Rumah Warga Roboh Terkikis Banjir, Warga Mulai Keluhkan Penyakit

NU CILACAP ONLINE – Akibat terkikis banjir, 1 rumah warga roboh Kamis (17/12/20) kemarin. Sepekan banjir Cilacap part 3 melanda beberapa wilayah kabupaten, warga mulai keluhkan berbagai penyakit seperti pusing dan gatal-gatal

Rumah warga yang roboh tersebut adalah milik Agus Taryono warga  RT 01/01 Dususn Wringinharjo Desa Gandrungmangu Kecamatan Gandrungmangu. Menurut kesaksian warga, rumah yang terbuat dari papan kayu ini roboh karena  kikisan air sedangkan kondisi rumah memang sudah cenderung lapuk. Mendapatkan laporan warga, Banser bersama warga langsung bergerak mengevakusi rumah korban.

Sejak Minggu 13 Desember 2020, akibat tingginya curah hujan pada Sabtu Sore 12/ 12/20) sampai Minggu sore 13/12/20) banjir melanda di 4 kecamatan;  Bantarsari, Gandrungmangu, Sidareja, dan Majenang. Namun yang paling parah adalah kecamatan Gandrungmagu dan Sidareja.

Banjir di Kecamatan Sidareja

Di Kecamatan Sidareja juga mengalami banjir yang terhitung  parah kali ini. 5 wilayah tardampak banjir yakni Desa  Sidareja, Tegalsari, Sidamulya ,Sudagaran,  Gunungreja, Gendiwung, dan Tinggarjaya. Wilayah banjir terparah adalah Desa  Sudagaran dan Gendiwung.

Berdasarkan laporan Tim  NU Peduli Sidareja kepadaWebsite Berita Nahdlatul Uama NU Cilacap Online, di  desa Tegalsari tepatnya Dusun Tegal Beek, jumah korban sejumlah 200 KK sedangkan Desa Gunungreja ada 400 KK. Namun kedua desa tersebut tidak terlalu parah sehingga warga tidak mengungsi.

NU Peduli
dok, NU Peduli

Desa Sidamulya mengalami banjir yang cukup parah.   Sejumlah 700 KK menjadi korban terdampak banjir. Mereka bahkan terpaksa mengungsi karena air masuk rumah dan tidak memungkinkan untuk bertahan. Kasarkoryon Banser Sidareja Willi Hartoyo menuturkan bahwa  wilayah terdampak banjir yang parah adalah Desa Sudagaran dan Desa Gendiwung.

Baca Juga: Rumah Warga Roboh Terkikis Banjir, Warga Mulai Keluhkan Penyakit

“Hampir 75 persen wilayah desa terendam banjir. Air masuk rumah-rumah warga dan tempat ibadah. Namun hingga saat ini  belum diketahui pasti berapa jumlah pasti korban yang terdampak”, kata Willy Hartoyo.

Banjir di Kecamatan Bantarsari

Menurut laporan BPD Kecamatan Bantarsari Wagimin, untuk banjir kali ini kecamatan Bantarsari memang terdampak tapi tidak separah banjir pertama.  Hanya ada satu wilayah terdampak yakni dusun Cikerang Desa Bantarsari. Tidak begitu parah, akan tetapi debit air akan naik saat hujan deras. Hal ini disebabkan karena jebolnya tanggul Sungai Cimeneng ditambah letaknya di dataran rendah sehingga menjadikan rawan banjir.

“Tercatat 300 rumah warga Cikerang terendam banjir.tidak begitu tinggi sih, tetapi menggenangi jalanan dan halaman rumah warga sehingga aktifitas warga terganggu. Tidak ada posko juga karena memang warga tidak ada yang mengungsi. Mereka tetap bertahan di dalam rumah. Akan tetapi mereka membutuhkan obat-obatan. Terutama salep dan obat gatal-gatal,” kata Wagimin.

NU Peduli
dok. NU Peduli

Banjir Di Kecamatan Gandrungmangu

Sementara itu, Kecamatan Gandrung mengalami banjir cukup parah kali ini. Berdasarkan data assessment lapangan yang dihimpun oleh Tim NU Peduli,  empat desa tergenang banjir yakni Wringinharjo, Bulusari, Cisumur, dan Sidaurip. Sejumlah 605 KK   (2.302 jiwa ) terdampak banjir dan  sebanyak 26 KK ( 74 jiwa) terpaksa mengungsi. Berikut rinciannya;

  1. Desa Wringinharjo, Dusun Tambangan meliputi 5 RT; RT 2, RT ,3 RT 5,  RT 6, dan RT 7. Jumlah korban 143 KK (572 Jiwa), jumlah pengungsi  3 KK (10 jiwa. Lokasi pengungsian Masjid Baitul Muklis.
  2. Desa Bulusari Dusun Bojong  hanya 1  RT terdampak yakni RT 1/1. Jumlah warga terdampak Jumlah 40 KK (174 Jiwa). Pengungsi 0
  3. Desa Cisumur meliputi 4 dusun yakni ; Dusun Balai Panjang  (2 RT) , Dusun Wanadadi (2 RT),  Dusun Cisumur ( 2 RT), dan Dusu Dungunsari ( 3 RT). Jumlah korban 261 KK ( 1044 jiwa dan pengungsi 0.
  4. Desa Sidaurip meliputi 2  Dusun yakni;  Gebangsari ( 6 RT) dan Dusun Sidasari (1 RT). Jumlah korban 161 KK (521 jiwa) dan jumlah warga yang mengungsi 23 KK (64 jiwa). Tempat pengungsian Balai Desa Sidaurip.

Informasi terakhir Kamis malam (17/12/20) masuk dari koordinator NU Peduli Gandrung  Anwar, genangan air di Desa Wringinharjo dan Bulusari akibat banjir telah mulai surut dan menurun setinggi 20-25 cm setelah sebumnya dikabarkan di awal terjadinya banjir  tinggi debit air mencapai 140 CM.

“Warga Wringinharjo juga sudah mulai pulang ke rumah masing-masing. Bahkan warga Bulusari secara keseluruhan sudah pulang rumah. Namun untuk  Desa Sidaurip genangan air masih tetap bahkan pengungsi terus bertambah. Diperkirakan debit air bisa terus bertambah bila hujan deras masih turun. Sedangkan data yang masuk ke kami juga masih data jalan, jadi sewaktu-waktu bisa berubah mengingat pendataan masih terus berjalan. Tapi kami berharap hujan deras tidak lagi  turun sehingga air bisa segara surut” tutur Anwar.

Untuk menanggulangi korban banjir, koordinator donasi   Tim NU Peduli, Ahmad Fauzi menjelaskan bahwa timnya   telah mendirikan posko dan dapur umum di beberapa titik yang tersebar di Kecamatan Gandrungmangu dan Sidareja. Begitu juga bantuan logistik untuk korban banjir terus mengalir meski tidak sebanyak pada saat banjir part 2 kemarin.

Fauzi melanjutkan, “Tim NU Cilacap Peduli, yang merupakan sinergi penanganan bencana antar-lembaga dan Banom NU di Cilacap, bergerak cepat sejak hari pertama meninjau langsung ke lokasi bencana, kemudian melakukan evakuasi, membuka posko, mendirikan dapur umum, memberikan layanan kesehatan, dan menyalurkan bantuan kebutuhan mendesak lainnya kepada warga terdampak banjir dan longsor,”

Fauzi yang juga direktur divis program LAZISNU Cilacap juga menjelaskan  bahwa kehadiran NU Cilacap Peduli sangatlah dibutuhkan oleh masyarakat dalam upaya penanganan bencana, kesehatan warga saat dan pasca banjir, juga pengadaan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan selama masa banjir.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button