KH Maimun Zubair: Hasil Muktamar NU Sah dan Mengikat

Hasil Muktamar NU Sah dan Mengikat. Pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang Rembang KH Maimun Zubair menegaskan bahwa hasil Muktamar Ke-33 NU di Jombang adalah sah dan mengikat.

“Muktamar Jombang wingi (kemarin) secara hukum sah dan mengikat. Tidak perlu lagi ada yang mempertanyakan,” tegasnya di hadapan ribuan peserta halalbihalal Persatuan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyyah Kaaffah (P4SK), Sabtu malam (8/8).

Acara yang digelar di Pondok Pesantren API Tegalrejo Magelang itu antara lain dihadiri Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj, pengasuh Ponpes Al Falah Kediri KH Nurul Huda Djazuli (Gus Dah), Ketua Panitia KH Yusuf Chudlori, dan seluruh pengasuh pondok pesantren yang tergabung dalam P4SK. Menurut Mbah Maimun, keputusan dalam muktamar segera dilaksanakan karena merupakan produk hukum dan organisasi.

“Kita tunggu kerja Pak Said memimpin NU ke depan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan KH Nurul Huda Djazuli. Menurut Gus Dah, duet Rais Am KH Ma’ruf Amin dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj sangat ideal untuk membawa NU lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia.

Artikel Terkait

“Sejak awal, apalagi saat AHWA (ahlul halli wal aqdi) yang dipimpin Mbah Maimun rapat, saya berangan-angan, semoga yang terpilih Kiai Ma’ruf Amin dan Kiai Said. Ternyata angan-angan saya dikabulkan Allah. Ahwa memilih kiai yang tepat untuk memimpin NU,” katanya.

Gus Dah menambahkan, muktamar memang berlangsung hangat, tetapi bukan panas.

Saya selalu hadir setiap kali NU muktamar. Tetapi baru kali ini saya hadir sampai tuntas. Lima hari di Jombang. Mung pingin weruh Kiai Said dan Kiai Ma’ruf terpilih. Alhamdulillah suasana yang hangat tadi sudah dingin,” tandasnya.

Gus Dah juga menunggu kepengurusan PBNU yang akan disusun Said beserta tim formatur. “Kita tunggu saja susunan kabinet, jangan diganggu, apalagi ada pihak yang mau menggugat hasil muktamar NU.

Pilihan para kiai kok digugat. Bisa kualat. Tadi saya tanya Kiai Said, kabinet sudah jadi. Katanya sedang disusun. Maka kita tunggu saja. Semoga pengurus diisi orang-orang asli NU, profesional, dan ber-akhlakul karimah,” paparnya.

Said Aqil menegaskan, ke depan dia akan tetap mengembalikan NU ke pondok pesantren baik secara fisik maupun nonfisik. “NU itu ya mayoritas di pondok pesantren. Saya paling nggak suka kegiatan NU dilakukan di hotel, asrama haji. Pleno di pondok, munas ya di pondok, muktamar ya di pondok. Kita semua santri, harus di pondok,” tegasnya.

Ke depan, Said mengingatkan agar NU selalu menjadi pelopor dalam menciptakan kehidupan dan toleransi antarumat beragama. “Jangan sampai kita bertengkar hanya gara gara perbedaan agama, suku, dan keturunan. Asal semua berperilaku baik, semua umat manusia harus kita lindungi dan kita buat nyaman kehidupannya. Saya mohon doa dan dukungan para kiai agar saya mampu mengemban amanat ini,” tandasnya. (SuaraMerdeka)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button