Mengenang HM Murtado, Pejuang Toleransi Majenang Cilacap

NU CILACAP ONLINE – Desember 2020 lalu saat Jemaat muslim Ahmadiyah Indonesia (JAI) Majenang Cilacap akan membangun sebuah Masjid menghadapi berbagai penolakan dari beragam kelompok masyarakat. Ketika itu Almarhum Almagfurlah HM Murtado yang merupakan Koordinator Gusdurian Majenang maju menghadapi.

Dengan upaya menetralisir keadaan, dengan keberanian memperjuangkan nilai-nilai Islam dan kemanusiaan itulah dia berhasil membawa masyarakat sadar dan bahkan turut serta bangun masjid tersebut secara gotong royong. Sehingga almarhum dikenang sebagai Bapak Pejuang Toleransi dan Perdamaian Majenang.

Pembangunan Masjid Baitul Masroor yang terletak di Dusun Cigintung, Desa Sadabumi, Kec. Majenang, Kab. Cilacap sebagai tempat ibadah dan sarana dakwah JAI di Majenang pun terwujud. Dimulai dengan peletakan batu pertama pada 3 Mei 2021 atau 21 Ramadhan 1442 H dan diresmikan tanggal 12 Juni 2022. Ungkap Mubaligh JAI Iman Mubarak Ahmad, Senin, (09/10/2023).

Disampaikan, sejak berkhidmat sebagai Mubaligh JAI di Majenang Kabupaten Cilacap tahun 2020 – 2023, Dirinya mengaku mengenal dengan baik pada figur dan sosok Almarhum Almagfurlah HM Murtado. “Dengan semangat rela berkorban itulah yang kami kenang dan tak terlupakan.” Akunnya.

Bapak Pejuang toleransi dan perdamaian Majenang itu memiliki ketulusan dan keberanian dalam memperjuangkan keberagaman dan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karenanya dedikasi yang diberikan oleh HM Murtado begitu menyentuh kalbu sanubari dan itu benar adanya.

“Sebagai Koordinator Gusdurian Majenang, Gus Tado, panggilan akrab saya, telah menerima saya dan saudara-saudara Jamaah Muslim Ahmadiyah Majenang untuk bersama-sama memajukan nilai-nilai keislaman, terutama dalam mewujudkan toleransi dan perdamaian di Majenang.” terang Iman.

Hal tersebut terlihat jelas, lanjutnya, ketika Jamaah Muslim Ahmadiyah Majenang sedang membangun sebuah Masjid dan sekelompok orang menolak pembangunan Masjid tersebut, namun saat itu beliau maju menghadapi berbagai penolakan dan berupaya untuk menetralisir keadaan.

“Sehingga wal hasil, Alhamdulillaah, Tsumma Alhamdulillah, Masjid tersebut pun memberi manfaat bagi masyarakat setempat, selain sebagai tempat Ibadah dan sarana dakwah bagi Jamaah Muslim Ahmadiyah juga saudara-saudara Muslim lainnya. Oleh karenanya atas nilai perjuangan dan manfaat keberadaan masjid itu memberikan inspirasi kami membuat film dokumenter berjudul ‘The Story of Cigintung’.” Imbuhnya.

Nilai-nilai Kemanusiaan Nyata yang diperjuangkan HM Murtado

Nilai-nilai kemanusiaan yang ditanamkan oleh HM Murtado, merupakan warisan dari Guru mulia KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Oleh karenanya Haji Mochamad Murtado, SE atau yang akrab disapa Gus Tado tersebut merupakan seorang yang memiliki peranan penting dalam sejarah JAI (Jemaat Ahmadiyah Indonesia), bahkan dirinya yang mempersilakan rumahnya sebagai tempat untuk bernaung.

Wafatnya HM Murtado, SE (53 tahun) pada hari Rabu, 4 Oktober 2023 membuat duka mendalam bagi keluarga besar Jemaat Ahmadiyah di Majenang bahkan Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI)

“Kami sangat kehilangan beliau ketika mendengar berita kewafatan beliau.”

“Semoga Allah Swt membalas seluruh kebaikan beliau dan semoga kami bisa meneruskan nilai-nilai kemanusiaan yang telah beliau tanam.”

“Selamat jalan, Gus. Selamat kembali keharibaan Sang Kekasih Sejati, yaitu Allah Swt.”

Sementara itu warga sekitar masjid Masroor, Sukim Abdul Hakim menyatakan merasa berterima kasih adanya masjid sebagai sarana ibadah dan dakwah di lingkungannya.

“Kami bersyukur adanya masjid tersebut dan adapun kegiatan pengajian rutin, mingguan dan bahkan juga taklim tarbiat menambah wawasan keislaman kami, semoga menjadi kuat iman, dan jiwa takwa kami, Aamiin.” Pungkasnya. (IHA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button