Mencintai Keturunan Rasulullah Menurut Syaikhuna Maimun Zubair

NU CILACAP ONLINE – Almaghfurlah Syaikhuna Maimun Zubair merupakan sosok ulama yang sangat menghormati (mencintai) Keturunan (Ahlul Bait) Rasulullah ﷺۨ, terlebih keturunan Rasulullah yang ‘itrah (yang alim). Sebab di akhir zaman, kebanyakan ulama yang alim adalah dari keturunan Rasulullah ﷺۨ.

Rasulullah ﷺۨ bersabda: “Hai manusia, saya tinggalkan kepada kalian dua perkara, jika kalian mengikuti apa yang ada di dalamnya, maka kalian tidak akan pernah tersesat. Yaitu, kitab Allah (Al Qur’an) dan keluargaku yang ‘itrah.” (HR Hakim)

Menurut Almaghfurlah Syaikhuna Maimun Zubair, ‘itrah adalah keturunan Rasulullah ﷺۨ yang alim dalam masalah agama Islam.

Kehadiran keturunan Rasulullah Muhammad ﷺۨ akan membawa berkah terhadap daerah yang akan di- singgahinya, seperti Hadrahmaut dan Pulau Jawa.

Dahulu sebelum keturunan Rasulullah Muhammad ﷺۨ singgah di Hadrahmaut dan Jawa, daerah tersebut tidak banyak mengandung keberkahan. Namun setelah disinggahi keturunan Rasulullah ﷺۨ daerah tersebut menjadi berkah, baik berkah alamnya maupun spritualnya (agamanya).

Almaghfurlah Syaikhuna Maimun Zubair berpesan kepada santri-santrinya agar di akhir zaman mengikuti jejak-jejak keturunan Rasulullah ﷺۨ yang ‘itrah.

Oleh karena itu, sebagai manifesti atas semua itu, di usianya beliau yang 80-90-an (saat itu, red.), Almaghfurlah Syaikhuna Maimun Zubair sering mengajarkan kitab-kitab karangan keturunan Rasulullah ﷺۨ. Seperti Kitab Is’adurrafiq, Kitab Syarah Muraqil ‘Ubudiyyah, Kitab Nashaihud Diniyah dan Kitab Ad-Dakwa al Tammah.

Keturunan Rasulullah ﷺۨ di akhir zaman, menurut Almaghfurlah Syaikhuna Maimun Zubair seperti perahunya Nabi Nuh ‘alaihissalam yang di saat terjadi banjir bandang yang dapat menenggelamkan manusia yang dilaluinya jika tidak mau menaikinya.

Baca juga Hidup, Cinta, dan Sikap adalah Pilihan

Barang siapa yang mau menaiki perahunya Nabi Nuh ‘alaihissalam, maka dia akan selamat dari banjir tersebut. Dan, barang siapa tidak mau menaikinya, maka dia akan tenggelam.

Rasulullah ﷺۨ bersabda: “Perumpamaan Ahlli Baitku itu bagaikan perahunya Nabi Nuh. Barang siapa yang naik di dalamnya, maka akan selamat. Dan, barang siapa yang berpaling darinya, maka akan tenggelam.” (HR At-Thabrani).

Mencintai Keturunan Rasulullah Menurut Syaikhuna Maimun Zubair

Menurut Almaghfurlah Syaikhuna Maimun Zubair, banjir bandang yang terjadi di akhir zaman itu berbeda dengan banjir bandang yang pada zaman Nabi Nuh ‘alaihissalam. Banjir bandang yang ada di akhir zaman berupa kekafiran yang merajalela.

Pagi-pagi seseorang dalam kondisi muslim, namun sore harinya menjadi murtad. Begitu juga sebaliknya. Semua ini terjadi karena mereka tidak mau menjaga aqidahnnya dengan penuh kehati-hatian (dengan teguh).

Rasulullah ﷺۨ bersabda: “Pagi-pagi seseorang dalam kondisi beriman, namun sore harinya dia menjadi kafir. Dan sore-sore seseorang dalam kondisi beriman, namun pagi harinya dia menjadi orang yang kafir.” (HR Ahmad).

Di akhir zaman kalau ingin selamat & aman maka naik perahunya Nabi Nuh AS yaitu Ahlu Baitnya (Keturunannya) Nabi Muhammad SAW yang dipilih yang suci-suci dan yang dapat hidayah (berilmu/ Alim-Alim).

Almaghfurlah Syaikhuna KH Maimun Zubair hampir selalu mengulang-ulang keterangan tentang Habaib (para Habib), tentang kemuliaan mereka, Selalu Beliau mengulang-ulang syair ini;

أهل بيت المصطفى الطهر * هم أمان الأرض فاذكر
شبهوا بالأنجم الزهر * مثل ما قد جاء في السنن
وسفين للنجاة إذا * خفت من طوفان كل أذى
فانج فيها لا تكون كذا * واعتصم بالله واستعن

“Keluarga Nabi ﷺ yang suci.. Mereka pengaman di bumi ini, maka jadikanlah ia pengingat diri…”
“Mereka diibaratkan seperti bintang yang bersinar, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam banyak hadits Nabiyil Musthofal Akhyar..”
“Juga bagaikan perahu yang memberi kita keselamatan, saat kita digoncang ketakutan”
“Maka raihlah keselamatan bersama mereka, dan mohonlah pertolongan kepada Allah Tuhan alam semesta”

Amaghfurlah KH Maimun Zubair

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَ بَارِكْ وَ سَلِّمْ

Semoga bermanfaat untuk kita semua Aamiin

Sumber: FB Ulama & Kiai Nusantara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button