online.

Dan kriteria pemimpin bangsa yang lainnya, yakni amanah, adil dan juga jujur.

Dia menambahkan merupakan tugas dari Gusdurian untuk dapat menyampaikan hal ini kepada masyarakat Indonesia.

“Agar pemilu dapat terlaksana dengan damai seperti keinginan semua orang. Terutama itu,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Alissa Qotrunnada Wahid mengungkapkan bahwa Pemilu 2024 jadi tantangan Jaringan Gusdurian yang terdekat. Mulai dari pemilihan legislatif (pileg), pemilihan presiden (pilpres), dan pemilihan kepala daerah (pilkada).

Menurutnya, hal tersebut harus dipikirkan bagaimana Jaringan Gusdurian melakukan pengawalan terhadap situasi ini.

“Pemilu tahun 2024 fokusnya Gusdurian adalah penyelamatan demokrasinya, bukan calon-calonnya,” ujarnya pada Refleksi Rakernas Jaringan Gusdurian.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa kampanye kita bukan dukung siapa, tetapi kampanye kita adalah damai, adil. Maksudnya kampanye pemilu adil damai dan pemilu bermartabat.

“Itu kampanye kita, dan semua bisa kena, siapapun tokohnya,” tegasnya.

Ia menjelaskan, kekuatan Jaringan Gusdurian selama ini selalu menggunakan kacamata prinsip dalam menilai segala sesuatu.

Maka dari itu, Alissa mengingatkan hal tersebut harus dipegang erat dan jangan sampai terpeleset dalam menyikapi Pemilu.

Tidak Menggunakan Gusdurian Sebagai Platform Aspirasi Politik

Selain itu, Alissa juga mengingatkan pada pijakan dalam memandang pemilu adalah mencari pemimpin bukan sebatas kontestasi kekuasaan.

Jaringan Gusdurian juga mendorong teman-teman Gusdurian untuk banyak menulis di media massa tentang bagaimana dahulu Gus Dur memandang persoalan-persoalan. Dan juga bagaimana Gusdurian melihat kondisi sekarang.

Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengapresiasi teman-teman Gusdurian yang konsisten untuk tidak menggunakan Gusdurian sebagai platform aspirasi politik. Juga tidak membawa nama Gusdurian.

Sebelumnya Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan GUSDURian, Jay Ahmad dalam keterangan persnya menyatakan. Bahwa Rakernas Jaringan GUSDURian ini adalah amanat Temu Nasional (Tunas) yang diselenggarakan di Surabaya pada 2022 lalu.

“Rakernas ini bertujuan untuk merefleksikan agenda dan merumuskan kerangka kerja gerakan Jaringan GUSDURian dalam memperkuat masyarakat sipil.” terangnya.

Gelaran Rakernas Jaringan GUSDURian kali ini, lanjut Jay, berbeda dengan sebelum- sebelumnya. Karena berdekatan dengan Pemilu 2024 yang secara serentak akan dilaksanakan di 548 daerah di Indonesia.

Berkaca pada pemilu sebelumnya, Jay melihat masyarakat Indonesia rentan terpecah belah akibat politik identitas demi politik elektoral. Seperti pada Pemilukada DKI 2017 dan Pemilu Presiden 2019.

Namun, Jay menengarai Pemilu 2024, penggunaan politik identitas sangat mungkin terjadi. Para elite yang berkontestasi berpotensi akan memainkan narasi-narasi kebencian dan agama.

Jay melihat dinamika politik akan terus berkembang. Mulai dari adanya politik dinasti, aparat pemerintah yang dinilai tidak netral. Juga keputusan MK yang dinilai sarat kepentingan politik. Dan pencatutan nama Jaringan GUSDURian guna mendapat dukungan masyarakat.

Untuk diketahui, Rakernas Jaringan GUSDURian yang berlangsung selama tiga hari tersebut diikuti seluruh lapisan. Baik individu, direktur lembaga, dan koordinator komunitas GUSDURian. Mereka tergabung dalam Jaringan GUSDURian yang tersebar di 150 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.

Melihat situasi politik jelang pesta demokrasi ini, Jaringan GUSDURian menegaskan kembali sebagai gerakan sosial. Yakni dengan kerangka kerjanya berbasis 9 nilai utama Gus Dur seperti kemanusiaan dan kesetaraan.

“Di samping memperkuat agenda gerakan guna merespons persoalan yang terjadi di masyarakat. Mulai dari kebebasan beragama dan berkeyakinan, keadilan ekologi, serta situasi politik dan demokrasi.” Pungkasnya. (IHA)

Baca juga 14 Februari, Pilpres dan Tanggal Lahir KHM Hasyim Asy’ari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button