Kiai Muda Kawunganten: Mengalirkan Keberkahan Berorganisasi

NU CILACAP ONLINE – Berorganisasi di masa kini harus tabah dengan kebesaran jiwa. Terutama laku lampah, tata laksana organisasi harus terus mengalirkan kebermanfaatan, kebaikan, keberkahan. Dan itu yang harus selalu dilakukan oleh GP Ansor dan Fatayat NU.

Ungkapan tersebut mengawali tausiyah Kiai Muda asal Kawunganten Sahabat Ahmad Ngathoizzakirin dalam kegiatan silaturahmi dan tasyakuran. Yakni dalam rangka Peringatan Hari Lahir (Harlah) Gerakan Pemuda (GP) Ansor ke 90 dan Fatayat NU ke 74 yang bertempat di halaman Gedung Pusdiklat NU Cilacap. Jalan Raya Kalisabuk KM 15 Kesugihan Cilacap pada Jumat (19/04/2024) malam.

Lanjut Gus Ngato, demikian ia disapa. Dalam berorganisasi harus jaga ittihadul wahdah, tali silaturahim, satu kesatuan jangan sampai tercerai berai.

Dawuh ulama dahulu “kebenaran yang tidak terstruktur atau terorganisir maka kebatilan yang terorganisir akan mengalahkannya,” sekali lagi lanjutnya. “kebenaran yang tidak terorganisir dapat dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir,”

الحقّ بلا نظام يغلبه الباطل بالنظام

Demikian mengutip ungkapan dari seorang ulama asal Turki bernama Musthafa Shabri Afandi (w. 1373 H/1954 M) yang bersandar pada Khalifah ke 4 Sahabat Ali Bin Abi Thalib.

Selain itu, adapun pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, serta NKRI harga mati sebagai ketetapan keyakinan menjadi falsafah dalam berbangsa dan bernegara, dan dalam ber-NU tetap jaga konsistensi mengibarkan paham Ahlussunah wal jama’ah sebagai benteng pertahanan dari pemahaman-pemahaman radikal/ekstrem.

5 Bekal Perjuangan Jam’iyyah

Gus Ngato menyebutkan ada 5 bekal perjuangan sebagai pesan suci yang harus dimiliki oleh GP Ansor, Fatayat NU bahkan seluruh warga NU

Pertama, ats-Tsiqatu bi Nahdlatil Ulama, setiap warga NU bahkan kader Ansor, Fatayat harus mempercayai NU sebagai tuntunan hidup yang sesuai. Tidak semerta-merta timbul secara sikap batin semata, melainkan realisasi yang bersifat lahir pula,

Kedua, al-Ma’rifat wal Istiqan bi NU, warga NU harus memahami NU secara keseluruhan, NU adalah ilmu, NU harus dipelajari, tidak hanya berproses secara alamiah. Agar keyakinan itu tumbuh secara sungguh-sungguh.

Baca juga Gus Nas Mengajak Kader Muda NU untuk Terus Menjaga NU dengan Baik

Ketiga, al-istikomatu wa al-amalu bi Ta’limi NU, warga NU harus istikamah mengamalkan ajaran dan tuntunan NU. Tuntunan NU adalah tuntunan Islam yang berlandaskan al-Quran dan Hadits, yang dinarasikan menurut bimbingan madzhab. Tidak melulu menuruti akal yang kadang dominan terhadap nafsu. Namun, peran akal mempunyai porsi seluas-luasnya tapi dengan bimbingan yang tertib dan sempurna.

Sedangkan yang keempat, al-Jihadu fi Sabili NU, artinya memperjuangkan NU agar tetap jaya dan berkembang pesat, dengan bimbingan dan restu para ulama,

Kelima, danash-Shabru fi Sabili NU, sabar dalam ber-NU, baik sabar dalam melakukan tugas, dan sabar dari bujuk rayu yang tidak senada dengan ajaran-ajaran NU serta bujuk rayu duniawi.

GP Ansor Dan Fatayat NU merupakan organisasi pemuda dan pemudi Nahdlatul ‘Ulama, keduanya merupakan badan otonom (Banom) yang telah menginjak diusianya yang telah, dan cukup matang oleh karenanya peringatan harlah bersama merupakan bentuk ittihadul wahdah, sinergitas dalam membangun persatuan dan kebersatuan.

Silaturrahmi dan tasyakuran bersama harlah GP Ansor dan Fatayat NU Cilacap dihelat jelang acara Konfercab NU Cilacap sebuah momentum akbar yang akan dilangsung mulai Sabtu hingga Ahad (20-21/4/2024).

Adapun jejak digital kegiatan Silaturahmi dan Tasyakuran Harlah GP Ansor ke-90 dan Fatayat NU ke-74 dalam rangkaian Pra Konfercab NU Cilacap 2024 bisa ditonton di bawah ini!!!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button